PARBOABOA, Jakarta - Platform media sosial TikTok milik ByteDance dikabarkan sedang mempersiapkan ekspansi bisnisnya di Asia Tenggara.
Dalam perencanaan, pengguna TikTok di Indonesia dan Thailand akan memperoleh voucher untuk restoran, penerbangan, dan hotel.
Berdasarkan laporan South China Morning Post pada Selasa (16/7/2024), TikTok akan menawarkan kupon tiket pesawat dan penginapan yang disediakan oleh mitra layanan pihak ketiga.
Selain itu, TikTok juga akan bekerja sama dengan penyedia layanan lokal untuk layanan on-demand seperti pesan-antar makanan di kawasan Asia Tenggara.
Adapun rencana ini mencuat setelah Menteri BUMN, Erick Thohir mendorong anak perusahaan ByteDance Ltd untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
Menurutnya, investasi TikTok Shop perlu dilakukan selaras dengan posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Ia bahkan optimis Indonesia akan menjadi pemimpin ekonomi global.
“Saya berharap TikTok tetap aktif di Indonesia, mengingat potensi ekonomi yang besar,” ujar Erick di Jakarta pada Rabu (10/7/2024).
Sosok Ketua PSSI itu juga menyarankan agar TikTok tidak memberikan investasi yang standar seperti di negara lain supaya menghindari ketidakpuasan pemerintah.
Laporan Momentum Works menyebut, setelah akuisisi Tokopedia, TikTok Shop berhasil menjadi platform e-commerce terbesar kedua di Asia Tenggara.
Nilai transaksi bruto (GMV) TikTok bahkan meningkat pesat dari US$4,4 miliar pada 2022 menjadi US$16,3 miliar pada 2023.
Kini, aplikasi e-commerce itu bersaing dalam skala yang sama dengan Lazada dan Tokopedia.
Sementara Shopee masih mempertahankan dominasinya dengan pangsa pasar 48% di seluruh negara.
Mengutip laporan Southeast Asia eCommerce Outlook, pada April 2024, TikTok mencatat pendapatan hampir US$1,7 miliar di enam negara Asia Tenggara.
Selain fokus pada e-commerce, TikTok berencana merambah ke sektor rekreasi seperti hotel dan tiket pesawat, khususnya untuk pengguna di Indonesia dan Thailand.
Transformasi tersebut dilakukan tanpa mengakuisisi perusahaan teknologi travel lokal seperti Traveloka atau Tiket.com.
Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menggarisbawahi pentingnya pengawasan pemerintah terhadap persaingan dalam industri e-commerce.
Hal tersebut dibuat mengingat terobosan TikTok bisa memicu persaingan yang lebih ketat dan merugikan platform lain.
Dengan jumlah pengguna TikTok terbesar di dunia, Indonesia menjadi pasar strategis bagi TikTok dalam menghadapi kompetisi global di ranah e-commerce.
Kekuatan finansial TikTok tentu menjadi kunci dalam persaingan dengan kompetitor lain, baik dalam e-commerce maupun layanan digital lainnya di Indonesia.
Apa itu TikTok Shop?
TikTok Shop merupakan fitur terbaru dari aplikasi TikTok yang tidak hanya memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagikan video pendek, tetapi juga untuk berbelanja secara langsung.
TikTok yang awalnya dikenal sebagai platform untuk konten kreatif, kini telah memperluas fungsinya dengan memasukkan fitur e-commerce yang dinamakan TikTok Shop.
Fitur ini dirancang untuk memfasilitasi pengguna dalam mempromosikan, menjual produk, serta berbelanja tanpa harus meninggalkan aplikasi.
TikTok Shop menjadi platform social e-commerce yang memungkinkan pengguna dan kreator untuk tidak hanya berbagi konten kreatif, tetapi juga menghasilkan pendapatan dari penjualan produk kepada pengikut.
Keunggulan TikTok Shop
TikTok Shop tidak hanya menyediakan berbagai merek dan produk untuk dibeli, tetapi juga menawarkan berbagai promosi menarik seperti gratis pengiriman dan diskon khusus.
Dengan jutaan pengguna aktif setiap hari, TikTok Shop menjadi peluang besar bagi para penjual untuk mencapai audiens yang besar dan beragam.
Selain itu, kehadiran TikTok sebagai salah satu media sosial terbesar di Indonesia menunjukkan popularitas dan kepercayaan pengguna, meskipun awalnya menghadapi tantangan pada 2018.
Dengan demikian, TikTok Shop tidak hanya menjadi fitur tambahan untuk berbelanja, tetapi juga mencerminkan inovasi dan integrasi berbagai fitur untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.
Editor: Defri Ngo