PARBOABOA, Pematang Siantar – PT Parboaboa Media Utama melakukan jemput bola untuk memecah keresahan angka literasi membaca yang rendah. Berkaca data UNESCO, persentase orang Indonesia yang mengakses buku sekitar 0,1 persen, atau kira-kira hanya satu dari 1.000 orang.
Parboaboa menggelar diskusi publik dengan menghadirkan narasumber yang paham tentang literasi, di antaranya Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematang Siantar, Rudol Barmen Manurung, Duta Literasi, Erlina Siahaan.
Narasumber lain dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Bahasa Indonesia Universitas Nomensen Pematang Siantar, Immanuel Silitonga, dan editor Parboaboa, Tonggo Simangunsong sebagai pemantik.
Duta Literasi Kota Pematang Siantar, Erlina Siahaan mengatakan, diskusi publik ini menjadi wadah yang menandakan kemerdekaan berpikir.
Erlina menerangkan, literasi tidak sebatas pada baca dan tulis, sesuai arah tujuan pendidikan, implementasinya berkaitan dengan proses berpikir, pemberian respon positif, dan aksi nyata multidimensi.
Baginya perlu gerakan sinergi dan berkesinambungan untuk ini.
“Diskusi ini, inovasi media yang mencerminkan kemerdekaan media itu sendiri. Keren,” ucapnya kepada Parboaboa, Kamis (15/06/2023).
Ia berharap, acara seperti ini membawa refleksi tenaga didik dan pihak-pihak terkait untuk semangat memecah keresahan rendahnya angka literasi.
Wadah ini, harapnya, memberikan kontribusi positif dan menjangkau lebih banyak ruang.
“Ruang-ruang terbuka yang mampu menerima opini dan perbedaan pendapat. Saya pikir memang diperlukan. Hal ini selain untuk refleksi juga semoga menjadi penyeimbang,” terangnya,
Ia mengajak masyarakat untuk menghadiri acara diskusi ini, karena bermanfaat dan dapat melatih kemampuan nalar dalam menganalisis, membuat sintesis, dan evaluasi.
“Acara ini bisa menjadi salah satu pemantik dan sangat sayang untuk dilewatkan. Diskusi sangat berkontribusi dalam melecutkan ide, pemikiran, dan konsep baru dan setiap kita sudah saatnya mengambil peran,” tandasnya.
Pemimpin Redaksi Parboaboa, Sri Wahyuni menerangkan, media online Parboaboa hadir sebagai oase di ramainya industri media di tanah air.
Parboaboa yang memiliki tagline "pembawa pesan, menerobos sekat keadilan," memiliki semangat menggebu menghadirkan karya jurnalistik berkualitas dan bertanggung jawab.
Yuni sapaan akrabnya menerangkan, jurnalis sebagai pilar keempat demokrasi, harus menjadi pembawa perubahan positif di tengah ramainya disrupsi informasi yang bergerak cepat dan tak terbatas.
“Kami ingin menjadi media pembawa perubahan, independen dan bebas dalam berkarya tanpa intervensi pihak manapun,” jelasnya.
Yuni melanjutkan, meminjam kalimat negarawan Inggris Owen Meredith yang menyebut “Kuasailah semua buku, tapi jangan biarkan buku menguasai anda. Membaca untuk hidup, bukan hidup untuk membaca” bermakna mendalam tentang kekuatan buku dalam nadi kehidupan.
“Hal ini senada dengan kegiatan yang akan digelar. Tujuannya literasi,” ucapnya.
Berangkat dari itu, lanjutnya, Parboaboa ingin mengambil peran.
“Diskusi ini hadir untuk masyarakat dan kebaikan akan kembali ke masyarakat. Dimulai dengan langkah kecil, akan menjadi jejak besar dan menularkan hal positif ke banyak titik,” terangnya.
Diskusi publik bertema “Membangun Literasi Kota Pematang Siantar Demi Cerdasnya Generasi”, digelar Sabtu (17/6/2023). Kegiatan dilakukan secara hybrid, yakni online dan offline.
Untuk offline digelar di Revolusi Kopi, Jalan Dataran Tinggi No. 16 Siopat Suhu, Kota Pematang Siantar, dan online dilakukan secara daring melalui platform sosial media yang dapat diakses lewat Instagram @parboaboa, Facebook Parboaboa dan Youtube.