PARBOABOA, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional mulai tahun 2024.
Rencana tersebut telah disampaikan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, pada Jumat (22/12/2023).
Ia menegaskan, untuk sekolah yang masih menggunakan Kurikulum 2013, proses transisi ke Kurikulum Merdeka akan dilakukan secara bertahap.
Menurut data dari Kemendikbudristek, saat ini sebayak 80% sekolah mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), telah menggunakan Kurikulum Merdeka tersebut sebagai acuan pembelajaran.
Menanggapi rencana penggunaan Kurikilum Merdeka sebagai kurikulum nasional, para pemangku kepentingan di sektor pendidikan menyambut baik rencana tersebut.
Kepala SMAN 1 Mamboro, Nusa Tenggara Timur, Dominggus, menyebut Kurikulum Merdeka telah memberikan dampak positif pada kegiatan belajar-mengajar.
Menurutnya, kurikulum yang diluncurkan sejak 2022 ini, sangat sesuai dengan kebutuhan pendidikan Indonesia karena membantu menyamakan standar pendidikan di kota dan desa.
Selain itu, Kurikulum Merdeka juga memberikan kebebasan yang sama bagi semua sekolah dalam mencapai visi-misi pendidikan Indonesia.
Ia juga menyebut, Kurikulum Merdeka mampu mengubah paradigma pembelajaran menjadi lebih interaktif, berfokus pada peserta didik, dan dapat disesuaikan dengan keunikan daerah masing-masing.
Dominggus mengungkapkan bahwa SMAN 1 Mamboro sebelumnya mengalami krisis pembelajaran karena kurikulum monoton dan kurangnya wadah pembelajaran yang adaptif.
Namun, dengan adanya Kurikulum Merdeka, terjadi peningkatan signifikan dalam prestasi akademik dan non-akademik siswa.
Di sisi lain, Santi Evaria, Guru SMAN 4 Ternate, Maluku Utara, juga mendukung transisi ini.
Sandi mengatakan, Kurikulum Merdeka dapat membantu guru menjadi lebih fleksibel dan kreatif dalam mengajar, serta lebih mengenal bakat dan minat siswa.
Karena itu, dirinya berharap kurikulum ini juga dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi guru serta membantu siswa mengembangkan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Apa Itu Kurikulum Merdeka?
Dikutip dari laman resmi dari Kemendikbud, Kurikulum Merdeka merupakan sebuah inisiatif dalam dunia pendidikan yang menitikberatkan pada kebebasan dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran.
Kurikulum ini berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan lebih banyak kontrol kepada guru dan peserta didik dalam menentukan arah belajar mereka.
Dalam Kurikulum Merdeka, ada beberapa karakteristik yang dikembangkan, seperti pembelajaran intra-kurikuler yang beragam.
Kurikulum ini dirancang untuk menyajikan berbagai konten pembelajaran, memungkinkan siswa untuk lebih mendalami konsep, memperkuat kompetensi murid dan memaksimalkan waktu belajar agar lebih efektif.
Selain itu, karakteristik yang lain dari kurikulum ini ialah Keleluasaan bagi Guru.
Seorang guru di bawah Kurikulum Merdeka memiliki kebebasan untuk memilih berbagai alat dan metode mengajar.
Hal ini memungkinkan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa, menjadikan proses belajar lebih relevan dan menarik.
Adapun hal ketiga yang menjadi ciri khas kurikulum ini, ialah pengembangan soft skills dan karakter.
Kurikulum ini menekankan pentingnya pengembangan keterampilan sosial dan karakter siswa, yang sama pentingnya dengan pengetahuan akademik.
Lalu, kurikulum ini juga memiliki fokus pada materi esensial, yang mengutamakan materi inti yang harus dipahami siswa serta menghindari kelebihan materi yang tidak perlu.
Karakteristik selanjutnya ialah adanya fleksibilitas dalam pembelajaran, baik dalam hal metode maupun materi, sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar siswa.
Hal terakhir yang menjadi karakteristik kurikulum ini ialah adanya projek berbasis tema.
Projek yang dikembangkan di bawah kurikulum ini berfokus pada pencapaian profil pelajar Pancasila dan biasanya didasarkan pada tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Adapun tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka, diantaranya mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi.
Mandiri belajar bertujuan untuk mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam proses belajar mereka sendiri.
Mandiri berubah menekankan pada kemampuan adaptasi dan perubahan metode belajar yang lebih efektif.
Sedangkan mandiri berbagi ialah membangun komunitas pembelajaran di mana siswa dan guru dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Editor: Atikah Nurul Ummah