Diduga Tercemar Bahan Kimia Tambang Emas Ilegal, Ratusan Ikan di Sungai Cikaniki Bogor Mati

Ratusan ikan di Sungai Cikaniki, Kecamatan Nanggun, Bogor, mati diduga akibat tercemar bahan kimia dari tambang emas ilegal di daerah hulu, Jumat (28/07/2023). (Foto : PARBOABOA/Hari Setiawan)

PARBOABOA, Bogor - Masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikaniki, tidak jauh dari (Kawasan Gunung Halimun Salak), Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menduga keruhnya air sungai dan matinya ratusan ikan imbas bahan kimia dari tambang emas ilegal di sekitar daerah tersebut.

Dugaan itu disampaikan salah seorang masyarakat yang mengumpulkan ikan mati di DAS Cikaniki, Andre, ditemui PARBOABOA, Jumat (28/7/2023) siang.

"Saya sudah lama ya ambil ikan di sini yang sudah mati. Kalau penyebab kurang tahu pasti, akan tetapi mungkin di atasnya ada tambang emas ilegal," katanya.

Andre lantas meminta Pemerintah Kabupaten Bogor untuk menindak tegas jika terbukti ada tambang emas ilegal di sekitar sungai tersebut.

"Saya sih minta Pemerintah Kabupaten Bogor menindak tegas ya kasus ini sampai akar-akarnya, sebab sudah tahunan kasus ini terjadi," katanya.

Hal senada diungkapkan Bayu, warga Desa Nanggung yang tinggal tidak jauh dari DAS Cikaniki.

Ia meminta Polres Bogor untuk segera menutup tambang emas ilegal tersebut.

"Ini kan kewenangan bagian hukum ya, saya minta Kapolsek Nanggung Polres Bogor menindak tegas kasus kematian ikan ini, kalau perlu tutup ya tutup, tangkap terduga Pelaku," kata Bayu.

DLH Kabupaten Bogor Duga Ada Tambang Emas Ilegal

Air Sungai Cikaniki yang diduga tercemar limbah kimia dari tambang emas ilegal di daerah hulu. (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan) 

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor juga menduga adanya tambang emas ilegal yang menggunakan bahan kimia berbahaya sehingga mencemari sungai dan membunuh ratusan ikan di Sungai Cikaniki.

"Dari info dan foto yang saya dapat seperti itu (ribuan ikan mati karena sungai tercemar), Pak Kadis kemarin sudah briefing internal untuk menyikapinya," kata Kepala Seksi Penegakan Hukum DLH Kabupaten Bogor, Dyan Heru Cahyono saat dihubungi PARBOABOA melalui telepon, Jumat (28/07/2023).

Dyan juga menduga awal air Sungai Cikaniki tercemar imbas limbah pertambangan emas ilegal yang marak di daerah tersebut.

"Mereka semua kan tidak memenuhi syarat ya secara aturan pengolahan limbahnya dan mereka seperti itu main buang-buang aja. Itu masih disinyalir," katanya.

Respons Polsek Nanggung, Bogor

Sementara itu, Kapolsek Nanggung, AKP Jony Handoko mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab matinya ratusan ikan dan keruhnya air di sungai Cikaniki.

Ia menduga, ikan-ikan tersebut mati karena ada aktivitas warga untuk menangkap ikan menggunakan bahan kimia.

Kapolsek Nanggung, AKP Jony Handoko mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab matinya ratusan ikan di Sungai Cikaniki. (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan) 


"Karena ini ikan yang mati hanya di aliran Kampung Lukut aja. Kalau di hulu nya kan nggak ada. Jadi, banyak ikan mati perkiraan kita ada warga yang menangkap ikan menggunakan bahan obat," kata Jony, saat ditemui PARBOABOA, Jumat (28/07/2023).

"Kalau ini memang indikasinya benar dari limbah pasti dari hulu juga ikan akan mabuk, tapi ini cuman di seputaran Lukut doang, di atasnya enggak ada yang mabuk. Kecuali kalau di hulunya ada ikan yang mabuk ya itu penyebabnya sudah pasti dari limbah," tambahnya.

Jony menyatakan akan menyelidiki dugaan ini dengan melibatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan masyarakat sekitar.

"Kita harus menyelidiki, karena sejauh ini belum ketemu atau ketangkap basah pelaku yang menyebabkan itu. Kalau ketahuan kita pasti akan ambil keterangan," tegasnya.

Meski begitu, Jony mengaku Kepolisian tidak bisa membatasi ulah oknum masyarakat yang diduga menangkap ikan menggunakan bahan kimia, karena hal itu biasanya dilakukan masyarakat untuk menyambung hidup.

"Kami tidak dapat membatasi hal ini karena mereka itu ada yang masih mencari ada juga yang sudah tidak ada yang sudah tutup, ada yang hanya menyambung hidup yang hanya mengambil sedikit," imbuhnya.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS