PARBOABOA – Di era kemajuan teknologi, pembahasan tentang kloning menjadi sorotan utama yang mengundang rasa ingin tahu dan bahkan memicu perdebatan pelik.
Istilah kloning berasal dari Bahasa Yunani yaitu "clone" atau "klon" yang artinya sekumpulan sel turunan dari sel induk tunggal dengan reproduksi aseksual.
Kloning adalah suatu proses yang secara khusus menghasilkan organisme dengan DNA yang identik atau hampir identik, baik secara alami ataupun buatan.
Kloning yang digagas oleh Dreisch pada akhir tahun 1800 telah mengalami perkembangan yang pesat dan telah memberikan kontribusi dalam penemuan-penemuan baru yang sangat menjanjikan.
Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan kloning? Yuk, simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Pengertian Kloning
Dalam bidang biologi, pengertian kloning adalah proses pembuatan individu-individu yang genetikanya identik, yang biasanya terjadi secara alami pada organisme seperti bakteri, insekta, atau tumbuhan yang bereproduksi secara aseksual.
Dalam konteks ini, organisme yang dihasilkan disebut sebagai klon. Proses kloning dapat terjadi secara alami, tetapi seringkali merujuk pada teknik rekayasa genetik yang digunakan untuk menghasilkan organisme identik secara buatan.
Dalam kloning buatan, materi genetik dari organisme induk diambil dan ditempatkan dalam sel telur atau embrio tanpa materi genetik, yang kemudian dibiarkan untuk berkembang menjadi organisme baru.
Metode kloning dapat bervariasi, termasuk kloning embrio, kloning sel-sel tubuh, atau kloning molekuler menggunakan teknik rekayasa genetik seperti transfer inti sel somatik.
Lebih jelas lagi, dalam ranah bioteknologi, kloning dapat merujuk pada proses pembuatan salinan fragmen DNA (kloning molekular), sel (kloning sel), atau organisme (kloning organisme).
Akan tetapi, proses kloning adalah masalah moral baru yang timbul akibat berkembangnya iptek di bidang medis, pertanian, dan peternakan.
Sebab, kloning dapat memiliki potensi penggunaan tidak etis, seperti pembuatan organisme untuk tujuan komersial atau penggantian organisme alami dengan organisme kloning.
Metode Teknik Kloning
Pengembangan kloning adalah evolusi dan perbaikan metode-metode kloning yang telah ada, serta penemuan dan penerapan teknologi baru untuk memahami dan mengatasi tantangan baru yang akan muncul.
1. Metode Teknik Kloning pada Manusia
Manusia kloning adalah manusia yang diciptakan melalui teknik kloning yang melibatkan pengambilan sel somatik (sel tubuh) dari individu yang ingin di-"kloning", lalu inti sel somatik tersebut ditempatkan dalam sel telur manusia yang telah dihilangkan inti selnya.
Setelah itu, sel telur tersebut diberi rangsangan untuk memicu pembelahan dan perkembangan menjadi embrio.
Kloning manusia sering dianggap sebagai sesuatu yang mustahil dilakukan, setidaknya untuk beberapa puluh tahun ke depan. Namun, hal ini sebenarnya tidak seratus persen benar.
Namun, metode ini menimbulkan sejumlah pertanyaan etika, termasuk apakah seharusnya diizinkan untuk reproduksi manusia.
Kloning manusia untuk tujuan reproduksi tidak sah dan dianggap melanggar prinsip-prinsip etika internasional.
Penting untuk diketahui bahwa banyak negara dan organisasi internasional memiliki larangan atau moratorium terhadap kloning manusia untuk tujuan reproduktif.
2. Metode Teknik Kloning pada Hewan
Dikutip dari jurnal berjudul Kloning Untuk Menghasilkan Hewan dengan Genotip yang Diinginkan karya Thomas Mata Hine, kloning adalah salah satu bioteknologi yang sangat berguna untuk menggandakan genotipe hewan dengan keunggulan khusus dan untuk melestarikan hewan yang hampir punah.
Proses kloning hewan melibatkan beberapa tahap penting, seperti persiapan ovum yang sudah matang, pengeluaran kromosom dari ovum, transfer inti sel hewan, aktivasi embrio yang baru terbentuk, kultur embrio in vitro, hingga transfer embrio hasil kloning ke induk resipien.
Metode kloning ini telah digunakan dalam penelitian, seperti konservasi spesies yang terancam punah, dan reproduksi hewan ternak yang unggul.
Meskipun berhasil dalam banyak penelitian, proses kloning sering kali rumit dan tidak selalu berhasil, dan keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk spesies hewan yang dikloning dan kondisi lingkungan kultur sel.
Jenis hewan yang dihasilkan melalui teknik kloning adalah domba, sapi, mencit, kambing babi, kucing, dan kelinci.
