PARBOABOA, Kiev - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengakui telah menerima pasokan senjata rahasia dari beberapa negara untuk perang melawan invasi Rusia.
Kuleba menerangkan negara-negara tertentu telah memberikan bantuan militer ke Kiev meskipun secara terbuka sempat menyangkal melakukannya.
“Semuanya terjadi di belakang layar,” ujarnya tanpa memberitahu secara rinci tentang negara mana yang secara diam-diam mendukung Kiev selama konfliknya dengan Moskow.
Dalam kasus itu, lanjut dia, senjata-senjata tersebut dikirim melalui pihak ketiga.
Kuleba membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis Le Parisien, yang dilansir dari Rusia Today, Senin (29/11/2022).
“Sebagian besar negara ketiga ini secara terbuka mengatakan bahwa mereka tidak memasok apa pun, tetapi semuanya terjadi di belakang layar,” katanya tanpa menjelaskan secara spesifik tentang negara mana yang secara diam-diam mendukung Kiev selama perang dengan Moskow.
Kemudian, komentar Kuleba muncul di tengah laporan tentang meningkatnya jumlah pendukung Ukraina, termasuk negara-negara nato, mengalami kekurangan persenjataan karena dukungan terus-menerus mereka untuk Kiev.
Menurut laporan baru-baru ini oleh New York Times, misalnya hanya sekutu NATO yang “lebih besar”, seperti Prancis, Jerman, Italia dan Belanda yang masih mempunyai kemapuan untuk mempertahankan atay bahkan berpotensi meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina.
“Negara-negara yang lebih kecil telah kehabisan potensi mereka,” kata seorang pejabat NATO kepada surat kabar itu, menambahkan bahwa setidaknya 20 dari 30 anggota blok itu “telah dikuras habis-habisan”tuturnya.
Sejak awal konflik di Ukraina pada akhir Februari, Amerika Serikat dan sekutu Baratnya telah membantu Kiev dengan bantuan militer miliaran dolar.
Di sisi lain, Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak memompa Ukraina dengan persenjataan, menyatakan bahwa itu hanya akan memperpanjang konflik, dan juga akan meningkatkan risiko benturan langsung antara Rusia dan blok militer pimpinan Amerika Serikat tersebut.
Editor: -