PARBOABOA, Jakarta – Gempa bumi yang melanda Maroko pada Jumat (8/9/2023) lalu, terus menyebabkan korban jiwa yang kian bertambah. Bahkan, update terbaru mengatakan bahwa total korban jiwa bertambah menjadi 2.012 orang.
Hal itu disampaikan Kementerian Dalam Negeri Maroko pada Minggu pagi (10/9/2023) tadi. Sementara korban 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 jiwa dalam kondisi kritis.
Para warga disana masih berupaya mencari korban selamat yang terperangkap di lereng gunung, reruntuhan bangunan, dan beberapa tempat lain.
Gempa bumi terjadi di wilayah pegunungan High Atlas di Maroko pada malam Jumat, mengakibatkan kerusakan pada bangunan tua di Kota Marrakech, kota terdekat dengan pusat gempa.
Sementara itu, wilayah yang paling terdampak berada di daerah pegunungan sekitarnya.
Di desa Amizmiz, yang berdekatan dengan pusat gempa, tim penyelamat bekerja keras untuk mengangkat puing-puing dengan tangan kosong karena batu-batu yang roboh menghalangi jalan-jalan yang sempit dan menghambat akses.
Rumah sakit di sekitar wilayah gempa tersebut penuh, hinggaada , sekitar 10 jenazah berada di depan halaman rumah sakit terletak di bawah selimut. Diiringi keluarga yang berduka berdiri di sekitarnya.
Para tim penyelamat berusaha mencari korban yang belum ditemukan dengan berdiri di atas lantai yang roboh di satu bangunan di Amizmiz, dengan potongan-potongan karpet dan perabotan menonjol dari reruntuhan.
Situasi terkini, para korban yang selamat membutuhkan banyak makanan dan tempat tinggal layak huni. Hanya ada satu toko yang buka pasca gempa tersebut, yang menyebabkan antrean panjang pengunjung untuk menemukan persediaan makanan.
Pemerintah Maroko telah mengumumkan periode berkabung nasional selama tiga hari, yang ditandai dengan pengibaran bendera nasional setengah tiang di seluruh wilayah.
Angkatan Bersenjata Maroko akan memobilisasi tim penyelamat guna menyediakan pasokan air minum bersih, makanan, tenda, dan selimut untuk wilayah terdampak gempa.
Editor: Atikah Nurul Ummah