PARBOABOA, Jakarta - Dua negara Korea diketahui memang memiliki kiblat yang berseberangan.
Korea Selatan (Korsel) memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat (AS) dan Barat.
Sebaliknya, Korea Utara (Korut) merupakan negara tertutup yang lebih cenderung berkawan akrab dengan Rusia.
Seperti hari ini, Rabu (8/11/2023), Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dijadwalkan tiba di Seoul, Korsel.
Kunjungan yang dijadwalkan berlangsung dua hari itu merupakan bagian dari perjalanan Blinken ke Asia.
Tak hanya ke Korsel, Blinken juga bertemu rekan-rekan G7 untuk menggelar pembicaraan dengan pejabat Jepang di Tokyo dan juga India.
Tak hanya Blinken, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin juga dijadwalkan mengunjungi Korsel minggu ini.
Kunjungan ke Seoul terjadi ketika AS, Korsel, serta Jepang, mengecam apa yang mereka katakan sebagai pasokan senjata dan peralatan militer oleh Korut ke Rusia dan perang Israel-Hamas.
Washington dan Seoul melihat hubungan militer yang lebih erat antara Korut-Rusia sebagai upaya Pyongyang untuk mengamankan kemampuan militer strategis sebagai imbalannya.
Sebelumnya diketahui, Korut sedang bersiap meluncurkan satelit mata-mata setelah dua kali gagal menempatkannya di orbit pada tahun ini.
Badan mata-mata Korsel pada pekan lalu mengatakan, Korut sedang dalam tahap akhir persiapan peluncuran. Diduga, mereka telah menerima bantuan teknis dari Rusia.
Sebaliknya, Pyongyang dan Moskow masing-masing membantah klaim adanya kesepakatan senjata.
Namun demikian, para pemimpin mereka berjanji akan meningkatkan kerja sama militer yang lebih erat dalam pertemuan pada bulan September di timur jauh Rusia lalu.
Seolah tak mau kalah, dengan bantuan dari AS, Korsel juga berencana meluncurkan satelit mata-mata pertamanya pada 30 November.
Mereka akan menggunakan roket SpaceX Falcon-9 dari pangkalan militer AS di Vandenberg.
Senin lalu, militer Korut juga menegaskan bila mereka waspada terhadap kemungkinan provokasi Korut setelah Pyongyang menetapkan 18 November sebagai hari industri rudal.
Hhal itu untuk memperingati peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) negara tersebut tahun lalu.
Editor: Umaya khusniah