PARBOABOA, Jakarta - Dunia industri kreatif dan digital barangkali tak begitu akrab di kalangan para santri.
Sebagai salah satu benteng peradaban Islam, mereka tentu lebih cenderung diasup ilmu-ilmu agama dan spiritualitas ketimbang mempelajari siklus ekonomi modern berbasis teknologi digital.
Namun, bukan berarti para santri harus menutup mata dengan hal ini, yang membuat kehidupan mereka seolah berhenti di pondok pesantren.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menyebut, sudah saatnya para santri harus keluar dari zona nyaman dan menjadi penggerak kebangkitan ekonomi.
Menurutnya, para santri perlu dibekali pemahaman soal dunia industri kreatif dan digital, yang nantinya bisa membantu mereka untuk bersaing, tak hanya di kancah nasional tetapi juga internasional.
"Santri harus menjadi garda terdepan karena Indonesia emas sejahtera, adil dan makmur, yang menjadi lokomotifnya itu justru santri-santri muda kita," ungkap Sandiaga dalam acara Demoday Santri Digitalpreneur 2023 yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (21/10/23).
Para santri, kata Sandiaga, tidak hanya menjadi penonton di tengah kompetisi ekonomi global berbasis digital saat ini, tetapi "harus menjadi pemain yang mampu membuka lapangan pekerjaan."
Karena itu, program Santri Digitalpreneur 2023 yang digagas Kemenparekraf, menjadi ruang belajar bagi para santri untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sebagai entrepreneur dengan memanfaatkan teknologi digital.
"Para Santri ini adalah masa depan bangsa, aset bangsa dan harus ikut aktif dalam mengembangkan ekonomi kreatif," terang Sandiaga.
Di sisi lain, kata Sandiaga, sebagai pilar penting pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di Tanah Air, para santri perlu didorong untuk terlibat aktif dalam digitalpreneur.
Apalagi, dengan jumlah santri sebanyak 5 juta yang tersebar di lebih dari 30 ribu pondok pesantren di Indonesia, kata dia, menjadi potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.
"Saya berharap, santri bisa menciptakan peluang usaha serta menjadi penggerak kebangkitan ekonomi di kancah global," kata Sandiaga.
"Teruslah beradaptasi, berinovasi, tapi jangan sampai kita lupa dengan jati diri bangsa kita yaitu kolaborasi," ungkapnya.
Sekilas Tentang Santri Digitalpreneur
Santri Digitalpreneur menjadi salah satu program unggulan Kemenparekraf yang telah sukses dilaksanakan sebanyak tiga kali sejak 2021 lalu.
Sandiaga mengatakan, program Santri Digitalpreneur 2023 sudah dilaksanakan di beberapa wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Saya sudah keliling, mulai dari Indonesia bagian timur sampai juga Indonesia bagian barat dan juga Pulau Jawa," kata Sandiaga.
Menurutnya, meski pada 2021 menghadapi keterbatasan karena pendemi, kegiatan Digitalpreneur berlangsung produktif secara online.
Tahun 2022 menandai evolusi program dengan fokus utama pada ekonomi kreatif dan digital yang diselenggarakan di delapan kabupaten/kota.
Sadiaga mengatakan, kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia kembali dihadirkan pada tahun 2023, berfokus pada karya digital berupa kreatif video, video/foto produk (advertisement), podcast (audio maupun audio dan video).
Sejumlah tema yang direkomendasikan adalah yang berkaitan dengan pariwisata, ekonomi kreatif, keislaman, dakwah dan produk UMKM.
Rangkaian kegiatan Demoday Santri Digitalpreneur dilaksanakan secara offline selama 4 hari di 10 kabupaten/kota terpilih, yakni Pangkep, Bangkalan, Jombang, Rembang, Bogor, Cirebon, Purwakarta, Magelang, Situbondo dan Serang.
Sementara itu, pelatihan diselenggarakan di 10 kabupaten/kota terpilih, dengan penentuan kelompok terbaik di setiap lokasi.
Setiap kelompok terdiri dari 5 santri, yang masing-masing berasal dari pondok pesantren yang berpartisipasi.
Sejumlah pesantren yang berpartisipasi meliputi Pondok Pesantren Wisata Al-Quran di Pangkep, Sulawesi Selatan, Pondok Pesantren Salafiyah Sa’idiyah di Bangkalan, Jawa Timur, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras di Jombang, Jawa Timur.
Kemudian, Pondok Pesantren Hidayatullah di Magelang, Jawa Tengah, Pondok Pesantren Darul Muttaqien di Bogor, Jawa Barat, Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 di Purwakarta, Jawa Barat, dan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo di Situbondo, Jawa Timur.
Selanjutnya, Pondok Pesantren Al-Anwar 4 di Rembang, Jawa Tengah, Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara di Serang, Banten, dan Pondok Pesantren Al-Shighor Gedongan di Cirebon, Jawa Barat.
Setelah melalui proses seleksi, para santri dari pesantren terpilih mengikuti rangkaian Demoday. Mereka mengikuti bimbingan teknis online pada 11 Oktober 2023 dan menyusun rencana konten dan deck presentasi pada 12-14 Oktober 2023.
Kemudian, mereka melakukan produksi pada 14-15 Oktober 2023, proses editing video pada 16-19 Oktober 2023, dan pada puncaknya, yaitu Demoday pada 21 Oktober 2023.
Editor: Andy Tandang