AP Ungkap Sekitar 600 Warga Sipil jadi Korban Pengeboman Rusia di Mariupol

Jumlah korban tewas dalam pengeboman teater, yang menjadi lokasi perlindungan warga sipil di Ukraina, ternyata lebih banyak dari perkiraan. AP

PARBOABOA, Pematangsiantar - Kantor berita Associated Press (AP) mengungkapkan, hampir 600 orang telah menjadi korban pengeboman yang dilakukan oleh Rusia di Kota Mariupol, Ukraina. 

Dari laporan yang dikutip Parboaboa, Kamis (5/5/2022), AP telah mengumpulkan bukti-bukti dan mewawancarai puluhan saksi mata serta sejumlah ahli guna menyelidiki jumlah korban tewas di gedung Teater Drama Akademi Regional Donetsk tersebut. 

Sebelumnya, disebutkan bahwa sekitar 300 orang menjadi korban tewas dari serangan maut yang berlangsung pada 16 Maret lalu itu. 

Jika jumlah korban terverifikasi, maka serangan Rusia itu akan tercatat sebagai serangan tunggal paling mematikan terhadap warga sipil. Sebelumnya tak pernah ada serangan yang semematikan itu. 

AP telah melakukan reka ulang tentang apa yang terjadi di dalam teater pada hari nahas itu berdasarkan keterangan para penyintas, regu penyelamat, dan mereka yang mengenal seluk-beluk bangunan kesenian tersebut. 

Kantor berita yang berbasis di New York, Amerika Serikat, itu bahkan melakukan penggambaran terhadap kedua lantai gedung teater dan menyatukan berbagai foto dan video yang diambil oleh pengungsi di dalamnya, sebelum dan setelah serangan bom, yang kemudian dianalisis oleh para ahli. 

Namun demikian, terputusnya jaringan telekomunikasi, banyaknya orang yang keluar masuk gedung, dan ingatan yang kabur akibat trauma, membuat jumlah pasti dari korban tewas tak akan pernah terungkap. 

Dari dokumen yang didapat AP, pemerintah Ukraina sendiri telah membuka penyelidikan terkait pengeboman teater itu dan menyebut 300 orang tewas di dalamnya. 

Para wartawan AP, melalui rekonstruksi permodelan 3 dimensi, bahkan memberikan jumlah korban yang lebih tinggi lagi. 

Itu didapat dari keterangan saksi mata serta penyintas yang melihat permodelan itu dan menunjukkan secara detail di bagian mana saja orang-orang berlindung dalam teater tersebut. 

Banyak penyintas yang menyebutkan, terdapat sekitar 1.000 orang di dalam gedung teater saat serangan udara Rusia dilakukan. Akan tetapi, jumlah orang yang berhasil menyelamatkan diri hanya sekitar 200.

Mereka yang selamat berhasil kabur melalui pintu keluar utama dan pintu masuk utama. Sementara sisi belakang bangunan hancur total. 

Investigasi AP juga menolak mentah-mentah klaim Rusia yang menyebut bahwa teater itu dihancurkan sendiri oleh pasukan Ukraina atau dialihfungsikan sebagai pangkalan militer. 

Itu karena tak ada saksi mata yang melihat satupun pasukan Ukraina beroperasi di dalam atau sekitar bangunan teater itu. 

Dan tak seorang pun ragu jika teater itu memang dibom oleh Moskow melalui serangan udara presisi yang menarget warga sipil. Serangan yang sengaja dilakukan di tempat penampungan warga sipil, dengan banyak anak-anak di dalamnya. 

James Gow, seorang profesor keamanan internasional dari King’s College London, mengatakan, dengan mendokumentasikan apa yang terjadi di teater itu sangatlah penting untuk membangun pola serangkaian kejahatan terhadap kemanusiaan di Ukraina. 

"Keterangan kuat para saksi mata sangatlah penting guna membangun tindakan (ilegal Rusia) yang meluas dan sistematik," kata Gow, yang juga seorang saksi mata ahli bagi Tribun Kriminal Internasional PBB bagi Yugoslavia. 

Mariupol menjadi simbol utama atas kehancuran yang dilakukan oleh Rusia dan juga simbol pertahanan gigih pejuang Ukraina. Nasib kota itu kini berada di ujung tanduk. 

Otoritas setempat mengatakan, sekitar 20.000 warga sipil tewas selama serbuan Rusia. Kota itu terisolasi dan dikhawatirkan bakal ada temuan lain terkait kejahatan perang yang bakal terungkap. 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS