PARBOABOA, Jakarta – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini meminta untuk tidak menciptakan idiom provokatif yang menjurus ke polarisasi politik.
Hal tersebut ia ungkapan karena ramainya kata ‘Nasdrun’ yang dipakai di media sosial usai Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 mendatang.
"Jangan memulai polarisasi dengan sebutan atau idiom yang provokatif semacam Nasdrun. Dulu sebutan kadrun juga disematkan pihak lain, terutama para buzzer politik, sehingga menimbulkan polarisasi yang sangat merugikan bangsa ini," kata Jazuli mengutip situs pks.id, Rabu (13/10/2022).
Jazuli menambahkan, jadilah warga bangsa yang dewasa dalam berkontestasi politik. Elite politik juga jangan memberi contoh yang tidak baik sehingga membawa perdebatan yang tidak produktif dalam berdemokrasi.
“Perbedaan pilihan dalam demokrasi itu biasa saja. Apalagi kita masyarakat majemuk. Maka harus disikapi secara dewasa jangan munculkan narasi yang pecah belah karena kita sudah sepakat menghargai Kebhinekaan,” ujarnya.
Anggota Komisi I DPR ini juga meminta untuk mengisi konsentrasi politik dengan gagasan yang mencerdaskan bangsa dengan menunjukan kualitas, kapabilitas, narasi dan prestasi sehingga demokrasi kita makin bernafas dan cerdas.
“Kita butuh calon pemimpin yang berkualitas. Yang berlatar kepala daerah silahkan ceritakan program unggulannya dalam memimpin daerah. Yang berlatar menteri silahkan tunjukkan capaiannya dalam memajukan sektor kementeriannya. Yang berlatar pimpinan lembaga negara tunjukkan kemampuan dalam memajukan lembaganya. Jangan ditarik-tarik pada polarisasi yang memecah belah bangsa,” tutup Anggota DPR RI dari Dapil Banten II ini.
Sebelumnya, Istilah Nasdrun menghiasi jagat media sosial tak lama setelah NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres yang bakal diusung di Pilpres 2024.
Sebutan tersebut mulai ramai beredar di media sosial Twitter, pada Minggu (09/10/2022). Bahkan, beberapa cuitan juga dilakukan dengan mengubah logo NasDem.