Kerusuhan Anti Muslim di Inggris dan Aksi Premanisme Kaum Sayap Kanan

Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer. (Foto: Facebook Keir Starmer)

PARBOABOA, Jakarta - Kerusuhan yang melanda beberapa wilayah di Inggris kian memanas.

Melansir Reuters, pada Senin (5/8/2024), kerusuhan menyebabkan sejumlah kendaraan dan gedung-gedung hangus terbakar.

Bahkan, hotel-hotel yang menampung para pencari suaka menjadi target penyerbuan.

Insiden ini pecah setelah tiga bocah perempuan tewas dalam penikaman di Southport, Inggris bagian barat laut. 

Informasi yang keliru menyebut, pembunuhan dilakukan oleh seorang ekstremis radikal yang baru saja tiba di Inggris.

Isu ini terus digoreng dan disebarkan secara massif sehingga menimbulkan antipati kelompok sayap kanan yang menaruh kebencian terhadap pendatang dan kaum Muslim.

Padahal pihak kepolisian setempat telah mengidentifikasi bahwa pelaku adalah seorang yang lahir di Inggris sekaligus menegaskan, penikaman tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme.

Yvette Cooper, Menteri Dalam Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan menyebut, para perusuh merasa berani pada momen ini hanya untuk membangkitkan kebencian rasial.

Caranya dengan melakukan aksi pelemparan batu ke arah personel kepolisian, menjarah dan menyerang toko-toko, masjid dan tempat usaha milik orang asing.

Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer mengutuk aksi ini dan secara terang-terangan menudingnya sebagai aksi premanisme kaum sayap kanan anti Imigran.

Saat berbicara di Downing Street, dia berjanji mengerahkan segenap kekuatan untuk menghukum perusuh-perusuh di seantero Inggris.

Selain menyebut perusuh sebagai premanisme sayap kanan ekstrem, ia juga menegaskan, "anda akan menyesal ikut ambil bagian dalam hal ini," merujuk masyarakat yang terlibat kerusuhan.

Keir berkata, di Inggris semua orang berhak untuk hidup tenang dan aman, namun, sayangnya "Komunitas Muslim jadi sasaran" dan "Salam Nazi ada di Jalanan".

Di Inggris, istilah 'sayap kanan ekstrem' merujuk pada kelompok yang memiliki pandangan ultranasionalis, yang berarti mereka sangat menentang kehadiran pendatang dan imigran serta lebih mendukung penduduk lokal. 

Kelompok ini seringkali terkait dengan supremasi kulit putih, sikap anti-Muslim, dan terkadang simpati terhadap fasisme atau ideologi Nazi.

Sementara itu, Keir Starmer merupakan anggota Partai Buruh, yang menjadi oposisi dari sayap kanan konservatif yang diwakili oleh Partai Tory. Dalam spektrum politik Inggris, Partai Buruh dikenal sebagai kelompok sayap kiri.

WNI diminta tingkatkan kewaspadaan

Kerusuhan di Inggris diprediksi berkepanjangan. Itulah sebabnya Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di London diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

Himbauan itu disampaikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London melalui akun Instagram resminya.

Mengantisipasi kerusuhan lanjutan, demikian tulis postingan itu, pertama, WNI harus "mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktifitas di luar rumah."

KBRI London juga menghimbau WNI selalu mengikuti arahan dari petugas yang berwenang dan diminta untuk terus memantau komunikasi di media sosial KBRI atau komunitas WNI setempat.

Selain itu, WNI diminta menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat pengumpulan massa atau kelompok demonstran.

Dalam keadaan darurat, lanjut postingan itu, "hubungi 112 atau 999, atau hotline kekonsuleran KBRI London +447795105477 dan +447425648007." 

Editor: Gregorius Agung
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS