PARBOABOA – Sebagian dari kita mungkin pernah melihat lahan sawah di daerah pegunungan yang terlihat seperti membentuk anak tangga.
Pemandangan ini begitu memukau dan memberikan gambaran betapa hebatnya manusia dalam mengolah lahan pertanian.
Jenis lansekap dengan tampilan sawah bertingkat ini biasa disebut dengan nama sengkedan. Teknik bercocok tanam jenis ini lebih dikenal dengan istilah terasering.
Sistem terasering adalah metode pertanian yang telah digunakan selama ribuan tahun di berbagai belahan dunia. Metode ini melibatkan pembuatan berbagai tingkat lereng yang datar atau hampir datar pada lahan curam.
Salah satu manfaat utama dari metode pertanian ini adalah memungkinkan pemanfaatan lahan yang curam atau bergelombang. Dengan membuat teras berundak, petani dapat menciptakan area yang datar atau hampir datar di lereng curam.
Hal ini memungkinkan mereka untuk membudidayakan tanaman dan mengoptimalkan penggunaan lahan yang sebelumnya tidak dimungkinkan. Penggunaan lahan yang efisien ini penting terutama di daerah dengan lahan terbatas.
Lantas, sebenarnya apa itu terasering dan apa manfaatnya di sektor pertanian? Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Pengertian Terasering
Terasering adalah bangunan konservasi tanah pertanian dan air yang dibuat dengan melakukan penggalian dan pengerykan tanah sehingga membentuk bangunan utama berupa guludan, bidang olah, dan saluran air yang mengikuti kontur. Terdapat juga bangunan Pelengkap berupa saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur.
Menurut Purdue University, arti terasering adalah praktik konservasi tanah yang diterapkan guna mencegah limpasan curah hujan pada lahan miring agar tidak terakumulasi dan menyebabkan erosi yang serius.
Dalam istilah pertanian, teras merupakan bidang miring yang dipotong menjadi serangkaian permukaan datar menyerupai undakan, yang bertujuan untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih efektif.
Tangga teras bertingkat umumnya digunakan untuk di daerah-daerah yang rawan bencana tanah longsor. lansekap bertingkat bertujuan untuk mengurangi erosi dan aliran permukaan serta cocok digunakan untuk mendukung penanaman tanaman yang membutuhkan irigasi, seperti padi.
Sejarah Terasering
Sejarah terasering mencatat penggunaan metode ini sejak zaman kuno di berbagai belahan dunia. Praktik terasering telah ada selama ribuan tahun dan terus berkembang seiring waktu. Berikut adalah tinjauan singkat tentang sejarah terasering:
-
Zaman Kuno di Asia
Terasering dikembangkan di berbagai wilayah Asia seperti Tiongkok, India, dan Filipina. Di Tiongkok, terasering diperkirakan sudah ada sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Di India, teknik terasering dikenal dengan sebutan "stepwells" dan digunakan untuk mengatur aliran air serta mengumpulkan sumber air yang berlimpah. Di Filipina, terasering ditemukan dalam bentuk yang disebut "rice terraces" yang menjadi warisan dunia UNESCO.
-
Amerika Selatan
Di Amerika Selatan, terasering ditemukan di beberapa wilayah seperti Peru dan Kolombia. Terkenal di antaranya adalah Terasering Inca di Pegunungan Andes, Peru, yang meliputi kompleks seperti Machu Picchu. Terasering Inca merupakan contoh luar biasa dari rekayasa teknis dan budaya yang menghasilkan sistem teras yang efisien.
-
Eropa
Terasering juga ditemukan di beberapa negara di Eropa. Misalnya, di Italia, terasering telah digunakan untuk memanfaatkan lahan yang terjal di pegunungan. Terdapat juga contoh terasering di Yunani kuno yang digunakan untuk pertanian dan pemukiman di pulau-pulau Mediterania.
-
Afrika
Di Afrika, terasering ditemukan di beberapa wilayah seperti Maroko dan Ethiopia. Di Maroko, terasering digunakan untuk pertanian, khususnya untuk menanam tanaman seperti zaitun dan anggur. Di Ethiopia, terdapat contoh terasering di wilayah pegunungan Simien yang menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Jenis-Jenis Terasering
Di daerah pegunungan atau perbukitan lahan pertanian dibuat secara terasering. Pembuatan terasering pada lahan miring dibuat dengan tujuan agar memperbesar resapan air dan mengurangi kecepatan aliran permukaan.
Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis terasering yang umum diketahui. Setiap jenis jenis terasering tersebut memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda, tergantung pada tujuan penggunaan dan kondisi geografisnya.
