Dari Pematangsiantar ke Pentas Dunia: Kisah Inspiratif Bram Bersama Komunitas BMX Kebas Tato

Bramsista Janeiro Pratama saat mendapatkan gelar juara 1 perlombaan BMX Race Bike di Malaysia. (Foto: Dok. Bram)

PARBOABOA, Pematangsiantar - Perjuangan Bram membentuk komunitas sepeda BMX Race akhirnya berbuah manis.

Pria bernama lengkap Bram Sista Janeiro Pratama ini, mulanya tak pernah menyangka bahwa bermain sepeda BMX Race akan membawanya meraih prestasi di tingkat internasional.

Rasa bangganya kian menjadi-jadi setelah mendapatkan juara pertama dalam kejuaraan BMX Race Bike di Malaysia pada tahun 2016.

Namun, pencapaian ini bukanlah satu-satunya prestasi yang ia raih. Bram telah mengikuti banyak perlombaan dan berhasil mendapatkan berbagai gelar juara. 

Kepada Parboaboa, ia bercerita, keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras dan tekadnya yang kuat dalam mengejar mimpi atau cita-citanya.

Sejak kecil, Bram memang sudah jatuh cinta dengan dunia sepeda. Kecintaan ini membulatkan tekadnya untuk membentuk komunitas sepeda BMX Race di Pematangsiantar dengan nama 'Kebas Tato'.

Ia mendirikan komunitas BMX Race tepat tahun 2014 silam. Komunitas ini bukan sekedar pelampiasan hobi semata tetapi juga ajang untuk mengenalkan kampung halaman.  

"Keluarga Besar Tanjung Tongah, itu kepanjangan dari Kebas Tato," cerita Bram, Jumat (12/7/2024).

Namun begitu, jalan yang ditempuh Bram tidak selalu mulus. Dalam mengekspresikan hobinya, ia sering mendapatkan respon yang kurang baik dari teman-temannya. 

Mereka menganggap bersepeda hanyalah hobi masa kecil yang seharusnya ditinggalkan seiring bertambahnya usia.

"Karena dulu aku sempat dikucilkan. Udah tua, kenapa masih main sepeda," kisah Bram mengenang perjuangannya.

Meski usianya telah menginjak kepala tiga, Bram tidak pernah merasa patah semangat. Dukungan dari keluarganya, terutama orang tua memberikan kekuatan lebih bagi Bram untuk terus berjuang.

"Orang tua selalu support," ungkapnya.

Meski demikian, di tengah antusiasme Bram masih ada yang kurang, yakni minimnya perhatian pemerintah pada komunitas BMX Kebas Tato.

Menurut dia, kurangnya perhatian pemerintah merupakan tantangan yang dihadapi oleh banyak komunitas di Pematangsiantar.

Bram sendiri tidak pernah patah semangat. Ia berencana, di acara Pekan budaya bertajuk Siantar Culture Show, aspirasi untuk kemajuan komunitasnya dapat disampaikan kepada Pemerintah.

Komunitas BMX Kebas Tato yang didirikan oleh Bram, saat ini terdiri dari 5 anggota aktif. Meski kecil, semangat mereka untuk berlatih dan berkompetisi sangat besar. Namun sayangnya fasilitas untuk latihan belum memadai.

Saat ini mereka berlatih di salah satu track milik perseorangan dan tempatnya berada jauh di luar kota Pematangsiantar.

"Track kebetulan ada di Simalungun. Karena disitu yang ada," ucapnya.

Bram juga memiliki kekhawatiran apabila suatu saat tempat latihan mereka digusur oleh pemilik lahan sebagaimana pengalaman yang pernah mereka alami.

"Dulu ada track kami, tapi digusur, karena itu tanah orang. Dan sekarang dibuat jadi kandang ayam," pungkasnya.

Bram berharap melalui Siantar Culture Show, pemerintah kota bisa melihat potensi besar yang dimiliki oleh komunitas BMX Kebas Tato. 

Ia ingin pemerintah memberikan dukungan dan perhatian lebih agar komunitas ini bisa berkembang dan membawa nama baik Pematangsiantar ke tingkat yang lebih tinggi. 

"Saat ini belum ada (perhatian pemerintah kota). Makanya aku kesini, setidaknya bisa dilirik kan," ujar Bram.

"Berharap dilirik sih, supaya ada support," sambungnya.

Bram sendiri memandang, kehadiran komunitas, layaknya Kebas Tato dapat menghimpun anak-anak muda agar tidak terjebak pada hal-hal negatif. 

"Senang aja di sepeda ini. Kita terhindar dari minum-minum, narkoba, apalagi geng motor," tuturnya.

Ia juga mengajak generasi muda untuk berjuang meraih kesuksesannya. Ia telah membuktikannya dan usia tidak menjadi penghalang.

“Aku bisa loh, kenapa kalian nggak,” tutupnya.

Editor: Gregorius Agung
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS