PARBOABOA, Jakarta - Bulan Ramadan membawa banyak perubahan dalam rutinitas harian, terutama dalam pola tidur dan aktivitas sehari-hari.
Selama bulan puasa, umat Islam biasanya tidur lebih larut malam dan bangun lebih awal untuk sahur, sebuah kebiasaan yang didorong oleh keinginan untuk menjalankan ibadah.
Namun, setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, umat Islam di seluruh dunia harus kembali ke kehidupan normal mereka.
Hal ini memerlukan penyesuaian kembali, terutama dalam mengatur ulang siklus tidur dan aktivitas rutin agar tetap produktif dan menjaga kesehatan.
Bahkan, transisi ini kadang kala menyebabkan kesulitan atau gangguan pola tidur untuk beberapa orang, dimana kondisi ini menjadi sedikit kacau selama bulan puasa.
Biasanya, seseorang membutuhkan waktu sekitar 7-8 jam tidur untuk merasa segar, namun selama Ramadan, sering kali hanya mendapat 5-6 jam tidur per hari, bahkan kurang.
Menurut Gulf News, tubuh membutuhkan setidaknya sepuluh hari untuk menyesuaikan diri setelah bulan Ramadan.
Jika transisi ini terhambat atau memakan waktu lebih lama, hal tersebut dapat mengganggu siklus sirkadian yang mengatur jam biologis tubuh.
Perubahan dalam siklus sirkadian ini diketahui dapat mengganggu fungsi hati serta meningkatkan risiko peradangan yang menjadi penyebab utama stroke dan penyakit jantung.
Seiring berjalannya waktu, tubuh beradaptasi dengan kebiasaan tidur selama Ramadan hingga bulan tersebut berakhir.
Itulah sebabnya, bahkan tanpa alarm, seseorang mungkin akan bangun lebih pagi setelah bulan puasa.
Namun, jika pola tidur seperti ini terus berlanjut, seseorang mungkin akan merasa mengantuk di siang hari.
Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah dalam memperbaiki pola tidur agar stamina tubuh kembali optimal.
Dilansir dari laman The Dermo Lab, terdapat beberapa metode untuk mengatasi gangguan tidur dan insomnia setelah Ramadan, yang dapat membantu tidur lebih nyenyak di malam hari. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya:
Tetapkan waktu untuk tidur
Pastikan untuk menetapkan waktu tidur yang tetap setiap hari setelah Ramadan.
Cobalah tidur pada waktu yang sama setiap malam. Jika kesulitan tidur, berbaringlah dan fokuslah untuk merilekskan pikiran.
Dengan konsistensi ini, tubuh akan terlatih untuk tidur dengan lebih nyenyak.
Hindari tidur siang
Meskipun merasa lelah, dianjurkan untuk menghindari tidur siang. Pasalnya, hal ini dapat membuat lebih sulit untuk tidur pada malam hari.
Sebaiknya alokasikan waktu tidur untuk malam hari. Jika rasa lelah menyerang di siang hari, coba atasi dengan berolahraga untuk menghilangkan rasa kantuk.
Jauhi ponsel dan komputer sebelum tidur
Cahaya dari perangkat elektronik seperti ponsel, komputer, atau televisi sebelum tidur bisa mengacaukan ritme tidur.
Untuk memastikan tidur malam yang lebih baik, hindari menggunakan perangkat elektronik setidaknya sepuluh menit sebelum tidur dan pastikan untuk mematikan lampu.
Hindari kafein sebelum tidur
Selama bulan Ramadan, seseorang mungkin sering mengonsumsi kafein setelah sarapan untuk menambah energi.
Namun setelah bulan tersebut berakhir, ada baiknya mengurangi konsumsi kafein, terutama di malam hari.
Kafein dapat bertahan dalam tubuh untuk waktu yang lama, dengan efek yang bisa berlangsung hingga enam jam setelah dikonsumsi.
Sebagai alternatif, cobalah menikmati minuman hangat seperti susu atau teh herbal.
Jangan makan berlebihan
Mengonsumsi makanan secara berlebihan, terutama menjelang waktu tidur, dapat mengacaukan ritme tidur.
Makanan mengirimkan sinyal ke otak yang menyebabkan tetap terjaga, dan hal ini dapat mengganggu kemampuan untuk tidur dengan nyenyak.
Jangan merokok
Menghentikan kebiasaan merokok mungkin sulit bagi sebagian orang, namun penting untuk diingat bahwa merokok dapat mengganggu kualitas tidur.
Perokok seringkali memerlukan waktu lebih lama untuk mulai tidur, lebih sering terbangun di malam hari, dan umumnya mengalami gangguan dalam pola tidur.
Jangan terlalu banyak berpikir di tempat tidur
Jika mengalami kesulitan untuk tidur, tidak perlu hanya berbaring sambil merasa cemas.
Sebaiknya bangun dan lakukan aktivitas yang menenangkan sampai merasa mengantuk lagi, kemudian coba untuk tidur kembali.
Metode Terbaik Untuk Mengatur Ulang Pola Hidup Pasca Ramadan
Di lansir dari gulfnews, ada empat elemen dasar yang penting untuk kembali ke rutinitas sehari-hari pasca Ramadan, yaitu:
Makanan
Menghindari makan berlebihan saat Idulfitri adalah salah satu langkah penting dalam meregulasi pola hidup. Karena pada saat bulan Ramadan, berpuasa dari fajar hingga senja merupakan kesempatan untuk meregenerasi energi.
Hal inilah yang memfasilitasi transisi halus dan bertahap dari penggunaan glukosa ke penggunaan lemak sebagai sumber energi primer, yang menghindari pemecahan protein otot.
Peran lemak sebagai sumber energi tidak hanya mendukung penurunan berat badan tetapi juga membantu menjaga massa otot dan mengurangi kadar kolesterol dalam jangka panjang.
Tidur
Dijelaskan bahwa tubuh kita secara alami dirancang untuk aktif ketika matahari terbit dan mulai melambat serta beristirahat setelah matahari terbenam, mengikuti ritme sirkadian yang juga mengontrol metabolisme kita.
Namun, jika siklus ini terganggu, kortisol, yang merupakan hormon stres, akan dilepaskan ke dalam tubuh dan dapat mengacaukan metabolisme.
Kondisi inilah yang dapat meningkatkan nafsu makan dan rasa lapar, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Hidrasi
Hidrasi efektif tidak hanya berarti mengonsumsi dua hingga tiga liter air setiap hari tetapi juga menjamin keseimbangan elektrolit yang tepat di dalam tubuh.
Selain itu juga yang esensial untuk menghidrasi sel-sel, mendukung stabilitas suhu, dan memfasilitasi metabolisme yang sehat.
Kesehatan fisik
Penting untuk secara bertahap dan perlahan memulai kembali latihan dan aktivitas fisik.
Hal ini merupakan aspek penting dari kesejahteraan seseorang dan melibatkan kondisi tubuh yang bebas dari penyakit serta kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
Untuk menjaga kesehatan fisik, disarankan untuk menjalani praktik seperti olahraga teratur, menerapkan pola makan seimbang, memastikan istirahat yang cukup, serta mencegah penyalahgunaan substansi seperti alkohol dan tembakau.
Editor: Beby Nitani