PARBOABOA, Batu - Seorang pendaki asal Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) ditemukan meninggal dunia di Gunung Arjuno, Kota Batu, Jawa Timur, diduga akibat hipotermia.
YK (21) ditemukan meninggal dunia di area Pos 2 Batu Besar, pada jalur pendakian Gunung Arjuno melalui Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji pukul 10.38 WIB.
Personel gabungan dari UPT Tahura Raden Soerjo, BPBD Kota Batu, dan sejumlah instansi terkait, termasuk para relawan, segera melaksanakan operasi evakuasi jenazah dan mengantarkan korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Hatsa Brata Kota Batu.
Kematian pendaki akibat hipotermia bukanlah hal yang jarang terjadi. Korban hipotermia bisa perempuan atau laki-laki dari berbagai kelompok usia.
Akhir bulan lalu, tepatnya bulan Juli, seorang pendaki meninggal dunia di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Korban bernama Lasmianto (49) meninggal diduga mengalami hipotermia saat melakukan ritual.
Rekannya sesama pendaki menemukan korban tak sadarkan diri saat beristirahat di Pos 3 jalur pendakian pada pukul 06.00 WIB pagi.
Pada bulan Juni, pendaki perempuan, Anindita Syafa N.K (20) meninggal di pos 4 Jalur pendakian Gunung Lawu tepatnya Gupakan Menjangan Candi Cetho.
Seorang porter menemukan korban tak sadarkan diri dengan mulut berbusa. Saat dicek, denyut nadi korban sudah tidak ada. Diduga, dia meninggal akibat hipotermia.
Kasus serupa juga terjadi pada bulan Februari. Pendaki muda ditemukan meninggal dunia diduga akibat hipotermia di Gunung Slamet.
Korban diidentifikasi bernama Sadewa Natha Radya, anggota muda Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Jenderal Soedriman (UPL Mapala Unsoed) Purwokerto. Saat itu, korban bersama rombongan mendaki puncak Gunung Slamet via jalur Permadi Guci, Kabupaten Tegal.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan hipotermia?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, hipotermia terjadi ketika suhu tubuh sangat rendah di bawah batas normal. Suhu tubuh manusia normal berada di kisaran 36 hingga 37 derajat Celsius.
Hipotermia dapat timbul saat seseorang terpapar suhu dingin dalam jangka waktu yang lama. Ketika terpapar suhu dingin, tubuh mulai kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat dihasilkan.
Paparan suhu dingin yang berkepanjangan akhirnya menguras energi yang tersimpan dalam tubuh. Ini menyebabkan suhu tubuh turun dengan cepat.
Organ-organ tubuh seperti jantung dan sistem saraf akan terpengaruh dan berfungsi tidak optimal saat seseorang mengalami hipotermia. Pada kasus yang parah, hipotermia dapat berujung kematian.
Gejala umum hipotermia meliputi gemetar pada tubuh, kelelahan yang ekstrem, bahkan kebingungan hingga kehilangan ingatan, kesulitan berbicara, dan kantuk berlebihan.
Jika seseorang menunjukkan gejala hipotermia, langkah pertama adalah mencari pertolongan medis. Namun, jika tidak memungkinkan, langkah awal yang bisa diambil adalah dengan usaha menghangatkan tubuh korban.
Pertama, bawa korban ke ruangan atau tempat yang hangat. Lepaskan semua pakaian basah yang dikenakan korban dan ganti dengan yang kering.
Kemudian, fokuskan untuk menghangatkan bagian tengah tubuh korban seperti dada, leher, kepala, dan selangkangan. Pada situasi yang kritis, kontak kulit ke kulit bisa dilakukan di bawah selimut, pakaian, handuk, atau seprai yang bersih dan kering.
Selain itu, berikan minuman hangat pada korban karena dapat membantu meningkatkan suhu tubuh. Namun, penting untuk diingat bahwa minuman beralkohol harus dihindari.
Jika hipotermia berat terjadi, korban mungkin kehilangan kesadaran dan tidak memiliki nadi atau napas. Dalam situasi seperti ini, tindakan CPR bisa diberikan kepada korban.