PARBOABOA, Jakarta - Tahun ini, sebanyak 241 ribu jemaah haji dari Indonesia akan siap diberangkatkan.
Kuota tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah karena mengalami kenaikan sekitar 20 ribu orang dari jumlah biasanya, yaitu 221 ribu orang yang disetujui oleh Raja Arab Saudi.
Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al-Rabiah telah menandatangani kesepakatan yang diatur dalam perjanjian perhajian (Ta'limatul Hajj) untuk musim haji 1445 H/2024 M.
"Kita sepakat dengan pihak Arab Saudi, salah satunya mengenai jumlah jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan, yaitu sebanyak 241 ribu orang," ungkap Menag Yaqut, Sabtu (13/1/2024).
Sebagai perbandingan, pada tahun 2019, Indonesia diberikan kuota untuk 231 ribu jemaah haji. Namun, angka tersebut mengalami penurunan menjadi 100.051 pada tahun 2022 karena adanya pandemi Covid-19.
Sedangkan pada penyelenggaraan haji tahun 2023, Indonesia mendapatkan kuota sebanyak 229 ribu.
Menurut Menag Yaqut, selain bertambahnya jumlah kuota terdapat beberapa peningkatan layanan perhajian yang disepakati dalam.
"Sebagai contoh, penempatan jemaah di Mina dapat kita atur agar tenda jemaah berada lebih dekat dengan jamarat. Ini dapat terwujud asalkan pelaksanaan kontrak dilakukan dengan lebih cepat," ujar Menag, Sabtu (13/1/2024).
Kebebasan Memilih Layanan
Terkait dengan peningkatan layanan, Pemerintah Arab Saudi memberikan kebebasan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk memilih penyedia layanan (syarikah) saat puncak haji.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq Al-Rabiah menyatakan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia.
"Kami merasa senang dan dihormati karena bisa menjadi penyelenggara bagi jemaah haji dari seluruh dunia, terutama Indonesia. Kami juga siap untuk berdiskusi guna meningkatkan kualitas layanan bagi para dhuyufurrahman," ujar Tawfiq.