Dampak El Nino, Pemerintah Beri Bantuan Rp200 Ribu per Bulan

Fenomena El Nino diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun 2023. (Foto:Istockphoto/Hawk Williamsom)

PARBOABOA, Jakarta - Sejak Juli 2023, fenomena El Nino telah menjadi sumber kekhawatiran yang serius, dengan dampak yang meluas ke berbagai sektor, khususnya dalam hal produktivitas pertanian.

Data yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa fenomena El Nino diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun 2023. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menggarisbawahi bahwa dampak nyata dari perubahan iklim, seperti kekeringan yang berkepanjangan yang disebabkan oleh El Nino, mulai terasa.

Salah satu contoh yang sangat nyata ialah penurunan produksi beras di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Dalam upaya mengatasi dampak El Nino, pemerintah akan memberikan BLT senilai Rp200 ribu selama dua bulan, yakni pada bulan November dan Desember. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa bantuan ini akan diberikan kepada warga yang berada dalam kelompok masyarakat miskin yang sudah terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH).

Kemudian, terkait rincian anggaran dan mekanisme penyaluran BLT, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sedang melakukan penyesuaian.

Selanjutnya, pemerintah tengah mengembangkan sejumlah kebijakan ekonomi guna menjaga daya beli masyarakat. 

Presiden Jokowi juga telah memerintahkan penyaluran bantuan beras sebanyak 210 ribu ton setiap bulan kepada masyarakat miskin untuk mengurangi dampak El Nino. 

Dia menjelaskan bahwa gudang Bulog di Bogor memiliki stok beras sekitar dua juta ton, dengan sebagian besar sudah tersedia dan sebagian lagi dalam proses pengiriman.

Selain BLT El Nino dan bantuan beras 10 kilogram yang diperpanjang hingga Desember 2023, ada insentif khusus yang diberikan kepada pembeli properti. 

Pemerintah akan menanggung 100 persen PPN untuk pembelian rumah baru senilai kurang dari Rp2 miliar hingga 2024.

Di samping itu, bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemerintah juga akan memberikan insentif tambahan untuk proses administratif pembelian rumah baru, seperti pembayaran BPHTB dan lainnya, sejumlah Rp4 juta. 

Kebijakan ini dijadwalkan akan berlaku hingga tahun 2024.

Menurutnya, sektor manufaktur masih dalam kondisi yang relatif baik, terutama sektor PMI, dan pemerintah juga berupaya untuk meminta perbankan untuk memudahkan restrukturisasi, terutama dalam sektor tekstil.

Dampak El Nino di Indonesia

Menurut BMKG, beberapa wilayah yang terkena dampak signifikan mencakup sebagian besar wilayah Sumatra, seperti Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Bengkulu, dan Lampung.

Selanjutnya, seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi akan mengalami curah hujan yang minim dan berpotensi menghadapi musim kering yang sangat ekstrem.

Selain wilayah-wilayah tersebut, prakiraan curah hujan bulanan dari BMKG menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan yang rendah, dan beberapa bahkan mungkin menghadapi kondisi tanpa hujan sama sekali hingga bulan Oktober mendatang.

Di samping itu, salah satu sektor yang paling terdampak oleh fenomena El Nino adalah sektor pertanian, terutama tanaman pangan musiman yang sangat membutuhkan pasokan air. 

Rendahnya curah hujan dapat menyebabkan lahan pertanian mengalami kekeringan sehingga mengakibatkan gagal panen.

BMKG juga mendorong pemerintah daerah, terutama di wilayah yang diperkirakan akan mengalami dampak yang signifikan, untuk segera mengambil langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan yang diperlukan.

Contohnya, upaya seperti menggalakkan program panen hujan, mempromosikan praktik hemat air yang massif, serta menyiapkan penyimpanan air tambahan untuk menghadapi periode kemarau yang paling parah.

Editor: Wenti Ayu
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS