PARBOABOA – Dalam dunia kimia dan ilmu material, koloid merupakan salah satu jenis sistem dispersi yang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari buku yang berjudul Panduan Kimia Praktis SMA karya Adi Krisbiyantoro, S.T, sistem koloid adalah campuran beberapa zat yang sifat-sifatnya terletak antara sifat larutan dan suspensi (campuran kasar).
Cairan koloid merupakan salah satu dari tiga jenis campuran dalam ilmu kimia, sementara dua lainnya adalah larutan dan suspensi.
Koloid hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari makanan dan minuman hingga produk-produk farmasi dan kosmetik.
Dalam artikel kali ini akan dibahas tentang apa itu koloid, mulai dari pengertian, ciri-ciri, dan jenisnya. Simak sampai habis, ya!
Apa Itu Koloid?
ketgamb Koloid (Foto: Pixabay/WolfBlur) #end
Secara umum, pengertian koloid adalah sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil yang terdispersi dalam medium pembawa.
Partikel-partikel tersebut berukuran antara 1 hingga 1000 nanometer dan dapat berupa partikel padat, cair, atau gas.
Pada koloid, partikel-partikel tersebut tidak larut sepenuhnya dalam medium pembawa, melainkan tetap terdispersi secara homogen.
Dilansir dari buku yang berjudul Koloid: Prinsip, Metode, & Aplikasi karya Siti Marfu’ah, M.Pd, dkk, Koloid adalah jenis campuran heterogen yang berasal dari terdispresi suatu zat ke zat lain yang dicampurkan.
Koloid terdiri dari zat yang didistribusikan sebagai partikel koloid disebut fase terdispresi dan media dimana partikel koloid terbesar disebut sebagai medium pendispersi.
Cairan koloid adalah jenis koloid di mana partikel terdispersi berbentuk cair dan terdispersi dalam medium pembawa yang juga berbentuk cair.
Dalam cairan koloid, partikel-partikel cair tersebut terjaga dalam keadaan terdispersi secara homogen dalam medium cairnya.
Ciri-Ciri Koloid
ketgamb Koloid (Foto: Pixabay/doctor a) #end
Setelah memahami pengertiannya, berikut ini dijelaskan beberapa ciri-ciri koloid adalah:
1. Efek Tyndall
Salah satu ciri-ciri koloid adalah adanya efek Tyndall. Ketika koloid disinari dengan cahaya, partikel-partikel di dalamnya akan menyebabkan hamburan cahaya.
Hal ini mengakibatkan koloid tampak berkilauan atau bercahaya. Efek Tyndall dapat digunakan untuk mengidentifikasi kehadiran koloid dan membedakannya dari larutan yang tidak menunjukkan efek tersebut.
2. Gerak Brown
Partikel-partikel dalam koloid mengalami gerakan acak yang dikenal sebagai gerakan Brown. Gerakan ini disebabkan oleh tumbukan antara partikel-partikel dengan molekul-molekul dalam medium pembawa.
Gerak Brown berperan penting dalam menjaga partikel-partikel dalam koloid tetap terdispersi secara homogen.
3. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik. Manfaat sifat ini biasanya dimanfaatkan dalam proses pemisahan gen genetik dalam bidang bioteknologi.
Contohnya adalah proses penyaringan debu pabrik di dalam cerobong asap. Selain itu, elektroforesis seringkali digunakan dalam identifikasi DNA atau dalam proses pendeteksian kelainan genetik.
4. Adsorbsi
Dikutip dari Panduan Kimia Praktis SMA karya Adi Krisbiyantoro,S.T, adsorbsi adalah proses penyerapan bagian permukaan benda atau ion yang dilakukan sistem koloid ini mempunyai muatan listrik
5. Koagulasi
Koagulasi koloid adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Ketika koloid bermuatan yang serupa saling tolak menolak, sehingga tidak terjadi penggumpalan.
Namun, apabila muatan koloid dinetralkan, partikel-partikel tersebut tidak akan saling tolak menolak, sehingga dapat menyatu dan mengalami penggumpalan, proses ini dikenal sebagai koagulasi.
Dalam hal ini, koagulasi koloid hanya dapat terjadi apabila partikel koloid tidak bermuatan atau telah dinetralkan. Berikut ini merupakan contoh koagulasi koloid adalah susu, larutan kaca, dan alumunium sulfat.
6. Dialisis
Dialisis koloid adalah proses pemurnian koloid dari ion-ion yang mengganggunya. Cara kerjanya adalah dengan menggunakan membran semipermeabel.
Ketika air mengalir ke dalam koloid, akan ada dorongan koloid untuk mendorong ion keluar. Mengapa hanya ion yang keluar? Hal ini dikarenakan ukuran ion lebih kecil daripada membran semipermeabel, sementara ukuran koloid lebih besar.
