PARBOABOA - Hantaman, luka, lelah, kecewa, haru dan bahagia, rangkaian emosi yang dirasakan Rudianto Hamongan Hutasoit dari proses perjalanan yang dipilihnya menjadi atlet tinju. Usia nya baru 16 tahun dan sudah menyabet medali emas di Kejuaraan Nasional Tinju Amatir Junior-Youth-Elite pada Agustus 2022 lalu.
Saat diwawancarai PARBOABOA di Siantar belum lama ini, Rudianto terdengar sumringah, saat menceritakan pencapaian yang sudah dilalui dari kerja kerasnya. Ratusan jam penuh dedikasi telah dihabiskan untuk latihan, sebagai pembuktian bahwa tidak ada proses yang mengkhianati hasil.
“Saya ingat betul ketika memulai, ada proses panjang untuk ada di titik ini,” ucapnya.
Rudianto mengatakan tidak akan berpuas diri dengan pencapaian saat ini, karena ada banyah langkah yang harus dilaluinya lagi di depan. Berbekal semangat optimis, pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) kelahiran Pematang Siantar ini memiliki tekad besar untuk menjadi atlet internasional agar bisa mengharumkan nama Indonesia.
Hanya karena Penasaran
Rudianto yang kini masih duduk di bangku kelas XI SMA, menceritakan bagaimana awal dia terjun di dunia olahraga tinju, semuanya dimulai dari rasa penasaran saat lewat di depan gedung Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina).
Saat itu ia dalam perjalanan pulang ke rumah dari sekolah dan mendengar suara orang yang berlatih. “Sering lewat, terus sering juga mendengar suara, ya penasaran,” katanya.
Sekali dan dua kali Rudianto mengabaikan suara berisik itu, hingga tiba kesekian kalinya, langkahnya terhenti dan hatinya terketuk untuk singgah. Digerakan kakinya memasuki gedung, pandangan langsung terpaku melihat banyak orang latihan.
“Dari situ saya jadi sering ke situ ini lihat-lihat sama ikut latihan juga,” jelasnya.
Hingga di satu momen, Rudianto yang sudah mengumpulkan niat besar dan akhirnya keputusannya berlabuh untuk bergabung di Pertina Pematang Siantar sejak Desember 2021 lalu dan dilatih, Jhon Simorangkir.
“Ini menjadi awal,” ucapnya.
Ditentang Orang Tua
Tantangan datang saat Rudianto sudah mendaftar menjadi anak didik di Pertina, kedua orang tuanya terlalu khawatir tentang kemungkinan dia mengalami cidera di kemudian hari jika menjadi atlet tinju.
Beragam bujukan sudah dilakukan Rudianto, walau tetap tidak di izinkan, ia tetap datang untuk berlatih.
“Awalnya memang tidak setuju karena gimana ya, orangtua tidak memberi izin karena ya kita tahu lah kalo tunju itukan main fisik, jadi takut kenapa-napa. Tapi saya tetap bilang sama orang mamak biar tetap berdoa saja sama Tuhan, semua pasti baik-baik saja,” katanya.
Tinju Amatir
Hari demi hari dilaluinya berlatih tinju selama satu semester, hingga di satu momen, pelatihnya, Jhon Simorangkir memilihnya menjadi perwakilan dan mengikuti Pendidikan juga latihan (diklat) tinju Pertina Pematang Siantar di ajang Kejurnas Tinju Amatir Junior-Youth-Elite 2022 yang diselenggarakan di Kota Medan.
Ada begitu banyak persiapan yang lalui remaja berusia 16 tahun ini, semuanya bercampur aduk, mulai dari suka hingga duka. “Persiapannya banyak lah. Mulai dari latihan kekuatan fisik sampai strategi di dalam ring, semuanya dipersiapkan secara matang,” jelasnya.
Rudianto mengatakan, dia memilih waktu di sore hari, yaitu pukul 17.00 hingga 18.30 untuk latihan fisik, selepas jam pelajaran sekolah berakhir. Di sepanjang proses yang dilalui, rasa tidak percaya diri sering menghantuinya karena takut gagal.
“Sering merasa down selama menjalani pelatihan, namun tidak lah karena itu jadi patah semangat,” katanya.
Pada Kejuaraan Nasional Tinju Amatir Junior-Youth-Elite, Rudi mengatakan ada sebanyak 52 kelas yang diadu dalam pertandingan. Di mana jumlah atlete yang mengikuti ada 350 orang dari 30 provinsi di Indonesia.
Kejurnas sendiri berlangsung selama sepekan dan tercatat ada enam petinju asal Sumut yang menorehkan kemenangan, di mana nantinya akan dibawa ke partai final.
Provinsi Sumut kembali meraih emas untuk kedua kalinya berkat Rudianto Hutasoit dari kelas 57 kilogram (kg) putra junior atas kemenangannya melawan Bima Aji Baskoro dari Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, setelah sebelumnya berhasil mengalahkan petinju asal Maluku.
Pada saat pertandingan berlangsung, Rudianto mengaku sedikit kecewa karena tidak ada yang menyemangati dirinya dikala berjuang membawa harum nama Kota Pematang Siantar.
“Sejujurnya sedikit kecewa karena pas tanding kemaren tidak ada yang menonton. Padahalkan lagi berjuang untuk membawa harum nama kota Pematangsiantar,” ucapnya.
Hidup di Keluarga Hangat
Rudianto Hutasoit yang merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara ini, lahir dari pasangan suami istri bernama Arjuna Hutasoit dan Netti Purba, hidup dengan kehangatan keluarga yang tercurah penuh cinta.
Rudianto yang lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana mengaku tidak pernah kekurangan kasih sayang. Sang ayah yang berprofesi sebagai pekerja lepas, dan ibunya berkarir sebagai staf honorer di Dinas Pendidikan, mengaku bersyukur atas yang dimiliknya saat ini.
“Saya sama seperti pelajar pada umumnya. Sekolah dan memilih berlatih untuk olahraga tinju,” ucapnya.
Rudianto pun berharap, lewat semangatnya yang penuh nyala, dia menaruh harapan besar jika Kota Pematang Siantar akan lebih maju dan memperhatikan nasib para atlet.