PARBOABOA, Jakarta - Harga minyak goreng kemasasan sederhana buatan pemerintah, Minyakita kini melambung tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp14 ribu per liter. Dikonfirmasi, pada Sabtu (28/01/2023), di beberapa pasar tradisional wilayah Tangerang Selatan, harga Minyakita bahkan tembus Rp16 ribu per liter.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdul Mansuri menerangkan kenaikan harga tersebut disebabkan karena stok Minyakita sudah tidak ada. "Rata-rata agen dan distributor menyatakan bahwa Minyakita stoknya sudah habis. Bahkan, ada yang bilang tidak produksi. Sampai Maret hanya mengeluarkan stok yang ada, menghabiskan stok yang ada," ujarnya.
“Artinya Minyakita sudah tidak dapat diandalkan. Iya penghabisan sampai Maret. Artinya tidak ada produksi lagi,” tuturnya.
Mansuri juga menjelaskan, lonjakan harga Minyakita di atas Rp15 ribu per liter sudah terjadi sejak sebulan lalu. Bukan hanya di Pulau Jawa, bahkan di luar Pulau Jawa saat ini juga kesulitan mendapatkan Minyak kita. Menurutnya, harga Minyakita dapat melambung lebih tinggi dari sekarang lantaran barangnya yang tidak ada.
Selain itu, Abdullah juga mengungkapkan telah mengecek di RNI mengenai stok Minyakita. Ia menerangkan, RNI maupun beberapa perusahaan tidak mempunyai barang tersebut. Ia mengatakan, banyak pihak-pihak yang memprotes langkanya pasokan Minyakita di pasar-pasar.
"Saya juga bingung, ini barangnya ada di mana? Kami cek di RNI nggak punya barang, kami cek di beberapa perusahaan, kan kami nih diteriaki hampir semua provinsi untuk mendistribusikan Minyakita di pasar-pasar. Karena memang agen atau distributor yang biasa mereka pakai memang sudah nggak sanggup lagi untuk mendistribusi sehingga mereka mendorong kami untuk mengeluarkan distribusi, untuk melobi beberapa perusahaan, termasuk lobi Kemendag untuk mendapatkan Minyakita," terangnya.
Ia juga turut, mempertanyakan sistem pengawasan yang dilakukan pemeritah dalam mencegah kelangkaan Minyakita yang terjadi di pasaran. Menurutnya, pemerintah belum bisa mengontrol jumlah produksi Minyakita di dalam negeri dan hal itu terlihat dari pasang-surutnya Minyakita di pasaran.
"Kan yang mencetuskan Minyakita ini Menteri Perdagangan, kenapa Menteri Perdagangan tidak mampu mengontrol ini barangnya harganya tinggi, barangnya nggak ada? Bagaimana sistem kontrol yang dilakukan Kementerian Perdagangan terhadap distributor minyak? Nah, yang kayak gini kan menyulitkan kami, pedagang. Pedagang sulit, masyarakat sulit," jelasnya.
Selanjutnya, Mansuri mengatakan apabila kondisi seperti ini terus berlangsung. Maka, salah satu solusinya adalah kembali menggunakan minyak curah. “Karena nggak ada pilihan. Jika Minyakita nggak ada sedangkan konsumen nguber kita terus kan pilihannya nggak ada lagi kecuali minyak curah,” pungkasnya.