Dengan demikian, ketika koloid yang mengandung ion pengganggu melewati membran semipermeabel, ion pengganggu tersebut akan terpisah. Sifat ini dimanfaatkan dalam proses cuci darah atau hemodialisis.
7. Koloid Liofil dan Liofob
Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi menjadi dua jenis yaitu liofil dan liofob. Sol liofil merujuk kepada partikel dengan zat terdispersi yang dapat menarik mediumnya, sehingga terdapat gaya tarik-menarik antara keduanya. Contoh dari sol liofil dalam sistem koloid adalah emas.
Sementara sol liofob merujuk kepada partikel dengan zat terdispersi yang tidak mampu menarik mediumnya dan cenderung bersifat encer.
8. Koloid Pelindung
Sol liofil juga dapat berperan sebagai koloid pelindung bagi sol liofob. Dengan demikian, partikel sol liofil akan melindungi sol liofob dari koagulasi.
Salah satu contohnya adalah penggunaan gelatin dalam pembuatan es krim yang secara efektif menjaga agar es krim tetap kental dan menyatu.
Jenis-jenis Koloid
ketgamb Koloid (Foto: Pixabay/cegoh) #end
Sama dengan larutkan, koloid terdiri atas 2 komponen utama, yakni zat terdispersi dan medium pendispersi. Beberapa jenis jenis koloid adalah sebagai berikut:
1. Sol Padat
Jenis koloid yang pertama adalah sol padat, yakni yang memiliki fase dispersi padat dalam medium pendispersi yang juga padat.
Sol padat terbentuk melalui pengaruh tekanan dan suhu yang menghasilkan struktur padatan yang kukuh dan keras. Contohnya adalah batuan ruby (batuan permata).
2. Sol
Koloid sol terdiri dari partikel-partikel padat yang terdispersi dalam medium cair. Jenis koloid ini memiliki sifat yang tidak mudah berubah.
Partikel dalam koloid sol tidak membentuk jaringan 3D dan tetap terdispersi secara individu. Beberapa contoh koloid sol adalah seperti cat tembok, tinta, dan cat air.
3. Aerosol Padat
Aerosol merupakan sistem dengan fase terdispersi berupa padatan di dalam medium pendispersi gas. Sebagai contoh, asap yang dihasilkan oleh kendaraan.
Pastinya, kamu pernah mengalami kelilipan saat ada bajai atau truk yang mengeluarkan asap tebal, bukan? Kelilipan tersebut disebabkan oleh adanya padatan (fase terdispersi) yang terdapat di dalam asap (medium pendispersi).
4. Aerosol
Aerosol adalah salah satu jenis koloid yang mengalami fase terdispersi cairan dalam medium pendispersi gas.
Partikel-partikel ini dapat terlihat sebagai kabut atau partikel-partikel terapung dalam udara. Contoh koloid aerosol termasuk asap, kabut, dan debu dalam udara dan parfum.
5. Emulsi Padat
Jenis koloid yang keenam adalah emulsi padat, yang memiliki fase terdispersi cairan dan medium pendispersi padat. Seperti pada agar-agar yang merupakan campuran antara air (fase terdispersi) dengan bubuk agar-agar (medium pendispersi).
Ketika bubuk agar-agar dipanaskan di dalam air, serat dari agar-agarnya akan bergerak dengan bebas kemudian merapat ketika didinginkan. Setelah itu, air menyebar dalam partikel agar-agarnya.
6. Emulsi
Koloid emulsi terdiri dari partikel-partikel cair yang terdispersi dalam medium cair lainnya. Partikel-partikel cair ini biasanya memiliki sifat hidrofobik atau hidrofilik yang memungkinkan mereka terdispersi dalam medium cair yang berbeda.
Contoh koloid emulsi termasuk minyak dalam air (contohnya susu) dan air dalam minyak (contohnya mayones).
7. Buih Padat
Busa padat mengandung fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi padatan, atau disebut juga gas yang terdispersi di dalam padatan. Sebagai contoh, sistem koloid berupa buih padat adalah spons.
Meskipun bereksternal sebagai padatan, spons memiliki gas yang terdispersi di dalamnya seperti yang terlihat ketika spons dipencet sehingga menunjukkan bahwa partikel udara tersebar dalam medium padat.
8. Buih
Koloid ini terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan fase pendispersinya berupa cairan. Sebagai contoh koloid adalah buih sabun, dan krim kocok.
Itulah penjelasan tentang apa itu koloid, lengkap dengan pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenisnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberi wawasan bagi seluruh pembaca.
Editor: Juni