PARBOABOA, Jakarta – Sejumlah upaya untuk menekan polusi udara di Jakarta telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan.
Upaya tersebut di antaranya adalah menerapan work from home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Lalu meminta warga Ibu Kota untuk melakukan uji emisi, dan mengeluarkan kebijakan sanksi tilang bagi kendaraan yang tak lolos uji emisi.
Kemudian, penertiban pabrik industri yang dianggap menjadi penyumbang polusi udara di wilayah Jakarta, dan melakukan penyemprotan menggunakan water mist dari atas gedung tinggi.
Adapun upaya yang terbaru yakni melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menyemprotkan embun air.
Dari beberapa upaya itu, apakah kualitas udara di wilayah yang masih berstatus sebagai Ibu Kota ini telah menunjukkan perbaikan?
Berdasarkan IQAir (air quality index), kualitas udara di Jakarta per hari ini, Jumat (22/9/2023) pukul 20.00 WIB masih tidak sehat.
Indeks kualitas udaranya pun berada di angka 153, yang di mana itu artinya udara di Jakarta masih terbilang mengkhawatirkan.
Menurut IQAir, indeks kualitas udara yang baik harus berada di angka 0-50, dan apabila indeksnya di atas 300, maka ini berarti kualitas udara dalam kondisi berbahaya.
Lebih lanjut, tak hanya kualitas dan indeks yang tak menunjukkan perbaikan, polutan utama di Jakarta juga masih berada di PM2,5.
Di samping itu, meski berada di urutan ke-4 terkait polusi udara di Indonesia. Namun Jakarta ada di urutan pertama dengan kota paling berpolusi di dunia.
Data dari IQAir ini justru berbanding terbalik dengan pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut jika indeks polusi udara telah membaik.
Dalam pernyataannya pekan lalu, Luhut menilai bahwa perbaikan kualitas udara ini terbantu oleh modifikasi cuaca yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan water mist spraying.
Di sisi lain, pernyataan Menko Merves tersebut didukung oleh keterangan dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Di mana, Abdul menyatakan bahwa aktivitas TMC menggunakan water mist spraying sejak 4-11 September 2023 telah menurunkan polutan PM2,5 berdasarkan laman IQAir.
Editor: Maesa