PARBOABOA – Peristiwa pertempuran Ambarawa adalah pertempuran yang terjadi pada tanggal 29 November 1945 dan berakhir pada 15 Desember 1945.
Peristiwa ini terjadi antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pemuda Indonesia melawan tentara sekutu yang berlangsung dengan begitu sengit.
Meskipun secara jumlah pasukan Indonesia jauh lebih sedikit daripada pasukan Sekutu, TKR dan pemuda Ambarawa berhasil menggunakan taktik gerilya dan memanfaatkan keunggulan wilayah untuk melawan pasukan Sekutu.
Latar Belakang Pertempuran Ambarawa
Dikutip dari buku yang berjudul Sejarah 3+: SMA Kelas XII Program Ilmu Sosial karya Drs.Sardiman A.M, M.Pd (2008), latar belakang dari peristiwa pertempuran Ambarawa dimulai dengan insiden yang terjadi di Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
Oleh pihak RI mereka diperbolehkan untuk mengurus tawanan perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang.
Ternyata mereka diboncengi oleh Nederland Indische Civil Administration (NICA) yang kemudian mempersenjantai mantan tawanan itu.
Pada tanggal 26 Oktober 1945 pecah insiden Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan tentara Sekutu.
Insiden itu berhenti setelah kedatangan Presiden Sukarno dan Brigadir Jenderal Bethell di Magelang pada tanggal 2 November 1945.
Mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan tercapai kata sepakat yang dituangkan ke dalam 12 pasal, diantaranya sebagai berikut.
- Pihak Sekutu tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi Allied Pris- oners War and Interneers (APWI-tawanan perang dan interniran Sekutu).
- Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia-Sekutu.
- Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawahnya.
Kronologi Pertempuran Ambarawa
Dilansir dari buku yang berjudul Sejarah SMP/MTs Kls IX (KTSP) karya Dr. Nana Nurliana Soeyono, MA (2008), kesepakatan gencatan diatas di ingkari oleh Sekutu, akhirnya pertempuran pecah pada tanggal 20 November 1945 di sepanjang rel kereta api Ambarawa.
Pada saat itu, Komandan resimen banyumas yang gugur dalam pertempuran ambarawa adalah Letnan Kolonel Isdiman.
Mendengar berita itu, Kolonel Soedirman, Panglima Divisi V/Banyumas mengatur siasat untuk bertempur.
Kol. Soedirman memperkirakan apabila Ambarawa tetap dipertahankan Inggris, pasti kota itu akan menjadi pusat pasukan Inggris untuk merebut seluruh wilayah Jawa Tengah.
Dilansir dari buku yang berjudul Sejarah 3+: SMA Kelas XII Program Ilmu Sosial karya Drs.Sardiman A.M, M.Pd (2008), tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan pasukan Sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa.
Pasukan TKR bersama pemuda dari Boyolali, Salatiga, Kartosuro bertahan di kuburan Belanda sehingga membentuk garis medan sepanjang rel kereta api dan membelah kota Ambarawa.
Sementara itu, dari arah pasukan TKR dan Divisi V/Purwokerto arah Magelang di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945 dengan tujuan memukul mundur pasuka Sekutu yang berkedudukan di desa Pingit.
Pasukan Imam Adrongi berhasil menduduki desa Pingit dan merebut desa-desa sekitarnya. Hal tersebut membuat pasukan TKR dan pemuda Indonesia bersemangat
Lalu, pada jam 04.30 tanggal 12 Desember 1945, pasukan Indonesia serentak melancarkan serangan ke pihak musuh.
Barikade-barikade dipasang di beberapa ruas jalan untuk basis pertahanan dan menyerang konvoi tentara musuh.
Pihak tentara musuh banyak yang gugur di medan perang, sehingga mereka terpaksa mundur ke Semarang pada 15 Desember 1945. Tanggal 15 Desember kemudian diperingati sebagai Hari Infanteri di Indonesia.
Tokoh-Tokoh Pertempuran Ambarawa
Ada beberapa tokoh penting yang terlibat dalam Pertempuran Palagan Ambarawa. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Jenderal Soedirman
Dikutip dari buku yang berjudul Soedirman: Seorang Panglima, Seorang Martir karya Tim Buku Tempo, Soedirman adalah seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang memimpin pasukan Indonesia dalam Pertempuran Palagan Ambarawa.
Ia kemudian menjadi Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pada pertempuran Palagan Ambarawa Jenderal Soedirman memiliki salah satu taktik yang sulit dilakukan yaitu taktik supit urang.
Taktik ini efektif dan cerdik. Strategi ini menyerang lawan dari kedua sisi, membuat lawan terjepit. TKR menggunakan taktik ini untuk merusak sistem pertahanan dengan memutuskan komunikasi militer Sekutu.
2. Gatot Soebroto
Gatot Soebroto adalah tokoh yang terlibat dalam pertempuran Palangan Ambarawa. Namanya sering diabadikan sebagai nama jalan.
Gatot Soebroto bukan hanya seorang pejuang, tetapi juga pemimpin yang peduli terhadap kondisi prajurit dan keluarganya.
Keahliannya sebagai ahli siasat di pertempuran 20 Oktober 1945 menjadikan namanya diabadikan dalam sejarah kemerdakaan Indonesia.
3. Letkol Isdiman
Letkol Isdiman merupakan perwira terbaik Kolonel Soedirman. Meski gugur, ia meninggalkan semangat sebagai seorang pemimpin yang berdedikasi.
Sebagai Komandan Resimen TKR Banyumas, Letkol Isdiman memimpin pertempuran di Ambarawa pada tanggal 16 November 1945.
4. Surono Reksodimejo
Surono merupakan seorang kapten di bawah komando Letnan Kolonel Gatot Soebroto. Suronojuga ikut berperan dalam Pertempuran Palagan Ambarawa.
Setelah mengabdi pada militer, beliau kemudian menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia danan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan di Republik Indonesia.
5. Letkol Sarbini Martodiharjo
Letkol Sarbini Martodiharjo merupakan pemimpin pasukan Resimen Pusat Kedu. Pada tanggal 20 Oktober 1945 ia memainkan peran penting dalam menutupi pengepungan pasukan Sekutu dan NICA di Desa Jambu, Ambarawa.
6. G.P.H. Djatikusumo
G.P.H Djatikusomo sebagai komandan Divisi IV yang memiliki misi khusus untuk melacak dan mengepung pasukan Sekutu.
Kolonel G.P.H. Jati Kusumo memimpin dengan sangat baik selama pertempuran di Ambarawa dan tetap menjaga pergerakan pasukan tetap pada jalurnya.
Itulah informasi tentang pertempuran Ambarawa, mulai dari latar belakang, kronologi, dan tokoh yang terlibat di dalamnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Editor: Juni