Perang Rusia dan Ukraina Masih Panas, Masjid Sultan Suleiman di Bombardir

Masjid Sultan Suleiman di Mariupol, Ukraina sebelum dibombardir Rusia (dok Twitter/@MFA_Ukraine)

PARBOABOA, Ukraina - Perang Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke tujuh belas, namun gencatan senjata masih belum disepakati. Rusia masih terus menggempur untuk mengambil kekuasaan, sementara pasukan Ukraina terus berusaha untuk mempertahankan daerah mereka.

Seperti diketahui Rusia telah mengerahkan sebagian besar pasukannya, untuk menyerang Ukraina dan merebut kekuasaan dengan cepat. Namun apa yang diharapkan Presiden Vladimir Putin tak terjadi dengan mudah, pasalnya meski pasukan Ukrina kalah jumlah dari lawan mereka, usaha bertahan yang gigih telah membuat negara tersebut bertahan hingga hari ini.

Selain itu, persenjataan Rusia sudah banyak yang hancur diserang oleh Ukraina seperti pesawat tempur, helikopter, hingga kendaraan lapis baja. Kemudian Ukrina juga mengeluarkan klaim bahwa mereka telah berhasil membunuh tiga jenderal perang Rusia yakni Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, dan yang terbaru Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov.

Meski memang harus diakui, gempuran-gempuran Rusia menyebabkan kerusakan di banyak wilayah Ukraina termasuk di Ibu Kota Kiev, Kharkiv, Odessa, hingga Mariupol. Tak hanya itu sudah ribuan orang kehilangan nyawa setelah invasi ini dimulai.

Yang terbaru dibakarkan jika pasukan Moskow telah memborbardir Masjid Sultan Suleiman di Mariupol pada Sabtu (12/3). Padahal masjid tersebut digunakan sebagai tempat berlindung oleh 84 warga dan anak-anak, termasuk warga negara Turki. Namun hingga kini belum ada informasi lengkap mengenai jumlah korban yang tewas atau terluka akibat serangan ini.

Tindakan Rusia yang melakukan penyerangan di lokasi berlindung warga semakin menguatkan tudingan dari Presiden Volodymyr Zelensky, yang menyatakan invasi negara tetangganya ini bukan lagi sekedar perang militer, namun sudah mengarah pada genosida.

Namun meski Ukraina terus digempur Rusia, Presiden Amerika Joe Biden mengatakan pihaknya tak akan mengirimkan pasukan untuk berperang membantu Ukraina. Biden hanya memastikan, jika mereka akan terus mengirim bantuan berupa alat perang dan uang yang dapat digunakan Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia.

"Kami akan mengirim uang dan bantuan makanan untuk menyelamatkan nyawa orang Ukraina. Kami akan menyambut pengungsi Ukraina dengan tangan terbuka jika mereka datang jauh-jauh ke sini," ujar Joe Biden, Jumat (11/3).

Selain itu, selama ini Amerika telah menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi untuk Moskow, yang diharapkan dalam melemahkan perekonomian negara tersebut.

Ditengah perang panas antar kedua negara pecahan Uni Soviet ini, perundingan untuk gencatan senjata masih buntu. Padahal penghentian perang menjadi solusi terbaik agar kedua negara terhindar dari kerugian yang semakin besar.  

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS