PARBOABOA, Padangsidimpuan - Hal miris dialami oleh warga, Kampung Bukit, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut).
Pasalnya, para siswa SD di kampung tersebut terpaksa harus memanjat tembok ketika akan berangkat dan pulang sekolah. Sebab, akses jalan mereka satu-satunya telah di bangun rumah.
Bahkan, para orang tua siswa juga harus ikut membantu anak-anaknya memanjat, lantaran tembok tersebut cukup tinggi.
Riski, salah satu warga setempat mengaku, dirinya terpaksa harus memanjat tembok tersebut setiap harinya.
“Harus manjat om, karena ada tembok,” tuturnya.
Siswa tersebut juga mengatakan, aksi memanjat tembok dilakukan karena pemilik bangunan tidak mau memberikan akses jalan. Sehingga, para siswa terpaksa harus memanjat tembok yang masih dalam tahap pemabngunan itu.
Pernyataan yang sama juga datang dari salah satu siswa bernama Atar. Ia mengaku kesulitan ketika memanjat, karena tembok tersebut lebih tinggi darinya.
“Susah manjatnya, karena temboknya tinggi,” tuturnya.
Terkait permasalahan tersebut, Kabag Protokol Pemkot Padangsidimpuan, Nurcahyo Budi mengatakan, pihaknya telah melakukan mediasi terkait keberadaan tembok itu.
"Soal tembok pembatas itu hanyalah masalah warga dan ini sudah dimediasi oleh camat, lurah dan pihak BPN. Sebenarnya ini persoalan lama, yang jelas sudah di mediasi," katanya.
Budi mengatakan, permasalahan itu bermula ketika pemilik melakukan renovasi pelebaran losmen. Hal itulah yang membuat akses jalan ke rumah warga tertutup.
Setelah dimediasi, akhirnya pemilik losmen mau menyumbangkan lahannya untuk akses jalan warga. Namun demikian, ada warga yang mendirikan tembok di tanah mereka.
"Ini masalah antar warga sebenarnya. Ada warga yang menembok, di sekitar tembok ada warga lain yang aksesnya tertutup dan tidak memiliki akses. Jadi tidak mungkin pihak losmen membebaskan seluruh lahannya," tuturnya.