PARBOABOA, Jakarta - Belakangan ini, marak beredar di media tentang isu Bishpenol A (BPA) pada kemasan galon guna ulang.
BPA merupakan jenis bahan kimia industri yang digunakan untuk membuat plastik polikarbonat dan resin epoksi. BPA dalam batas yang tidak aman, dipercaya dapat mengganggu kesehatan dan memiliki resiko penyakit seperti kanker.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), menghimbau kepada penyedia bisnis galon guna ulang untuk berhenti memperdebakatkan isu Bisphenol A (BPA) pada kemasan galon guna ulang.
Himbauan tersebut disampaikan KPPU dalam rillis persnya, yang memuat imbauan untuk menghentikan segera isu tersebut karena dianggap akan menimbulkan persaingan bisnis yang tidak sehat.
Selama setahun terahir, KPPU terus mengkaji tentang kampanye negatif yang ditimbulkan dari isu tersebut yang melibatkan sejumlah merk dagang besar. Efeknya fatal menurut KPPU.
Deswin Nur, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama pada Sekretariat KPPU menyebut bahwa adanya isu tersebut bisa mengarah pada manipulasi persaingan yang berdampak pada konsumen dan justru menguntungkan pelaku usaha yang terkait.
KPPU juga menyampaikan bahwa, kontroversi BPA ialah masuk ke dalam masalah kesehatan dan keamanan produk yang merupakan kewenangan BPOM dan Kementrian Kesehatan.
BPA merupakan jenis bahan kimia industri yang digunakan untuk membuat plastik polikarbonat dan resin epoksi.
Sebaiknya publik menunggu hasil dari pemerintah atas persoalan tersebut dan tidak melakukan kampanye negatif yangdapat menimbulkan keresahan pada konsumen dan mengaburkan bentuk persaingan di pasar air minum dalam kemasan (AMDK).
KPPU menyebut, adanya persebaran isu ini mrupakan bagian dari pemasaran yang tidak sehat atau biasa dkenal dengan Hotelling’s Model of Spatial Competition.
Mengenal Hotteling’s Model of Spatial Competition
Hotelling’s Model of Spatial Competition merupakan salah satu taktik dalam persaingan usaha. Model ini merupakan bagian dari teori permainan tanpa kerja sama (non-cooperative game) yang dikenal dalam ekonomi persaingan bisnis.
Metode ini dikembangkan oleh Harold Hotelling pada tahun 1929, dan biasa dipakai untuk menyerang pada unit usaha yang homogen atau seragam.
Melalui strategi ini, perhatian konsumen akan diperoleh, dan konsumen akan berinisiatif melakukan pengujian atau mencoba kedua produk tersebut, sebelum menggemari produk tersebut.
Sebagai informasi, dari data survei jajak pendapat yang dilakukan salah satu media, pada tahun lalu mengenai merek galon guna ulang yang paling banyak disukai konsumen.
AQUA menduduki peringkat tertinggi 74,9% responden mereka dan Le Minerale menempati peringkat kedua merek air mineral paling favorit dengan persentase 62,1%, sementara merek lain seperti Cleo dan Nestle, ratarata disukai kurang dari 25% responden.
Bagaimana Pengaruh Isu BPA ini?
Adanya perdebatan isu BPA ini, dikatakan dapat mengalihkan persaingan usaha di sektor tersebut kepada aspek jenis kemasan yang digunakan, bukan lagi pada faktor harga atau kualitas produk.
Ini berpotensi dapat membingungkan konsumen dalam memilih produknya dan mengganggu iklim usaha di sektor tersebut.
Untuk itu KPPU mengimbau para pihak yang terkait untuk menghentikan berbagai kampanye negatif di berbagai media terkait isu tersebut, dan memberikan kesempatan pada Pemerintah untuk mengambil sikap mengenai potensi bahaya kemasan yang digunakan untuk air minum dalam kemasan.
Selain itu, KPPU juga meminta publik melapor apabila terdapat perbuatan pelaku usaha tertentu yang menghalangi konsumen untuk memperoleh produk AMDK, menghalangi pelaku usaha untuk melakukan kegiatan usaha yang sama, atau menetapkan penjualan bersyarat.