PARBOABOA, Pematangsiantar - Jelang tahun ajaran baru, sejumlah orang tua memilih pegadaian sebagai alternatif pinjaman untuk membeli kebutuhan sekolah.
Seperti dialami Aldi Marbun (40), warga Kelurahan Martoba, Kecamatan Sitalasari, Pematangsiantar yang memilih pegadaian untuk memenuhi kebutuhan menyambut tahun ajaran baru.
Aldi yang hanya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) itu mengungkapkan kebutuhan untuk membeli atribut sekolah memaksanya untuk menggadaikan perhiasan pribadi.
“Biaya pendidikan sekarang mahal semua, untuk kebutuhan atribut terpaksa lah menggadai,” ucapnya kepada PARBOABOA, Kamis (11/07/24).
Untuk tahun ajaran baru kali ini, Aldi mempersiapkan perlengkapan sekolah berupa alat tulis. Meski demikian, ia juga harus mempersiapkan jutaan rupiah untuk perlengkapan sekolah yang lain.
Ia sendiri memiliki 3 orang anak yang masih berada di jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA.
Dirinya sedikit terbantu karena ketiganya masuk ke sekolah negeri. 2 diantaranya bahkan mendapatkan bantuan pemerintah.
“Anakku kan karena Negeri (sekolah di negeri), jadi gak pala banyak biaya. Kalau swasta tadikan bayar uang sekolah,” katanya.
Dalam keterangan terpisah, Kepala Cabang Pegadaian Pematangsiantar, Suryadi Mandala, menyebutkan kenaikan jumlah peminjam terjadi sejak minggu ini.
Hingga Rabu, Suryadi menyebutk, peningkatan jumlah peminjam mencapai angka 0.45%.
“Kami mengalami peningkatan transaksi MtM sebesar 0.45% dengan nominal 1 M,” ungkapnya kepada PARBOABOA melalui pesan singkat, Kamis (11/07/24).
Suryadi menyampaikan tren kenaikan menjelang masuknya sekolah terjadi setiap tahun. Menurutnya, kehadiran pegadaian menjadi salah satu tempat bagi masyarakat yang membutuhkan dana cepat.
“Sambil menunggu ada dana yang tersedia, biasanya masyarakat menggadaikan perhiasannya,” tambahnya.
Suryadi berpendapat, di tengah desakan ekonomi, masyarakat tidak memiliki pilihan mencari pundi-pundi ekonomi.
Ia juga menambahkan alasan masyarakat memilih pegadaian karena bunga yang terbilang murah.
Adapun jenis pinjaman berdasarkan sewa modal, Suryadi menuturkan dibagi menjadi sewa fleksibel dan sewa harian.
Dengan pinjaman Rp50.000 sampai 500.000 dalam tempo 4 bulan, dikenakan tarif sewa modal sebesar 1% per 15 hari.
Sedangkan untuk sewa harian, tidak dikenakan batasan peminjaman dengan tempo 6 bulan sebesar 0,07% per hari.
Lebih lanjut, pinjaman sebesar Rp501.000 sampai 20 juta dalam tempo 4 bulan dikenakan tarif sebesar 1,2% per 15 hari.
Dan untuk pinjaman di atas 20 Juta dengan kelipatan Rp100.000 akan dikenakan sewa bunga sebesar 1,1% per 15 hari.
Suryadi menambahkan, persyaratan dalam melakukan peminjaman hanya perlu membawa perhiasan dan KTP. Peminjam tidak perlu lagi membawa surat pembelian.
Ia memprediksi peningkatan jumlah permintaan kredit akan bertambah sejalan dengan kebutuhan pendidikan dan ekonomi masyarakat.
“Diprediksi masih akan ada peningkatan,” tutupnya.
Editor: Defri Ngo