PARBOABOA, Pematangsiantar- Berawal dari keresahan komunitas-komunitas di Kota Pematang Siantar yang kesulitan mencari wadah untuk menyalurkan kreativitas dan bakat, didirikanlah Komunitas Kopesuba (Komunitas Peduli Sungai Bahbolon).
Lokasi komunitas ini berada di pinggiran sungai Bahbolon dan diberi nama Bahbolon Siantar Artventure, yang tepatnya berada di samping rumah dinas Walikota Pematangsiantar.
Komunitas ini memanfaatkan lingkungan sekitar sungai Bahbolon yang sebelumnya terkenal zona hitam sebagai lokasi tempat tinggal gelandangan, penggunaan narkoba, dan tindak kekerasan menjadi lokasi yang hijau dan bermanfaat.
Habib salah satu anggota komunitas Kopesuba mengungkapkan, komunitas ini sudah berdiri sejak 5 tahun yang lalu. Hingga saat ini, komunitas ini telah menaungi lebih dari 15 komunitas-komunitas kreatif yang tersebar di Kota Pematangsiantar, diantaranya komunitas seni dan olahraga.
“Ya awalnya berawal dari keresahan komunitas-komunitas di Siantar yang nyari wadah untuk berkreativitas susah. Seperti kalau mau buat kegiatan di lapangan Haji Adam Malik kan harus bayar, kayak ada retribusi lah istilahnya. Makanya kita dirikan lah Kope Suba ini,” ujar Habib saat ditemui tim Parboaboa, Kamis (16/06/22).
Secara struktur organisasi, komunitas ini di bina langsung oleh Walikota Pematangsiantar. Sedangkan untuk ketua komunitasnya adalah Helvrin Hutabarat, dan dilengkapi dengan seksi-seksi pelaksana komunitas, diantaranya seksi SDM, seni, dan edukasi.
Habib menjelaskan, berdirinya komunitas ini tanpa adanya bantuan dari pihak pemerintah meskipun pembinanya Walikota. Mereka mendirikan komunitas ini secara sukarela dan menggunakan uang pribadi dari masing-masing anggota komunitas.
“Kalau pendanaan secara kolektif lah, kita saling bersinergi, ya istilahnya uang pribadi,” jelasnya.
Kopesuba sendiri memiliki berbagai jenis kegiatan, baik jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka pendek, komunitas ini rutin melakukan pertunjukan musik, melukis, dan ngopi bareng komunitas. Sedangkan untuk jangka panjang, komunitas ini rutin arung sungai, ngopi anak muda, pertunjukan musik, pengenalan UMKM Siantar, dan diskusi bersama pemerintah.
“Ya kita rutin arung sungai, kayak mantau sungai. Kita bersihkan sampah-sampah yang ada secara bersama-sama, kita kutiplah sampah yang berserakan,” ujarnya.
Tidak sebatas rutin arung sungai, komunitas ini sering mengadakan kegiatan workshop, seperti melukis, extreme sport, dan olahraga air. Workshop yang digelar komunitas ini bersifat gratis, namun sayangnya terbatas.
Terbatasnya peserta yang ikut, menurut Habib agar edukasi yang diberikan lebih maksimal.
Selain itu, untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas ini, biasanya dilakukan setiap peringatan hari-hari besar.
“Biasanya kita adakan di momen-momen besarlah, kayak 17 Agustus atau World Clean Day,” terangnya.
Untuk workshop gratis sendiri, Habib mengungkapkan antusias masyarakat sangat luar biasa, bahkan sebelumnya sempat menjadi sorotan di Kota Pematangsiantar.
“Ya antusias masyarakat besar ya, makanya sempat jadi sorotan. Kita biasanya akan diinfokan di sosial media kalau memang mau mengadakan workshop tapi terbatas. Jadi siapa cepat, dia dapat,” sambungnya.
Tidak hanya itu, di lokasi perkumpulan ini sering diadakan pelatihan karate setiap senin dan rabu yang dilatih oleh Dojo. Masyarakat yang berkunjung ke lokasi ini juga dapat membaca buku gratis karena tersedia perpustakaan kecil. Selain itu, dapat menikmati pemandangan sungai Bahbolon sambil bersantai dan adanya zona memancing.
Kopesuba berencana akan segera membuka penerimaan relawan untuk bergabung di komunitas ini, di mana akan di informasikan di media sosial (@bahbolon_siantar_artventure), selanjutnya di lakukan pemenuhan syarat-syarat dan seleksi.
“Akan ada Open Volunteer, bisa dilihat di instagram kita, sebab sebelumnya tertunda karena adanya Covid-19,” pungkasnya.
Menutup pembicaraan dengan tim Parboaboa, Habib berharap agar komunitas-komunitas yang dinaungi Kope Suba dapat menjadi komunitas yang bisa menghidupi komunitas sendiri.
“Ya istilahnya mandiri menghidupi diri sendiri,” pungkasnya mengakhiri.