1. Teras Kebun
Salah satu jenis sistem terasering adalah teras kebun, yang umum digunakan dalam pertanian. Pada teras kebun, lereng yang curam dibuat menjadi teras yang datar atau hampir datar dengan menggali dan membangun tanah atau dinding penahan.
Teras kebun digunakan untuk membudidayakan berbagai tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.
2. Teras Kredit
Teras kredit adalah jenis terasering yang biasanya digunakan di daerah yang memiliki permasalahan erosi.
Pada teras kredit, lereng dibuat dengan tingkat kemiringan yang lebih curam daripada teras kebun, dan berbentuk seperti tangga dengan platform yang lebih pendek. Hal ini membantu mengurangi aliran air dan mengontrol erosi tanah.
3. Teras Datar
Teras datar adalah sistem terasering yang dibuat dengan membuat platform datar di lereng curam. Tanah ditebang atau digali sedikit demi sedikit untuk menciptakan tingkat teras yang datar, yang memungkinkan pertanian di lahan yang sebelumnya tidak produktif.
Teras datar sering digunakan untuk pertanian padi, terutama di daerah dengan topografi pegunungan.
4. Teras Individu
Teras individu adalah jenis terasering yang dibuat secara mandiri oleh petani atau pemilik lahan. Biasanya, teras individu digunakan untuk menanam tanaman pangan, sayuran, atau buah-buahan dalam skala kecil.
Petani secara manual menggali dan membentuk teras-teras kecil di lereng curam untuk menciptakan lahan yang datar atau hampir datar.
5. Teras Bangku
Teras bangku adalah jenis terasering yang memiliki pola tangga dengan bagian datar atau hampir datar di antara setiap tingkat. Mirip dengan bangku bertingkat, teras ini memiliki beberapa platform horizontal yang berfungsi sebagai area penanaman atau peletakan benda.
Teras bangku sering digunakan dalam pertamanan atau taman hias untuk menanam tanaman hias atau tumbuhan merambat.
6. Teras Batu
Jenis terasering adalah salah satu metode pertanian yang menggunakan batu-batu besar sebagai penyangga atau dinding penahan untuk menciptakan teras yang datar atau hampir datar.
Batu-batu besar tersebut diposisikan dengan rapi membentuk tangga atau dinding, menciptakan tingkat teras yang stabil. Teras batu sering digunakan dalam pertanian dan kebun-kebun sebagai metode yang tahan lama dan efektif untuk mengendalikan erosi tanah.
7. Teras Saluran
Teras saluran, juga dikenal sebagai teras kanal, adalah sistem terasering yang memiliki saluran air di setiap tingkatnya. Saluran air ini digunakan untuk mengalirkan air dari tingkat teras yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah, membantu irigasi tanaman dan mengontrol aliran air.
Jenis terasering yang satu ini biasanya digunakan di daerah yang memiliki curah hujan tinggi atau kondisi tanah yang lembab.
8. Teras Guludan
Teras guludan, juga dikenal sebagai terasiring bertingkat, adalah jenis terasering yang terdiri dari serangkaian tingkat teras yang berundak. Setiap tingkat teras memiliki platform datar atau hampir datar yang membentang di lereng curam.
Terasering jenis ini umumnya digunakan untuk pertanian di daerah pegunungan, terutama untuk budidaya padi. Tingkat teras yang datar membantu mempertahankan air dan mencegah erosi tanah.
Tujuan Terasering
Terasering adalah metode pertanian atau konstruksi yang melibatkan pembuatan teras-teras berundak pada lereng curam. Metode ini memiliki beberapa tujuan penting yang berkaitan dengan pengelolaan air dan pertanian. Berikut ini adalah dua tujuan utama dari terasering:
1. Memperbesar Resapan Air
Salah satu tujuan utama terasering adalah memperbesar resapan air. Dengan membentuk teras-teras yang datar atau hampir datar pada lereng curam, terasering membantu memperlambat aliran air permukaan yang berpotensi menyebabkan erosi.
Ketika air hujan jatuh pada teras, sebagian besar akan meresap ke dalam tanah melalui tingkat teras yang datar. Hal ini memungkinkan air tersebut tersimpan dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman secara efisien, mengurangi kehilangan air melalui aliran permukaan.
2. Mengurangi Kecepatan Aliran Permukaan
Terasering adalah teknik bercocok tanam yang bertujuan untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan air. Lereng curam memiliki kecenderungan untuk mengalami aliran air yang cepat, yang dapat menyebabkan erosi dan hilangnya lapisan tanah yang subur.
Dengan membuat teras yang berundak, terasering menghambat aliran air dan memecah tenaga air yang menyebabkan erosi. Air yang meluncur turun lereng akan bertemu dengan tingkat teras yang datar, sehingga kecepatan aliran berkurang dan air meresap ke dalam tanah dengan lebih efisien.
Manfaat Terasering
Terasering adalah metode pertanian dan konstruksi yang memiliki berbagai manfaat penting. Berikut ini adalah tiga manfaat utama dari terasering:
1. Sebagai Lahan Pertanian
Terasering memberikan lahan yang datar atau hampir datar di lereng curam, yang memungkinkan pertanian di lahan yang sebelumnya sulit atau tidak mungkin dimanfaatkan.
Dengan membentuk teras-teras yang teratur, petani dapat menanam berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, atau tanaman hias. Terasering juga membantu mengatur irigasi dan pengelolaan air, sehingga memungkinkan pertanian yang lebih efisien dan produktif.
2. Sebagai Lahan Konservasi
Terasering adalah teknik bertani yang berperan penting dalam konservasi tanah dan air. Dengan memecah lereng curam menjadi teras-teras yang datar, terasering membantu mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh aliran air permukaan yang cepat.
Teras-teras tersebut memperlambat aliran air dan memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah, sehingga mencegah hilangnya lapisan tanah yang subur. Hal ini membantu mempertahankan kualitas tanah dan menjaga kesuburan untuk pertanian jangka panjang.
3. Penggunaan Lahan yang Efisien
Terasering memungkinkan penggunaan lahan yang efisien, terutama di daerah yang memiliki lahan terbatas. Dengan membuat teras yang berundak, petani dapat memaksimalkan penggunaan lahan curam yang sebelumnya tidak produktif.
Terasering memungkinkan petani untuk menciptakan area pertanian yang lebih luas, memanfaatkan lereng curam secara efektif, dan meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Ini sangat penting dalam daerah dengan populasi yang padat dan lahan yang terbatas.
4. Mengurangi Erosi Tanah
Salah satu manfaat utama terasering adalah mengurangi erosi tanah. Pada lereng curam, aliran air hujan yang kuat dapat menyebabkan erosi dan pengikisan lapisan tanah yang subur.
Dengan membuat teras-teras yang datar atau hampir datar pada lereng, terasering memecah aliran air, memperlambat kecepatannya, dan memungkinkan air meresap ke dalam tanah.
Hal ini membantu mengurangi erosi tanah dan mempertahankan lapisan tanah yang subur untuk pertanian.
5. Penyediaan Air yang Lebih Baik
Terasering juga berkontribusi pada penyediaan air yang lebih baik untuk pertanian. Dengan membentuk teras-teras, air hujan dapat tertahan pada setiap tingkat teras, memberikan waktu lebih lama untuk meresap ke dalam tanah.
Ini membantu meningkatkan kelembaban tanah, mengisi sumber air tanah, dan menyediakan pasokan air yang lebih baik untuk tanaman. Terasering juga memungkinkan pengaturan irigasi yang lebih efisien, sehingga memastikan tanaman mendapatkan air yang cukup.
6. Mengurangi Potensi Tanah Longsor
Terasering dapat membantu mengurangi potensi terjadinya tanah longsor pada lereng curam. Dengan membangun teras-teras yang teratur, terasering memecah lereng menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mengurangi tekanan air dan bobot tanah yang bertumpu pada satu titik.
Hal ini membantu menjaga stabilitas lereng dan mengurangi risiko tanah longsor yang dapat merusak tanaman, infrastruktur, dan lingkungan sekitar.
7. Mengurangi Tingkat Kecuraman Lereng
Terasering adalah teknik pertanian yang berperan dalam mengurangi tingkat kecuraman lereng. Dengan membuat teras-teras datar atau hampir datar pada lereng curam, terasering menciptakan area yang lebih stabil dan mudah dikelola.
Tanaman dapat ditanam dengan lebih baik pada tingkat teras yang datar, mengurangi risiko erosi dan gangguan pada pertanian. Hal ini juga memudahkan petani dalam melakukan kegiatan pertanian seperti penanaman, pemeliharaan, dan panen.
Demikian penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan terasering, lengkap dengan jenis-jenis, tujuan, dan manfaatnya.
Jika disimpulkan terasering adalah teknik bercocok tanam yang banyak ditemukan pada lereng-lereng bukit atau kawasan dataran tinggi. Pembuatan terasering bermanfaat bagi kegiatan ekonomi di bidang pertanian.