PARBOABOA, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut program Kartu Prakerja 2023 akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Dimana program tersebut nantinya akan dilaksanakan dengan skema normal yang berfokus pada peningkatan kompetensi dan keahlian (skill) pada penerima manfaat, bukan sebagai bantuan sosial.
Skema tersebut diimplementasikan dengan bantuan biaya pelatihan secara langsung kepada peserta dan juga insentif usai menyelesaikan pelatihan, beragam pelatihan skilling, reskilling, dan upskilling.
“Program Kartu Prakerja skema normal akan lebih fokus pada peningkatan kompetensi angkatan kerja sebagaimana konsep awal program ini dicanangkan sebelum era pandemi Covid-19,” kata Airlangga seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis (29/12/2022).
Selain itu, pelatihan juga bakal dilakukan secara offline atau tatap muka. Berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya hanya melalui online.
"Komite Cipta Kerja diharapkan segera menjalankan skema normal dengan pelatihan offline yang merupakan desain awal Program Kartu Prakerja," ujar Airlangga.
Perubahan mekanisme ini juga merubah besaran bantuan yang diberikan terhadap peserta Kartu Prakerja, yakni Rp4,2 juta di 2023. Naik Rp 700.000 dibandingkan tahun ini yang sebesar Rp3,5 juta.
Meski total bantuan yang diterima tahun depan lebih besar, namun insentif yang diterima peserta akan lebih kecil. Sebab, anggaran besar diberikan untuk biaya pelatihan kerja, bukan untuk bantuan (insentif) lagi.
Total bantuan Rp4,2 juta per peserta terdiri dari biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, insentif pasca pelatihan Rp600 ribu yang akan diberikan sebanyak 1 kali, serta insentif survei sebesar Rp100 ribu untuk dua kali pengisian survei.
Airlangga menyampaikan, pelaksanaan Program Kartu Prakerja dengan skema normal akan dimulai di triwulan pertama 2023. Namun, persiapan pelaksanaan sudah mulai dijalankan pada akhir tahun ini.
"Di 2023 nanti, Program Kartu Prakerja dengan skema normal ditargetkan akan menjangkau 1 juta penerima. Dengan skema normal ini, metode pelatihan akan dilakukan secara offline, online, dan hybrid serta insentif yang diberikan akan dilakukan penyesuaian," jelasnya.