PARBOABOA, Jakarta - Kamis (16/5/2024) menjadi hari yang kelam bagi seorang Imam Musala berinisial MS di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar).
Kakek berumur 71 tahun itu ditikam menggunakan senjata tajam saat sedang wudhu jelang salat subuh oleh seorang pemuda berinisial MGS (25).
Setelah menusuk korban, MGS langsung kabur sementara MS dilarikan ke Rumah Sakit Garaha, Kedoya, Jakbar.
Sampai di Rumah Sakit korban langsung ditangani oleh dokter, tetapi 2 jam setelahnya ia menghembuskan nafas terakhir.
Aksi pelaku menikam korban sempat terekam kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi. Videonya bahkan beredar di media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @jakbarviral.
Dalam video tersebut, pelaku terlihat sedang berlari, mengenakan kaos dan celana pendek.
"Ustadz Saidi tewas setelah ditusuk orang tidak dikenal saat sedang mengambil wudhu untuk sholat subuh," tulis keterangan dalam unggahan itu.
Mendapati kabar tersebut, pihak kepolisian langsung bergerak cepat menelusuri keberadaan pelaku.
Pencarian diawali dengan menyebar sketsa wajah pelaku kepada warga. Sesuai dengan sketsa, polisi merinci pelaku berumur di bawah 30 tahun, berkulit berwarna sawo matang kehitaman, tinggi sekitar 173 centimeter (cm) serta memakai kalung.
Hingga Kamis (23/5/2024), pelaku akhirnya ditangkap di wilayah kawasan Kampung Bahari, Tanjung Priok
Saat sedang ditangkap, polisi terpaksa menembak pelaku di bagian kakinya lantaran ia berusaha melawan.
AKBP Andri Kurniawandi, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat mengungkapkan polisi sempat meletuskan tembakan peringatan, namun hal itu tidak diindahkan pelaku dan berusaha lari.
"Akhirnya dilumpuhkan petugas," tegas Andri, supaya pelaku menyerahkan diri.
Usai berhasil dilumpuhkan, pelaku langsung dibawa ke klinik guna mendapatkan perawatan luka tembak pada bagian kakinya.
Sementara itu terkait motif pembunuhan, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes M Syahduddi menerangkan pelaku menikam korban karena dendam pribadi.
"Pelaku menaruh dendam terhadap korban MS," kata Syahduddi di Jakarta, Jumat (24/5/2024).
Dendam itu muncul bermula ketika yang bersangkutan menyukai cucu korban berinisial A sekitar dua tahun yang lalu. Waktu itu, A bekerja di salah satu toko emas di Pasar Kedoya, sedangkan Galang sebagai sekuriti di pasar tersebut.
Galang pun berusaha mendekati cucu korban. Termasuk, dengan datang ke kediaman A, di mana korban juga tinggal di situ.
Namun saat bertamu, pelaku mendapatkan sambutan atau perlakuan yang kurang baik dari korban. Menurut pelaku apa yang dilakukan korban terkesan seperti merendahkan dirinya.
Syahduddi menyampaikan niat pelaku untuk menghabisi nyawa korban sudah muncul sejak dua tahun lalu. Namun, ia baru melancarkan aksinya pada 16 Mei lalu dengan alasan agar keluarga korban tak menaruh curiga.
"Agar orang-orang sekitar rumah korban tidak mengetahui ataupun lupa dengan wajah ataupun identitas pelaku," pungkas Syahduddi.
Editor: Gregorius Agung