Mengenal William Ruto: Presiden Kenya Kontroversial yang Pecat Hampir Seluruh Menterinya

Presiden Kenya, William Ruto. (Foto: President.go.ke)

PARBOABOA, Jakarta - Kenaikan pajak yang akan diterapkan di Kenya, sebuah negara di Afrika Timur akhirnya batal.

Rancangan Undang-Undang Keuangan yang memicu aksi unjuk rasa besar-besaran di negara itu akhirnya dibatalkan Presiden Kenya, William Ruto. 

Imbas dari pembatalan tersebut, Ruto memecat hampir seluruh kabinetnya. Termasuk Jaksa Agung Kenya.

Meski begitu, hanya wakil presiden, perdana menteri kabinet dan menteri luar negeri yang tidak dipecat Ruto. 

Melansir AFP, keputusan pemecatan jajaran kabinetnya itu dilakukan Ruto setelah mendengarkan dengan seksama dan merenungkan, apa yang telah disampaikan rakyat Kenya.

Ia mengatakan akan segera berkonsultasi dengan berbagai sektor dan formasi politik, serta warga Kenya di sektor publik dan swasta.

Tujuannya, kata Ruto, untuk membangun pemerintahan yang berbasis luas.

Saat ini, utang publik Kenya telah mencapai 10 triliun shiling (mata uang Kenya) atau setara Rp1.256 triliun. 

Jumlah utang Kenya ini telah mencapai 70 persen dari PDB. 

Keputusan pemerintahan Ruto untuk meminjam lebih banyak uang mengakibatkan defisit fiskal di Kenya dari 3,3 persen menjadi 4,6 persen.

Siapa William Ruto?

William Ruto saat ini menjadi Presiden Kenya yang cukup kontroversial.

Orang nomor satu di Kenya ini bernama bernama asli William Kipchirchir Samoei Arap Ruto. 

Ia lahir pada 21 Desember 1966 dan menjabat sebagai Presiden Kenya sejak 13 September 2022. Ruto terpilih bersama Rigathi Gachagua yang menjadi wakil presidennya. 

Mengutip Wikipedia, Ruto juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Kenya sejak 2013.  

Suami Rachel Chebet ini terpilih sebagai Wakil Presiden bersama Presiden Uhuru Kenyatta dari Jubilee Alliance. 

Sebelum menjadi Wakil Presiden dan Presiden Kenya, Ruto juga pernah menjadi anggota parlemen periode 1998-2013. Ia sempat bernaung di beberapa partai, sebelum akhirnya berlabuh di Partai Demokrat Kenya, atau United Democratic Alliance sejak 2021.

Pada pemerintahan Daniel Arap Moi, pria 7 orang anak pernah menjadi Menteri Dalam Negeri dari Agustus hingga Desember 2002. 

Kemudian sebagai Menteri Pertanian Kenya di era pemerintahan Mwai Kibaki sejak 2008 hingga 2010.

Pada April hingga Oktober 2010, lulusan Universitas Nairobi ini terpilih menjadi Menteri Pendidikan, Sains dan Teknologi Kenya.

Latar Belakang Kerusuhan Kenya

Rencana kenaikan pajak dan pemotongan pendapatan untuk asuransi kesehatan yang diajukan Presiden William Ruto menjadi dalang penyebab kerusuhan di Kenya, akhir Juni lalu.

Masyarakat Kenya khawatir, kenaikan pajak tersebut akan meningkatkan harga bahan pokok di sana. 

Apalagi dalam rencana tersebut, Pemerintah Kenya juga menetapkan  kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 16 persen untuk produk roti dan kendaraan bermotor.

Tak hanya itu, Pemerintah Kenya juga menetapkan potongan 2,75 persen pendapatan untuk mendanai asuransi medis nasional Kenya.

Padahal dalam kampanyenya, Presiden Kenya, William Ruto berjanji akan meringankan pajak dan menurunkan biaya hidup masyarakat.

Kebijakan tersebut lantas memicu protes besar dari warga Kenya. 

Mereka menggelar demonstrasi massal di gedung DPR yang terletak di ibu kota Nairobi, hingga berujung ricuh. 

Sebagian gedung DPR Kenya dibakar massa saat itu. Anggota parlemen Kenya pun melarikan diri agar terhindar dari kerusuhan.

Kerusuhan tersebut juga menewaskan 23 warga, membuat puluhan lainnya terluka dan ratusan demonstran ditangkap.

Selain Nairobi, kerusuhan juga meluas ke sejumlah kota lain di Kenya.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS