PARBOABOA, Jakarta – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
Selain menjadi tulang punggung negara, UMKM nyatanya mampu menciptakan lapangan kerja dan mengoptimalkan distribusi pendapatan.
Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas), sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari kontribusi UMKM sebanyak 65,46 juta di Indonesia.
Bahkan, sektor UMKM telah menyerap sebanyak 117 juta pekerja, yang setara dengan 97 persen dari total angkatan kerja. Jika pertumbuhan UMKM terus berlanjut, Indonesia Emas 2045 bisa menjadi kenyataan.
Mendag menjelaskan bahwa salah satu bentuk UMKM yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional adalah toko dan warung tradisional.
Hal ini dibuktikan oleh data Euromonitor pada 2021 yang menunjukkan bahwa dari 3,61 juta usaha ritel di Indonesia, sekitar 3,57 juta di antaranya adalah toko dan warung tradisional.
Oleh karena itu, Zulhas mengaku bahwa pihaknya tengah melaksanakan program kemitraan untuk mendukung peningkatan daya saing toko dan warung tradisional.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memfasilitasi kerja sama antara grosir modern dan toko serta warung tradisional, yang didukung oleh akses pembiayaan atau perbankan.
Salah satu contohnya adalah kerja sama antara Kemendag dan Muhammadiyah dalam membuka warung-warung di institusi pendidikan Muhammadiyah dengan bantuan senilai Rp40 juta, terdiri dari Rp20 juta bantuan dari Kemendag dan Rp20 juta sisanya berupa pinjaman.
UKM Tembus Pasar Ekspor
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia semakin memperlihatkan kemampuannya dalam menjelajahi pasar ekspor.
Baru-baru ini, PT BUMR BiMU sukses mengekspor 18 ton pinang belah yang dihasilkan oleh Komunitas Tani Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Lampung, dengan total nilai ekspor mencapai Rp542 juta ke Arab Saudi.
Pinang merupakan komoditas ekspor pertanian ke-6 Indonesia yang cukup menjanjikan. Pasalnya, kebutuhan dunia terhadap komoditas tersebut terus tumbuh.
Pada 2022, ekspor pinang Indonesia ke dunia mampu mencapai USD 246,6 juta. Bahkan, di tahun yang sama, impor pinang oleh dunia tercatat sebesar USD 442,4 juta.
Selain pinang, komoditas cengkeh baru saja laku di pasar ekspor. Pada 18 Oktober 2023 lalu, PT Agro Global Sentosa dari Makassar, Sulawesi Selatan berhasil mengekspor cengkeh lalpari ke pasar Singapura dengan nilai transaksi USD 90 ribu atau setara Rp1,35 miliar.
PT Mahaquinn Energi Indonesia yang berlokasi di Bogor juga meraih kesuksesan dalam mengekspor produk andalannya, yakni briket arang batok kelapa, dengan jumlah satu kontainer dikirim ke Yordania. Nilai transaksi ekspor produk ini diperkirakan mencapai USD 60 ribu atau sekitar Rp900 juta.