3. Metode Teknik Kloning pada Tumbuhan
Salah satu metode kloning pada tumbuhan yang umum digunakan adalah stek (cutting). Metode ini melibatkan pengambilan sebagian tanaman (biasanya batang, daun, atau pucuk) dari tanaman induk.
Tanaman tersebut kemudian ditanam kembali untuk menghasilkan tanaman baru yang identik secara genetik dengan tanaman aslinya.
Tujuan Kloning
Salah satu tujuan kloning adalah untuk memperoleh salinan identik dari organisme yang memiliki sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang diinginkan.
Dalam konteks ini, kloning dapat digunakan untuk menghasilkan individu yang memiliki genetika yang serupa atau sama persis dengan organisme induknya. Tujuan ini dapat mencakup:
1. Menghasilkan Tanaman Unggul
Kloning digunakan untuk menghasilkan salinan identik dari tanaman atau tumbuhan unggul yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap penyakit, nilai yang tinggi, atau ciri-ciri estetis.
2. Meningkatkan Produksi Hewan Ternak
Di bidang pertenakan, kloning dapat digunakan untuk menghasilkan salinan identik dari hewan ternak yang memiliki sifat-sifat yang menguntungkan.
Beberapa keuntungannya seperti tingkat produksi susu yang tinggi, dapat menghasilkan telur yang banyak, dan memiliki ketahanan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
3. Melestarikan Hewan yang Terancam Punah
Kloning dapat digunakan sebagai alat untuk melestarikan spesies yang terancam punah dengan menciptakan salinan spesies tersebut secara genetik.
4. Reproduksi Hewan Peliharaan
Dalam konteks hewan peliharaan, kloning dapat digunakan untuk menghasilkan salinan identik dari hewan peliharaan yang memiliki nilai emosional atau komersial tinggi.
5. Memproduksi Obat dan Bahan Kimia
Mikroorganisme atau sel tumbuhan yang dihasilkan melalui kloning dapat digunakan untuk memproduksi obat-obatan, enzim, atau bahan kimia lainnya secara massal.
Contoh Hasil Kloning
1. Contoh Kloning pada Hewan
Salah satu pencapaian paling terkenal dalam teknologi kloning adalah kelahiran domba bernama Dolly di Institut Roslin di Skotlandia pada tahun 1996 silam.
Domba Dolly menggunakan metode transfer inti sel somatik (Somatic Cell Nuclear Transfer/SCNT), yang melibatkan pengambilan sel somatik (sel tubuh) dari domba dewasa dan memasukkannya ke dalam sel telur yang telah kehilangan inti selnya.
Nama "Dolly" diambil dari nama penyanyi country terkenal bernama Dolly Parton. Dolly lahir dengan berat normal dan tumbuh menjadi domba dewasa yang sehat.
Namun, pada usia enam tahun, Dolly mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan penuaan dini dan harus disuntik mati.
2. Contoh Kloning pada Manusia
Pada bulan Desember 2002, Perusahaan Clonaid mengklaim bahwa mereka berhasil menciptakan manusia pertama yang dikloning, yaitu seorang bayi perempuan yang diberi nama Eve.
Eve merupakan hasil kloning genetik dari ibunya sendiri, seorang perempuan AS berusia 31 tahun. Eve dilahirkan melalui operasi caesar tanpa cacat fisik dan memiliki berat 3,2 kilogram.
Perusahaan Clonaid memilih untuk merahasiakan identitas bayi, ibunya, dan lokasi tinggal mereka.
Perusahaan tersebut hanya menjelaskan bahwa sang ibu memutuskan untuk melakukan kloning karena suaminya divonis mandul.
3. Contoh Kloning pada Tumbuhan
Banyak tanaman telah dihasilkan melalui kloning untuk tujuan pemuliaan dan memproduksi secara besar-besaran.
Contohnya termasuk tanaman hias, buah-buahan, dan sayuran yang memiliki sifat-sifat unggul yang diinginkan.
Salah satu pencapaian dalam teknik kloning adalah jeruk tombak. Jeruk tombak memiliki tonjolan di bagian pangkalnya yang menyerupai pusar manusia.
Tonjolan ini sebenarnya merupakan sisa dari pertumbuhan buah lain, seperti pada Orange Pole Trees yang merupakan hasil kloning salinan satu sama lain.
Demikian penjelasan tentang apa itu kloning, lengkap dengan pengertian, metode, tujuan, dan contohnya. Pengembangan kloning terus menjadi bagian integral dari kemajuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebab, muncul persepsi yang menyebutkan bahwa proses kloning adalah masalah moral baru yang timbul akibat berkembangnya iptek di bidang medis, pertanian, dan yang lainnya.
Meski memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat, perlu juga perhatian yang serius terhadap dampak etika, lingkungan, dan kesejahteraan hewan dalam penerapannya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Editor: Juni