Presiden Ukraina Meminta Dialog dengan Rusia Untuk Hentikan Invasi

Presiden Rusia Vladimir Putin (dok AP PHOTO/SERGEY GUNEEV)

PARBOABOA, Ukraina - Perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama dua hari. Pasukan dari Presiden Vladimir Putin juga disebut semakin dekat dengan Ibu Kota Kiev. Jika terus berlanjut, maka tak lama lagi pasukan Rusia akan segera sampai di Ibu Kota Kiev dan melakukan pendudukan di kota tersebut.

Sebenarnya sudah ada sejumlah sanksi yang dijatuhkan negera-negara di dunia untuk Rusia, seperti pemutusan Rusia dari ekonomi global, hingga pembekuan seluruh aset Moskov di Uni Eropa.

Bahkan bank-bank Rusia saat ini telah diblokir dari pasar keuangan internasional, hal ini menyebabkan ATM bank Rusia sudah tidak dapat dipergunakan di sejumlah negara. Sanksi-sanksi ini diharapkan untuk memukul mundur ekonomi Rusia dan penghentian invasi. Namun sepertinya sanksi tersebut belum cukup untuk membuat Putin memerintahkan penarikan pasukannnya kembali.

Keadaan ini tentu membuat Ukraina ada diambang keputus-asaan, dalam sebuah video Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengungkapkan kesedihannya karena merasa ditinggal oleh negara-negara barat setelah perang pecah.

Dalam sebuah pernyataan terpisah yang disampaikan oleh penasihat Presiden Mykhailo Podolyak, Ukraina siap untuk berunding dengan Rusia untuk membahas mengenai sikap netral mereka mengenai Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

"Jika pembicaraan memungkinkan, itu harus diadakan. Jika di Moskow mereka mengatakan ingin mengadakan pembicaraan, termasuk dalam status netral, kami tidak takut dengan ini," kata Podolyak, dilansir dari Reuters, Jumat (25/2).

Menanggapi permohonan Ukraina tersebut, Rusia telah memberikan respon baik dengan menyetujui untuk segera melakukan pertemuan dengan mengirim perwakilan ke Ibu Kota Belarus.

"Melanjutkan permintaan Zelensky untuk membicarakan status netral Ukraina, (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan mengirim perwakilan dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan pemerintahannya untuk bernegosiasi dengan delegasi Ukraina," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Seperti diketahui jika perang Ukraina dan Rusia ini memanas salah satunya disebabkan oleh keinginan Presiden Volodymyr untuk bergabung dengan NATO. Keinginan ini sangat ditentang karena Rusia tidak menginginkan NATO semakin berkuasa di wilayah Timur Eropa.

Semoga saja perang dua negara pecahan Uni Soviet ini segera mereda. Pasalnya imbas perang ini juga berpengaruh kuat pada perekonomian dunia, termasuk harga minyak dunia.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS