PARBOABOA, Jakarta- Para astronom menemukan lubang hitam saat mengamati ruang angkasa menggunakan teleskop Gemini North di Hawaii. Diberi nama Gaia BH1, black hole tersebut sejarak 1.600 tahun cahaya dan ini menjadi yang paling dekat dengan Bumi walau posisinya masih sangat jauh.
Hasil temuan tersebut sudah di publikasikan para astronom Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada tanggal 2 November 2022. Hasil laporannya lokasi lubang hitam yang posisinya terdekat dengan bumi tersebut searah dengan rasi bintang Ophiuchus si Pembawa Ular. Dalam istilah galaksi, lubang hitam itu berada di halaman belakang kosmik.
Penulis utama Kareem El-Badry, seorang astrofisikawan di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics dan Max Planck Institute for Astronomy dalam laporannya menyatakan, temuan ini berawal dari data wahana antariksa Gaia milik Badan Antariksa Eropa (European Space Agency).
Peneliti menduga ada lubang hitam di sistem bintang ini (bintang pendamping lubang hitam). Bintang yang serupa matahari serta mengorbit lubang hitam pada jarak yang sama dengan jarak Bumi ke matahari.
“Ambil tata surya, letakkan lubang hitam di tempat matahari, dan matahari di tempat Bumi, dan Anda akan mendapatkan sistem ini. Meskipun sudah banyak yang mengklaim deteksi sistem seperti ini, hampir semua penemuan ini kemudian dibantah. Ini adalah deteksi pertama yang jelas dari bintang mirip matahari di orbit yang luas di sekitar lubang hitam bermassa bintang di galaksi kita,” sebut El-Badry dalam laporannya.
Massa Gaia BH1 kira-kira 10 kali lebih masif daripada massa matahari, sehingga menjadikannya lubang hitam bermassa bintang. Lubang hitam lainnya, seperti yang ada di pusat-pusat galaksi, termasuk galaksi kita, bisa jadi jauh lebih masif dari itu. Lubang hitam yang baru ditemukan ini juga tidak aktif. Artinya, lubang hitam ini tidak lagi memancarkan sinar-X, seperti halnya lubang hitam yang aktif.
Ada Jutaan Lubang Hitam di Galaksi
Para ilmuwan menduga ada jutaan lubang hitam bermassa bintang di galaksi kita. Akan tetapi, sulit untuk menemukannya, dan hanya sedikit yang sudah dikonfirmasi. Cara termudah untuk menemukannya adalah ketika lubang hitam tersebut memiliki bintang pasangan, seperti halnya Gaia BH1.
“Saya telah mencari lubang hitam yang tidak aktif selama empat tahun terakhir dengan menggunakan berbagai macam set data dan metode. Upaya saya sebelumnya - dan juga upaya orang lain - menemukan sistem bintang ganda yang menyamar sebagai lubang hitam, tapi baru kali ini pencarian membuahkan hasil,” tulisnya.
Penemuan itu sendiri tentu saja menarik, tapi para astronom masih memiliki banyak pertanyaan. Para ilmuwan menduga kalau bintang yang pertama kali terbentuk - yang kemudian menjadi lubang hitam - memiliki massa 20 kali lebih besar daripada massa matahari.
Jika demikian, seharusnya bintang itu hanya hidup selama beberapa juta tahun. Itu adalah masa hidup yang sangat singkat untuk sebuah bintang. Tapi, jika bintang itu dan bintang pasangannya terbentuk pada saat yang sama, maka bintang yang pertama seharusnya sudah berubah menjadi bintang maharaksasa.
Bintang itu kemudian akan menelan bintang pasangannya dalam proses pembentukannya. Tapi hal itu tidak terjadi karena bintang pasangannya masih ada di sana. Mungkinkah bintang pasangannya masih bisa bertahan hidup?
Lubang hitam telah menjadi subjek dari banyak film fiksi ilmiah, termasuk film Interstellar 2014, dan mereka sering digambarkan sebagai monster berbahaya yang menelan semua yang ada di sekelilingnya. Untungnya, lubang hitam dianggap berada "di luar sana" dan jauh.
Ada banyak hal yang masih belum kita ketahui tentang bagaimana sistem bintang berevolusi dari waktu ke waktu, tapi penemuan-penemuan seperti Gaia BH1 membawa kita lebih dekat untuk memahami alam semesta di sekeliling kita.
Editor: RW