PARBOABOA – Kemenangan Timnas Indonesia atas Kuwait di laga kualifikasi Piala Asia 2023 diklaim tak lepas dari peranan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Klaim ini diterbitkan sendiri oleh PSSI dalam artikel di laman resminya pada Kamis (9/6/2022) siang WIB. Artikel tersebut berjudul “Pecahnya Rekor 42 Tahun.”
Timnas Indonesia menang 2-1 atas Kuwait di Jaber Al-Ahamd International Stadium, Rabu (8/6/2022). Gol-gol Timnas Indonesia dicetak oleh Marc Klok lewat tendangan penalti dan Rachmat Irianto, sementara satu gol Kuwait diciptakan oleh Yousef Al-Sulaiman.
Kemenangan atas Kuwait ini memang menjadi yang pertama bagi Timnas Indonesia sejak 1980 atau 42 tahun lalu.
Akan tetapi, PSSI mendapat sorotan setelah kemenangan itu. Dalam artikel di laman resmi mereka, PSSI menyebutkan bahwa kemenangan itu terjadi berkat kerja keras yang dilakukan Iwan Bule (sapaan akrab Mochamad Iriawan) selama menjabat menjadi ketua umum.
Apa yang Disampaikan PSSI Dalam Laman Resminya
"Siapa tokoh utama di balik kemenangan hebat Timnas Indonesia atas Kuwait? Jawabannya jelas, Iwan Bule," tulis PSSI dalam narasinya.
"Sejak memimpin PSSI pada 2 November 2019, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule, menorehkan prestasi cemerlang," bunyi klaim PSSI.
PSSI lalu memamerkan pencapaian Iwan Bule di PSSI yang nihil gelar juara di level senior maupun junior.
"Di masa kepemimpinannya selama dua tahun tujuh bulan, Timnas Indonesia sudah dua kali mencapai final level tertinggi Asia Tenggara. Yakni final SEA Games 2019 dan final Piala AFF 2020. Lalu semifinal SEA Games 2022," imbuh PSSI.
PSSI bahkan berani menganggap Iriawan telah melampaui raihan enam Ketua PSSI pada 1991-2019.
"Capaian ini sama dengan prestasi Timnas Indonesia kurun waktu 18 tahun pada 1991-2009. Bahkan rentang waktu 29 tahun karena hanya selisih satu capaian final SEA Games 2011 dan 2013 dan kelolosan ke Piala Asia 2007," kata PSSI.
"Artinya itu capaian tiga Ketua PSSI pada 1991-2009 atau enam Ketua PSSI pada 1991-2019," ujar PSSI.
Selain itu, dalam ulasannya PSSI juga membeberkan terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Iwan Bule, termasuk mengatasi permasalahan suap, pengaturan skor dan berbagai masalah yang terjadi di sepak bola Indonesia.
"Untuk mengantisipasi masalah suap, pengaturan skor dan kejahatan lain dalam sepakbola nasional yang selama puluhan tahun dikeluhkan, Iwan Bule membuat MoU dengan MABES POLRI pada 22 Juli 2021. Tujuannya: agar pencegahan dan penegakan hukumnya lebih efektif, cepat, tepat dan tuntas," lanjut dalam pernyataan PSSI.
"Untuk mengantisipasi persoalan klise: tempat Training Center, lapangan latihan, Camp Latihan, dsb, terkait kepentingan timnas, pada 18 Agustus 2021 Iwan Bule membuat MoU dengan tujuh Perguruan Tinggi di Indonesia."
"Tujuannya dua sekaligus. Pertama: Timnas kapan saja bisa memanfaatkan lapangan dan berbagai fasilitas pendukung lainnya di tujuh kampus besar tersebut. Kedua: PSSI mendapat dukungan potensial terkait pemanfaatan Sport Science melalui para pakar di tujuh kampus tersebut."
PSSI juga mendeskripsikan Iriawan "sangat paham A-Z sepak bola Indonesia, bahkan dunia".
"Karena bicara soal sepak bola nasional, artinya kita sedang berbicara mengenai denyut nadi rakyat Indonesia. Dan Iwan Bule sangat memahami hal itu," tutur PSSI.
Dibantah Sekjen PSSI
Sekjen PSSI, Yunus Nusi, mengomentari klaim yang menyebut Mochamad Iriawan, Ketum PSSI, sebagai tokoh utama kemenangan Timnas Indonesia atas Kuwait.
Dijelaskan Yunus Nusi, tulisan itu merupakan opini dari pihak luar. Ada seorang wartawan senior selaku yang mempunyai tulisan tersebut, lalu dipublikasikan ulang oleh situs PSSI.
Ia juga membantah bahwa tulisan itu mencerminkan sikap resmi PSSI maupun Iwan Bule, dalam memandang kemenangan Timnas Indonesia atas Kuwait semalam.
"Aku suruh cabut (take-down)," ujar Yunus Nusi seperti yang dilansir dari detikSport.
"Ketum tak pernah mengklaim seperti itu. Kemenangan ini atas raihan dan semangat juang anak-anak timnas yang tadi malam memenangkan laga melawan Kuwait."
Artikel Tersebut Sudah Direvisi PSSI
Dilansir dari pemberitaan detikSport, kronologi kejadian ini bermula ketika salah seorang wartawan membagikan tulisannya di forum jurnalis pemberitaan sepak bola Indonesia, yang tayang di salah satu media olahraga sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (9/6). Tulisan tersebut diunggah dengan judul “Prestasi Iwan Bule & Pecahnya Rekor 42 Tahun.’
Dan tak lama setelah itu, PSSI ikut serta menayangkan tulisan yang mirip di situs resminya. Secara spesifik pada bagian kategori “news”.
Hal ini pun mengundang pertanyaan, tak ada kredit penulis dalam publikasi yang menyanjung Ketua Umum PSSI itu. Berikutnya, muncul pula anggapan bahwa tulisan itu seharusnya tidak tampil di laman resmi federasi.
Akibat dari kemunculan artikel tersebut di situs PSSI, federasi pun dianggap menyanjung kepada sosok yang kurang tepat. Daripada Ketua Umum PSSI, yang walaupun dipastikan ikut ambil peranan sebagai orang nomor satu federasi, pujian pertama akan lebih baik jika disampaikan ke pemain, pelatih, dan semua orang yang terlibat langsung di lapangan pertandingan.
Setelah ditelusuri lebih lanjut mengenai artikel yang ramai tersebut, PSSI kini sudah melakukan revisi dengan menyeratakan nama penulis opini tersebut. Posisi tulisan tersebut kini lebih jelas yakni opini dari pihak luar, dalam hal ini wartawan senior, yang diberikan ruang untuk menyampaikan pendapatnya.
Editor: -