PARBOABOA, Jakarta – Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, berencana menyalurkan bantuan sosial dampak dari kenaikan harga BBM kepada 2.341 sopir angkutan umum kota (angkot) dan ojek online (ojol) dalam bentuk voucher.
Dalam hal ini, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor Eko Prabowo mengatakan, penyaluran bantuan sosial masih dalam tahap verifikasi pemberkasan sopir calon penerima.
"Rencananya begitu, tapi masih dikomunikasikan dengan PT Pertamina. Saat ini kita masih verifikasi data sopirnya," kata Eko di Kota Bogor, Selasa (11/10/2022).
Ia menjelaskan, bansos BBM yang akan diberikan kepada 2.341 sopir itu sebesar Rp1,4 miliar dari Rp4.6 miliar dana alokasi umum (DAU) yang disisihkan Pemerintah Kota Bogor untuk memberi perhatian kepada masyarakat yang terdampak usai kenaikan harga BBM.
Alokasi dana bansos sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib Dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun 2022, yang mewajibkan pemda untuk menyalurkan 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU) untuk bansos.
Bansos tersebut kemudian akan diberikan kepada ojek, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), nelayan dan untuk penciptaan lapangan kerja serta pemberian subsidi dalam sektor transportasi angkutan umum di daerah.
Organisasi Angkutan Darat (Organda)
Meski demikian, menurut Eko, mengenai jumlah sasaran dan bantuan melalui analisis Pemerintah Kota Bogor yang berkolaborasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan pihak perusahaan penyedia aplikasi ojek online (ojol) untuk menyeleksi siapa saja yang cocok untuk menerima bantuan sosial.
Organda Kota Bogor juga sebelumnya telah melaporkan dari 6.00 angkot yang bekerja di daerahnya, sebanyak 2.200 sopir angkot ber kartu tanda penduduk (KTP) setempat mendaftar untuk mendapatkan bansos untuk diverifikasi oleh Dinas Perhubungan setempat.
Di sisi lain, menurut data Dinas Perhubungan Kota Bogor terdapat 7.000 sopir ojek daring yang bekerja di wilayahnya, namun akan diseleksi berdasarkan KTP dan kelayakan penghasilan.
"Kuotanya sudah ada 2.341 orang sopir, ini yang kita sesuaikan berkasnya, dari yang terlapor oleh Organda dan perusahaan ojek daring mana yang masuk sebagai penerima," jelasnya yang dikutip dari Antara.