Naiknya Harga Beberapa Kebutuhan Pokok di Sumut Diprediksi Bakal Picu Inflasi

Ilustrasi kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok dan inflasi di Sumatra Utara (Sumut). (Foto: PARBOABOA/Rian)

PARBOABOA, Medan - Harga beberapa kebutuhan pokok di Sumatra Utara (Sumut) pekan ini terpantau mengalami kenaikan.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (BPIHPS), di Medan sendiri, beras medium mengalami kenaikan menjadi 14.300 per kg dari harga sebelumnya yang berkisar di angka 14.000 per kg.

Sementara, beras medium lainnya yang biasa dijual dengan rata-rata 13.500 per kg, saat ini dijual dikisaran 13.850 per kg nya. 

Harga minyak goreng curah juga naik sebesar 15 ribu hingga 16 ribu per kg, dibandingkan dengan kisaran sebelumnya, antara 14 ribu hingga 15 ribu per kg.

Yang mencolok, harga minyak goreng curah saat ini ternyata lebih mahal daripada minyak kemasan, seperti minyakkita, yang dijual dikisaran 14 ribu per liter.

Gula juga terpantau mengalami kenaikan sekitar 15 ribu per kg. Bahkan, harga gula pasir saat ini berada pada rata-rata 16.750 per kg mengacu PIHPS. 

Di sejumlah pedagang, tercatat kenaikan tambahan sebesar 500 per kg, walapun belum semua mereka mengikuti tren ini dalam menaikkan harga jual gula pasirnya.

Picu inflasi

Mengacu pada realitas di atas, pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin mengatakan, tren kenaikan harga pada beberapa bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir dapat menjadi pemicu potensial laju tekanan inflasi di wilayah tersebut.

"Dengan realisasi harga yang terjadi saat ini, maka Sumut di bulan Januari ini kembali berpeluang menciptakan laju tekanan inflasi," kata Benjamin dalam keterangan tertulis yang diterima PARBOABOA, Rabu (24/1/2024).

Yang mengejutkan kata Benjamin, adalah terjadi kenaikan harga beras menjelang musim panen. Kondisi ini agak kontradiktif karena umumnya, jelang panen, harga beras cenderung stabil atau bahkan mengalami penurunan.

"Sehingga observasi yang lebih mendalam juga masih terus dilakukan untuk menemukan pemicu kenaikan harga beras tersebut," katanya.

Naiknya harga gula pasir dan minyak goreng, kata Benjamin, di duga karena berkaitan erat dengan kenaikan biaya input produksi. Hal yang sama terjadi ketika daging ayam mengalami kenaikan. 

"Dan untuk keniakan harga gula pasir maupun harga minyak goreng. Saya menduga kenaikan tersebut juga dipengaruhi oleh kenaikan biaya input produksi, sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi."

Persis, hanya cabai merah dan cabai rawit yang terpantau stabil harganya bahkan cenderung mengalami penurunan. Cabai merah berada dikisaran 31 ribuan setelah sempat berada di kisaran harga 32 ribuan per kg dan cabai rawit saat ini berada dikisaran 30 hingga 35 ribuan setelah sempat berada dikisaran angka 38 hingga 40 ribu per kg.

"Sementara itu, harga cabai merah dan cabai rawit berdasarkan hasil pengamatan saya, bergerak stabil dengan kecenderungan turun," kata Benjamin. 

Namun, menurut Benjamin, kenaikan harga pada beberapa barang kebutuhan pokok, secara umum tampaknya terletak pada kenaikan gaji karyawan atau pegawai yang dilakukan oleh perusahaan. Ini sesuai dengan kebijakan penetapan upah yang diterapkan oleh pemerintah.

Dalam rangka itu, Benjamin mendorong kebijakan dan langkah-langkah transformatif untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Ia mengingatkan, penting bagi pemerintah dan pelaku ekonomi untuk berkolaborasi dan merumuskan solusi yang dapat mengatasi dampak negatif dari kenaikan harga ini, terutama terhadap konsumen.

Editor: Rian
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS