PARBOABOA, Medan - Menjelang Natal dan Tahun Baru, permintaan parsel di Kota Medan meningkat signifikan sejak November 2022 lalu. Kenaikannya mencapai 50 persen dari tahun sebelumnya.
Salah satu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Medan, Deborah Manurung mengatakan, permintaan parsel kue kering sudah mulai dipesan sejak November 2022.
Usaha parsel yang rintisnya sudah berjalan selama 3 tahun di sela-sela kesehariannya sebagai guru les privat.
"Akhir tahun 2019, awalnya hanya coba-coba terjun ke bisnis saya. Kemudian saya beranikan untuk sediakan 1.500 parsel kue kering dan ternyata habis terjual. Di tahun kedua saya tambah lagi sebanyak 3.500 kotak dan habis juga. Nah, di tahun ketiga ini buat sampai 6.000 kotak dan sudah habis terjual. Sejak 11 Desember lalu, saya sudah tutup orderan," kata Deborah, Jumat (16/12/2022).
Lebih lanjut, perempuan kelahiran 10 Juli 1994 yang akrab di sapa Debi ini pun menyebutkan, untuk parsel yang disediakannya berupa kue kering dengan 6 jenis ukuran 250 gram.
"Setiap tahun isi kue parcel berbeda-beda. Tahun ini isi kue keringnya, kue kastangel, kue skippy, kue nastar, kue salju, kue bangkit dan kue mocca. Begitu juga kemasan yang terus berubah dan berbeda dari tahun sebelumnya," ujar Debi.
Untuk parsel yang dibuatnya tidak memberikan label brand. Dia sudah memiliki ratusan reseller yang juga bisa memasarkan produk darinya.
"Jadi kue-kue kering ini juga bukan milik pabrikan, namun buatan home industri. Sedangkan untuk kotak parsel kita pesan dengan desain yang menarik," ungkapnya.
Deborah mengaku, permintaan 6.000 kotak parsel kue kering tidak hanya di Kota Medan saja, tapi ke Purwakarta dan Batam.
"Ketahanan kue kering ini bisa sampai 2 bulan. Kita udah buka orderan untuk parsel mulai November dan stop di Desember. Kenapa saya memilih kue kering untuk dijadikan parsel karena memang kue-kue ini pasti ada di momen hari besar. Bahkan tidak hanya di Natal, pada Idulfitri juga memasarkan parsel kue kering ini. Paling banyak permintaan parsel ini diberikan pada orang-orang terkasih seperti keluarga atau teman," sebutnya.
Untuk harga, Debi mematok untuk eceran dimulai Rp120 ribu hingga Rp130 ribu.
"Kalau untuk reseller berbeda karena mereka ambilnya puluhan," ucapnya.
Suka duka dirasakan Debi dalam merintis usahanya. Apalagi, usaha parsel ini musiman. Maka, ia harus mencari ide kue dan kemasan yang diminati pasar.
"Palingan setiap tahun saya mikirkan konsep untuk kemasan yang harus menarik dan kemasan berbeda dari sebelumnya. Saat ini saya sedang memikirkan konsep untuk tahun depan tepatnya di Idulfitri," jelasnya.
Terpisah, Wiwin Vamela salah satu UMKM di Kota Medan yang juga menjual jasa pembuatan parsel kue kering mengaku, permintaan sudah mulai datang sejak awal Desember.
Bedanya, karena Wiwin yang membuat kue kering tersebut dan mengemas menjadi parsel maka butuh waktu untuk menyiapkan permintaan parsel tersebut dan membuat sesuai pesanan konsumen.
"Jadi selain buat parsel, saya juga yang membuat kue keringnya dan juga makanan seperti kue basah atau tumpeng. Untuk jumlah total permintaan masih belum bisa di total karena hingga saat ini masih menerima permintaan pelanggan," pungkasnya.