PARBOABOA, Jakarta - Industri kerajinan di Indonesia memiliki keberagaman unik dengan memadukan unsur kebudayaan menjadi barang bernilai guna yang menarik minat pembeli.
Salah satu contohnya adalah Etneeq, sebuah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menciptakan berbagai barang menarik dengan menggabungkan karung goni dengan kain endek khas Bali.
Dian Susanti, pemilik Etneeq, telah menjalankan usaha ini selama tiga tahun terakhir dan telah menciptakan enam koleksi dengan 36 desain yang beragam.
Rata-rata, dalam sebulan mereka bisa memproduksi sekitar 600 barang dengan kisaran harga antara Rp150 ribu hingga Rp2,2 juta.
Dari produk-produk ini, Dian berhasil menghasilkan omset sekitar Rp60 juta hingga Rp100 juta dalam sebulan.
Untuk mengenalkan produk kerajinannya, UKM ini sering mengikuti berbagai ajang pameran, salah satunya dalam acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2023.
Dian mengaku senang bisa berpartisipasi dalam sebuah pameran, karena produk-produk kreasinya bisa dilihat oleh para pembeli dari mancanegara.
Kali ini, pembeli produknya berasal dari Prancis. Buyer ini bahkan membeli tas dan sandal buatan Etneeq untuk dijajaki di negaranya.
Sebelumnya, Etneeq juga telah menjadi penyedia suvenir untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Etneeq bekerja sama dengan para penenun lokal, pengukir, dan pengrajin lainnya untuk membuat produknya semakin menarik.
Mereka menggunakan kain tenun endek asli dari Klungkung, Bali, yang telah mengalami penurunan minat jual akibat pandemi. Namun, melalui inisiatif Etneeq, kain endek ini kembali memiliki daya jual tinggi.
Dalam pembuatan suvenir KTT G20, Etneeq melibatkan setidaknya 25 penjahit, termasuk ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam komunitas Bali Loves Handmade.
Peran Penting UMKM dalam Meningkatkan Devisa
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tersebar di seluruh Indonesia memiliki peran krusial dalam mendukung perekonomian negara.
Pada tahun 2022, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia mengungkapkan bahwa UMKM memiliki andil besar dalam pertumbuhan ekonomi, mencapai 99 persen dari jumlah keseluruhan unit usaha.
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga signifikan, mencapai 60,5 persen, dan mereka menyerap hampir 97 persen tenaga kerja dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Selain itu, UMKM turut berperan dalam meningkatkan nilai tukar rupiah dengan menggalakkan ekspor produk lokal, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.