PARBOABOA, Simalungun - Tragedi berdarah hingga menyebabkan satu nyawa hilang dan tiga orang terluka di Dusun Hinalang, Nagori Pagar Pinang, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun penuh misterius. Kasus ini belum terungkap siapa pelaku di balik kejadian tersebut. Saat itu seorang warga ditemukan tergeletak tak bernyawa di halaman rumah.
Tim Parboaboa berusaha menelusuri kejadian di balik peristiwa tersebut dengan mendatangi langsung tempat kejadian perkara (TKP), Dusun Hinalang, Nagori Pagar Pinang, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun terbilang terpencil. Akses menuju lokasi harus melewati jalanan rusak berbatu, berlumpur dan sempit (hanya muat untuk satu kendaraan roda empat).
Sesampainya di lokasi kejadian, rumah yang menjadi lokasi peristiwa berdarah senyap, tidak ada lagi warga yang datang untuk melihat. Garis polisi yang sempat dipasang Kepolisian Resor Simalungun sudah tidak ada. Di sini lingkungannya padat, rumah rata-rata berdempetan dengan tetangga, walau masih ada ladang-ladang.
Tim mewawancarai Kepala Lorong Dusun IV Hinalang, Horas Siahaan, untuk mengorek informasi, Rabu (18/01/2023). Dia mengatakan, saat kejadian hanya ada satu orang saksi, anak dari korban yang tewas, namun kondisinya berkebutuhan khusus sehingga sulit untuk dimintai keterangan.
Lebih jauh dia bercerita, tragedi berdarah hingga menewaskan Monang Samosir (60), terjadi pada Minggu (15/01/2023) siang. Saat itu kebanyakan warga setempat sedang pergi ke gereja untuk beribadah.
Kejadian di Minggu kelam itu, Monang tewas di kediaman Subenri Sitinjak yang saat ini sedang dirawat di RS Vita Insani Pematang Siantar bersama, bersama istrinya Rosmaida boru Hutagaol dan anaknya Boy Farel Sitinjak yang mengalami luka-luka.
"Monang ini tetangganya si Subenri. Rumah mereka samping-sampingan," jelasnya.
Saat kejadian, lanjutnya, hanya ada anak korban berinisial DS yang berkebutuhan khusus melihat, sedangkan istrinya Rosmaida boru Panjaitan di gereja.
"Warga masih di jalan pulang dari gereja saat itu. Tiba-tiba istri Subenri dengan luka di bagian kepala datang meminta tolong," ucap Horas.
Kehebohan terjadi di kampung tersebut saat ke empatnya bersimbah darah dan Monang sudah tergeletak di halaman rumah. Horas kemudian melaporkannya ke Polsek Tiga Balata dan langsung menurunkan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) untuk olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dikatakannya, Monang langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Medan untuk diautopsi. Tiga lainnya dibawa ke salah satu rumah sakit di Pematang Siantar untuk menjalani perawatan.
"Jenazah Monang langsung dibawa oleh kepolisian hari itu juga, dan baru dikebumikan kemarin, Selasa (17/01/2023)," terangnya.
Horas mengaku, Monang dan Subenri memang memiliki perselisihan pribadi. Pada 2018 keduanya sempat didamaikan akibat cekcok masalah tanah.
"Di 2018 kita sempat damaikan keduanya lantaran masalah tanah di depan rumah. Tapi, mereka berdua saja yang ribut. Istri dan anak-anak mereka masih berhubungan baik," pungkasnya.
Terkait peristiwa ini, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polres Simalungun, M Nasib mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih melakukan penyelidikan. Olah TKP sudah dilakukan dan saat ini masih menunggu keterangan saksi yang masih dirawat.
"Kasusnya masih didalami, kita menunggu tiga saksi yang merupakan korban luka-luka yang masih dirawat. Kita belum bisa menentukan tersangkanya," terang Nasib kepada Parboaboa.