PARBOABOA, Lamongan - Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, berhasil menemukan dugaan titik tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karam pada tahun 1936 di sekitar perairan Brondong Lamongan.
Arkeolog menemukan sebuah kapal karam dekat dengan lokasi hilangnya kapal Kapal Van Der Wijck. Namun petugas masih berupaya melakukan pengumpulan bukti dan pencocokan bagian-bagain kapal yang ditemukan dengan Kapal Van Der Wijck.
“Di titik lokasi memang ada kapal karam yang kami duga Van Der Wijck. Itu karena dari foto-foto dan video yang kami dapatkan. Namun, kami masih terus proses dan melakukan identifikasi perlahan-lahan. Jadi, kami terus cocokkan bagian-bagian dengan gambar dari Kapal Van Der Wijck,” kata arkeolog BPCB Dwi Nugroho, Kamis (21/10).
Kapal tersebut disebutkan memiliki sejumlah barang berharga, sehingga Dwi Nugroho berharap kapal tersebut dapat daingkat dan dijadikan museum untuk mengenang tragedi tersebut.
Kapal Van der Wijck kapal penumpang mewah milik maskapai pelayaran Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Nama Van der Wijck diambil dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Herman Aart van der Wijck (1840-1914) yang memerintah dari 1893 hingga 1899.
Pada Oktober 1936, Van der Wijck berangkat dari Buleleng, Bali menuju Surabaya. Setibanya di Surabaya, kapal tercatat membawa muatan 150 ton besi dan 5 buah kondensor dengan masing-masing seberat 3 ton. Kapal kemudian melanjutkan perjalanannya ke Semarang, namun Van der Wijck ternyata justru tenggelam saat menuju tujuan selanjutnya itu.
Kisah tenggelamnya kapal ini juga telah diangkat menjadi sebuah film berjudul “Tenggelamnya kapal Van der Wijck” yang tayang 2013 lalu.