PARBOABOA, Jakarta - Korea Utara (Korut) melakukan langkah ekstrem dengan menutup kantor keduataan di belasan negara.
Sejumlah kedutaan yang ditutup di antaranya kantor di Spanyol, Hong Kong dan sejumlah negara di Afrika.
Total ada sekitar 25 persen dari total misi diplomatik yang ditutup.
Hal ini diperkuat dengan langkah sejumlah duta besar yang melakukan kunjungan perpisahan kepada para pemimpin Angola dan Uganda pekan lalu.
Angola dan Uganda telah menjalin hubungan persahabatan dengan Korut sejak tahun 1970an.
Negara-negara itu mempertahankan kerja sama dengan Korut di bidang militer dan pembangunan.
Kedutaan besar Korut di Spanyol pun resmi ditutup per 26 Oktober lalu melalui surat pemberitahuan resmi.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) pada hari Selasa (31/10/2023) mengatakan, penutupan misi diplomatik Korut baru-baru ini merupakan tanda jika negara tertutup tersebut sedang berjuang mengatasi kesulitan keuangan akibat sanksi internasional.
Sementara itu, Chad O' Carroll, pendiri situs web NK Pro yang berfokus pada Korut mengatakan, penutupan kedutaan akan menjadi salah satu perombakan kebijakan luar negeri terbesar di negara ini dalam beberapa dekade terakhir.
Menurutnya, langkah ini akan berdampak pada keterlibatan diplomatik hingga kerja kemanusiaan di negara yang terisolasi tersebut.
Carroll menyebut, penutupan ini kemungkinan besar karena sanksi internasional, kecenderungan Pyongyang ingin melepaskan diri secara global, dan kemungkinan melemahnya perekonomian Korut.
Sebagai informasi, Korut memiliki hubungan formal diplomatik dengan 159 negara.
Namun, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu hanya punya 53 misi diplomatik di luar negeri, tiga konsulat dan tiga kantor perwakilan.
Editor: Umaya khusniah