PARBOABOA, Jakarta - Indonesia kembali mengutuk aksi pembantaian terhadap warga Palestina oleh Israel di kamp-kamp pengungsian.
Terbaru, Israel menyerang secara brutal kamp pengungsian Al-Mawasi di Khan Younis, Sabtu (13/7/2024).
Kamp Al Mawasi tersebut banyak ditinggali warga Palestina yang mengungsi dari agresi Israel ke Gaza.
Padahal sebelumnya, Israel telah menetapkan Al-Mawasi sebagai zona aman bagi warga Palestina yang mengungsi imbas serangan militer di Gaza.
Israel selalu berdalih, penyerangan dilakukan untuk memburu tentara Hamas dan dalam serangan kali ini, negara itu menargetkan Mohammed Deif dan Rafa Salama, pemimpin dan wakil Brigade Qassam yang juga sayap militer Hamas.
Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku belum bisa memastikan apakah pimpinan kelompok Hamas tewas dalam serangan ke kamp pengungsian Al-Mawasi di Khan Younis tersebut.
Dalam aksi penyerangan Israel tersebut, sebanyak 90 warga Palestina tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Mayoritas korban tewas dalam serangan itu adalah perempuan dan anak-anak.
Dalam akun X resminya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, mengutuk aksi tentara Israel tersebut.
Kemenlu, lewat akun @Kemlu_Ri mencuit pernyataan 'Indonesia mengutuk keras kebiadaban dan pembantaian Israel yang berulang dan kini kembali terjadi di Al-Mawasi, Khan Younis, Gaza Selatan'.
Pemerintah Indonesia juga menilai, serangan itu semakin menunjukkan terus berlangsungnya berbagai pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel.
Oleh karenanya, lanjut akun @Kemlu_RI, Indonesia mendesak dunia internasional mengambil langkah nyata untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
'Hukum internasional berlaku untuk semua negara, tanpa kecuali', cuit akun tersebut.
Selain serangan ke kamp pengungsian di Al-Mawasi, Gaza Selatan, Israel juga menyerang ke sekolah Abu Oreiban di Nuseirat, kamp pengungsian warga Gaza, Sabtu (13/7/2024).
Serangan tersebut menewaskan 15 orang dan membuat 80 lainnya luka-luka.
Serangan Israel ke Nuseirat ini merupakan yang kelima kalinya dalam 8 hari kepada sekolah yang telah berubah fungsi menjadi tempat penampungan warga Palestina ini.
Sekolah Abu Oreiban yang dijadikan lokasi penampungan warga Palestina ini dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pekan lalu, pasukan Israel juga mengebom sebuah sekolah milik Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Dikutip dari Aljazeera, sebanyak 16 warga sipil tewas dalam serangan terhadap sekolah-sekolah di Gaza.
Mayoritas korban dari serangan Israel di fasilitas yang dikelola dan dioperasikan PBB itu adalah perempuan serta anak-anak.
Selain sekolah Abu Oreiban di Nuseirat dan sekolah milik UNRWA, Israel juga mengebom Sekolah "Keluarga Suci" di utara Gaza dan sekolah di kota Abesan di kota Khan Younis di selatan Jalur Gaza.
Puluhan warga Palestina tewas dan sedikitnya 53 orang terluka dalam serangan tersebut.
Berdasarkan laporan yang dirilis PBB, sebanyak 320 sekolah di Palestina digunakan sebagai kamp pengungsi dan 188 di antaranya dijadikan sasaran serangan Israel.
Sedangkan di Gaza, Israel disebut telah menyerang 212 sekolah sejak 7 Oktober.
Data Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina menyebut lebih dari 8.572 pelajar tewas dan 14.089 pelajar luka-luka dalam penyerangan tentara Israel di Jalur Gaza.
Laporan tersebut juga menyebut 353 sekolah, gedung universitas dan puluhan sekolah UNRWA di Gaza diserang Israel.
Dari jumlah itu, sebanyak 114 gedung sekolah dan universitas yang hancur total karena dibom Israel.
Kemudian, 326 sekolah dan universitas mengalami hancur sebagian karena dibombardir Israel.
Editor: Kurniati