PARBOABOA – Peribahasa adalah suatu kata yang tak terpisahkan dalam dunia bahasa dan sastra. Di dalamnya tersimpan norma-norma dan menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan kearifan suatu masyarakat.
Tidak hanya dalam budaya lokal, peribahasa juga memiliki peran yang penting dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Peribahasa menjadi sarana komunikasi yang integral dan efektif, karena berisikan pesan-pesan kebijaksanaan melalui kata-kata yang menarik.
Mengutip dari buku Kamus Peribahasa Indonesia, peribahasa adalah sebuah bentuk komunikasi singkat yang berisi kearifan, panduan perilaku, nasihat, serta prinsip hidup yang sering kali mencerminkan norma budaya dan tradisi.
Selain itu, peribahasa memiliki makna yang sangat bervariasi, tergantung pada konteks dan situasi yang digunakan. Setiap kata menggambarkan situasi atau menyampaikan pesan yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Agar lebih memahaminya, berikut Parboaboa telah merangkum ulasan tentang peribahasa secara lengkap. Yuk, simak sampai selesai ya!
Pengertian Peribahasa
Secara umum, peribahasa adalah suatu rangkaian kata atau kalimat yang tersusun dengan makna khusus, seringkali berisikan perbandingan, nasehat, serta gambaran tentang tingkah laku manusia.
Ungkapan ini kerap digunakan sebagai alat komunikasi untuk memberi wejangan, membuat analogi, atau mengungkapkan kritikan terhadap individu tertentu.
Menurut buku Kamus Peribahasa, peribahasa adalah bentuk ungkapan yang meskipun tidak menyampaikan pesan secara langsung, tetapi secara tersirat mengandung makna yang dapat dipahami oleh pembacanya karena berbagi latar belakang budaya yang serupa.
Arti Peribahasa Menurut Para Ahli
Melansir dari Jurnal Media Neliti, ada berbagai pengertian peribahasa yang diungkapkan oleh para ahli, seperti:
Kridalaksana (1982: 131) mengatakan bahwa peribahasa adalah bagian dari kalimat atau frasa yang sudah memiliki struktur baku, makna, dan peran yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat. Peribahasa digunakan untuk memperkaya tulisan atau percakapan, memperkuat pesan dalam tulisan, memberikan nasihat, mendidik, atau memberikan panduan kepada masyarakat untuk bertindak sesuai dengan norma dan etika setempat.
Menurut Kosasih (2012: 18), peribahasa adalah rangkaian kata atau frasa yang memiliki struktur tetap dan sering digunakan untuk menggambarkan suatu maksud tertentu. Dalam sastra klasik, peribahasa merupakan salah satu jenis karya sastra yang masih relevan dalam kehidupan masyarakat saat ini, berbeda dengan mantra, pantun, atau gurindam yang hampir terlupakan.
Menurut Danandjaja (1982: 29-30) dalam studi tentang folklor, peribahasa adalah istilah lain untuk menyebutkan ungkapan tradisional. Sastra lisan ini biasanya memiliki elemen puitis, dilakukan secara berulang-ulang, dengan tujuan memperkuat ingatan dan menjaga keaslian sastra lisan agar tidak berubah. Peribahasa umumnya disampaikan secara lisan dan jarang tertulis.
Pusposaputro (2010: xi) juga menyatakan bahwa peribahasa mencerminkan suatu kondisi lingkungan dan objek-objek tertentu yang umumnya ditemui dalam masyarakat.
Peribahasa adalah suatu alat sebagai bagian dari warisan tradisi lisan, disampaikan melalui lisan. Seperti yang dijelaskan oleh Russel dalam Danandjaya (1982: 28), meskipun ungkapan tradisional adalah milik kolektif, hanya sebagian orang yang secara aktif menguasainya.
Ciri-ciri Peribahasa
Ada beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dalam peribahasa, di antaranya:
- Memiliki struktur yang tetap dan kata-kata yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat diubah.
- Peribahasa sering digunakan untuk menyampaikan sindiran atau untuk mempercantik bahasa.
- Kata kata peribahasa diatur dengan baik, memiliki aliran yang enak didengar, dan mengandung makna.
- Peribahasa diciptakan berdasarkan pengamatan yang teliti terhadap alam dan peristiwa dalam masyarakat.
- Dibentuk dengan menggunakan bahasa yang padat dan indah sehingga dapat melekat dalam masyarakat dari generasi ke generasi.
- Peribahasa sering digunakan sebagai nasihat.
- Menjadi ciri khas individu atau kelompok tertentu.
Jenis-jenis Peribahasa
Adapun beberapa jenis peribahasa yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:
1. Peribahasa Bidal
Bidal adalah bentuk bahasa kiasan dengan susunan kalimat yang tetap. Sebagai contoh, kita dapat mengambil ungkapan "Habis gelap terbitlah terang."
2. Peribahasa Pepatah
Pepatah adalah kiasan yang disampaikan dalam kalimat yang terstruktur, meskipun terkadang tampak terputus-putus. Pepatah ini sering mengandung nasihat atau ajaran yang berguna, seperti dalam contoh "Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah."
3. Peribahasa Perumpamaan
Perumpamaan digunakan untuk menjelaskan perilaku seseorang dengan membandingkannya dengan situasi atau lingkungan sekitarnya. Misalnya, kita bisa menyebutkan "Laksana kera dapat bunga."
4. Peribahasa Ibarat
Ibarat juga mirip dengan perumpamaan karena melibatkan perbandingan, tetapi ia memasukkan kalimat penjelasan setelah perbandingan. Sebagai contoh, "Bagai karakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau."
5. Peribahasa Pemeo
Pemeo adalah rangkaian kata yang akhirnya menjadi populer dan sering digunakan sebagai simbol semangat atau semacam perjuangan. Sebagai contoh, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."
6. Peribahasa Semboyan
Semboyan terdiri dari sekumpulan kata, kalimat, atau frasa yang digunakan sebagai pedoman atau prinsip dalam suatu situasi tertentu. Contoh termasuk "Rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat, hemat pangkal kaya," serta berbagai peribahasa lainnya.
Fungsi Peribahasa
Terdapat beberapa fungsi peribahasa di bidang bahasa dan budaya mencakup beberapa aspek penting, di antaranya:
1. Memelihara Warisan Budaya
Kata kata peribahasa adalah warisan budaya yang berasal dari pengalaman hidup dalam suatu masyarakat.
Mereka berperan dalam mewariskan nilai-nilai, etika, dan kebijaksanaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui peribahasa, budaya lokal dapat dilestarikan dan dipelajari dengan lebih mendalam.
2. Mendorong Kreativitas Bahasa
Kata kata peribahasa digunakan untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan, terutama dalam karya sastra. Mereka sering digunakan dalam cerita pendek, novel, dan hikayat, memberikan daya tarik, mengundang minat pembaca, dan meningkatkan kelancaran bacaan.
3. Alat Menyampaikan Pesan
Peribahasa mengandung pesan-pesan berarti dalam kalimat singkat dan penuh makna. Mereka menggunakan bahasa kiasan untuk menggambarkan situasi atau memberikan nasihat. Dengan peribahasa, pesan yang kompleks dapat disampaikan secara singkat, jelas, dan mudah diingat.
10 Contoh Peribahasa dan Artinya
Melalui ungkapan bijak ini, nilai-nilai dan pengalaman yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat terwujud dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna mendalam. Berikut ini dijelaskan 10 peribahasa dan artinya:
1. Bagai air dengan tebing
Makna: Sama seperti air yang tak terpisahkan dari sungai, peribahasa Indonesia ini menggambarkan hubungan yang erat atau ketergantungan antara dua hal atau orang.
2. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung
Makna: Ini mengajarkan pentingnya menghargai dan menghormati tempat atau lingkungan di mana kita berada atau orang yang kita temui.
3. Berkat sabar, pandai mendaki pohon tumbang
Makna: Kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan akan membantu kita mencapai tujuan, bahkan dalam situasi yang sulit.
4. Air tenang menghanyutkan, air keruh menjernih
Makna: Ketenangan dan ketenangan bisa menjadi awal dari pemahaman dan pemecahan masalah dalam situasi sulit.
5. Seperti katak di bawah tempurung
Makna: Mengacu pada seseorang yang terlalu terbatas dalam pengetahuan atau pengalaman mereka karena mereka hanya terpapar pada lingkungan yang sempit.
6. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya
Makna: Orang sering mengekspresikan sifat atau perilaku yang mirip dengan orang tua mereka.
7. Seperti anjing dengan kucing
Makna: Menggambarkan hubungan yang buruk antara dua orang yang selalu berselisih atau bertengkar.
8. Sambil menyelam minum air
Makna: Ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan beberapa hal secara bersamaan atau menyelesaikan tugas sambil mengatasi rintangan.
9. Berpisah tiada, beraga tiada
Makna: Mengacu pada hubungan yang sangat erat di antara dua orang atau hal yang sulit dipisahkan.
10. Tak ada gading yang tak retak
Makna peribahasa adalah: Menggambarkan bahwa bahkan orang atau hal yang tampak sempurna memiliki kelemahan atau cacat.
Perbedaan Ungkapan dan Peribahasa
Ungkapan dan peribahasa adalah dua bentuk frasa atau kata-kata yang memiliki makna khusus dalam bahasa. Namun, terdapat perbedaan antara keduanya:
1. Perbedaan berdasarkan makna
- Ungkapan: Ungkapan adalah rangkaian kata atau frasa yang memiliki makna khusus di luar makna harfiah kata-kata yang digunakannya. Contohnya, "membuka buku" memiliki makna berarti memulai belajar atau memahami sesuatu, bukan secara harfiah membuka buku.
- Peribahasa: Peribahasa adalah ungkapan yang mengandung nasihat, kebijaksanaan, atau pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan. Mereka sering kali bersifat tradisional dan telah diterima dalam budaya suatu masyarakat. Contoh peribahasa adalah "air susu dibalas air tuba."
2. Perbedaan Berdasarkan Penggunaan
- Ungkapan: Ungkapan digunakan dalam situasi berbicara sehari-hari dan juga dalam tulisan. Mereka membantu dalam mengkomunikasikan makna khusus secara lebih efektif.
- Peribahasa: Peribahasa sering kali digunakan untuk memberikan nasihat atau mengilustrasikan situasi dalam bahasa yang kaya dan bermakna. Mereka sering digunakan dalam sastra, pidato, dan penulisan formal.
Demikianlah informasi seputar arti peribahasa, lengkap dengan ciri-ciri, jenis, fungsi, dan contohnya. Setiap jenis peribahasa memiliki keunikan dan penggunaannya sendiri dalam menyampaikan pesan dan nilai-nilai kehidupan.
Editor: Juni