PARBOABOA – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara megabiodiversitas karena keanekaragaman hayati yang tersimpan di dalamnya. Namun sayangnya, sering terjadi kebakaran hutan dan bahkan telah menjadi musibah tahunan.
Kebakaran hutan dan lahan gambut dapat disebabkan oleh faktor alam, seperti sambaran petir yang mengenai pohon, dan apinya menyebabkan terjadinya kebakaran.
Selain itu, kebakaran juga kerap terjadi karena ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kegiatan manusia yang melakukan pembakaran dengan tujuan kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampak negatifnya untuk sekitar.
Hingga kini, banyak beredar opini tentang kebakaran hutan yang juga turut melakukan pengamatan secara langsung tentang dampak yang diakibatkan dari terbakarnya lahan hutan di Indonesia.
Melansir dari Widyaiswara Pusdiklat Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kebakaran lahan hutan mengakibatkan terganggunya hubungan transportasi udara antar negara.
Jika tak segera diatasi, kebakaran dapat meluas hingga menimbulkan crown fire atau kebakaran tajuk. Deretan peristiwa kebakaran hutan di Indonesia pada 1997-1998 dan 2002-2005 menghasilkan kepulan asap yang tak terkendali, dan dirasakan oleh masyarakat Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Asap dari kebakaran tersebut dapat menyebabkan polusi udara yang serius, seperti mengganggu masalah pernapasan bagi manusia juga hewan.
Sebenarnya apa saja penyebab terjadinya kebakaran hutan? Untuk menguraikan jawaban tersebut, Parboaboa akan menjelaskan secara detail terkait kebakaran hutan, serta dampak dan cara pencegahannya.
Penyebab Kebakaran Hutan
Berikut ini adalah penyebab kebakaran hutan di Indonesia:
1. Faktor Alami
Faktor alami seperti pengaruh El-Nino, mengakibatkan terjadinya kemarau berkepanjangan sehingga tanaman jadi sangat kering. Hal tersebut menjadi bahan bakar potensial yang memicu terjadinya kebakaran jika terkenal percikan api.
Selain itu, petir yang mengenai pohon juga dapat menyebabkan terbakarnya kawasan hutan. Meskipun faktor alami tidak dapat dihindari, upaya pencegahan seperti pengawasan dan penanganan dini harus dilakukan untuk meminimalkan kerusakan.
2. Ilegal Logging
Illegal logging atau penebangan liar adalah praktik penebangan pohon yang dilakukan tanpa izin resmi dari pemerintah. Hal ini sering dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang serius, termasuk kebakaran lahan hutan.
Saat penebangan liar dilakukan, ranting dan dedaunan yang terbuang menjadi mudah terbakar dan dapat memicu terjadinya kebakaran lahan hutan.
3. Perambahan Hutan
Perambahan hutan merupakan praktik ilegal yang sering dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang serius, termasuk kebakaran lahan hutan.
Praktik perambahan hutan dapat berupa pembukaan lahan dengan cara membakar hutan, penebangan pohon secara liar, dan penggundulan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan atau pertanian.
Saat praktik perambahan hutan dilakukan, ranting dan dedaunan yang terbuang menjadi mudah terbakar dan dapat memicu terjadinya kebakaran lahan hutan. Selain itu, penggundulan hutan juga dapat mengubah tata air dan membuat lingkungan menjadi lebih kering.
4. Pembukaan Lahan dengan Membakar Hutan
Pembukaan lahan dengan membakar hutan adalah salah satu praktik yang sangat merusak lingkungan dan seringkali menyebabkan terjadinya kebakaran lahan hutan.
Hal ini sering dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin membuka lahan untuk pertanian atau perkebunan dengan cara yang cepat dan murah. Namun, praktik ini sangat berbahaya dan dapat memicu kebakaran hutan yang merusak.
5. Konflik Sosial
Konflik sosial juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan. Konflik sosial yang terjadi di sekitar hutan, seperti sengketa lahan dan konflik antar petani, dapat memicu terjadinya kebakaran hutan secara sengaja. Hal ini dilakukan sebagai bentuk balas dendam atau upaya untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Dalam situasi konflik, upaya pemadaman kebakaran lahan hutan dapat menjadi sulit dilakukan karena adanya hambatan dalam mengakses lokasi kebakaran, terutama jika lokasi tersebut berada di wilayah yang diperebutkan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
6. Kebutuhan Pakan Ternak
Kebutuhan pakan ternak, seperti sapi dan kambing, seringkali menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan. Ternak membutuhkan rumput dan pakan lainnya sebagai sumber makanan.
Namun, ketika sumber pakan yang tersedia terbatas, petani atau pemilik ternak seringkali membakar hutan untuk membuka lahan baru sebagai padang penggembalaan.
Praktik ini menyebabkan timbulnya kebakaran hutan yang seringkali sulit untuk dikendalikan dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah.
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan
1. Kerugian Materi
Kebakaran hutan adalah peristiwa terbakarnya hutan atau lahan yang kerap menimbulkan dampak negatif, seperti merusak properti dan infrastruktur, seperti rumah, jalan, dan jembatan. Selain itu, kebakaran juga dapat merusak tanaman pangan, perkebunan, dan hutan produksi.
Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kebakaran lahan hutan sangat besar dan dapat mempengaruhi pendapatan masyarakat lokal, khususnya yang bergantung pada sektor pertanian dan kehutanan.
2. Pencemaran Udara
Kebakaran lahan hutan dapat menyebabkan polusi udara yang sangat parah. Asap yang dihasilkan dari kebakaran dapat mengandung bahan kimia berbahaya dan partikel yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada manusia, seperti iritasi mata, gangguan pernapasan, dan penyakit jantung.
Selain itu, polusi udara yang disebabkan oleh kebakaran lahan hutan dapat membahayakan lingkungan sekitar dan mempengaruhi kualitas udara di wilayah yang luas.
3. Dampak pada Keanekaragaman Hayati
Kebakaran hutan dan lahan dapat memiliki dampak yang sangat besar pada keanekaragaman hayati. Kebakaran dapat merusak dan menghancurkan habitat hewan dan tumbuhan, serta mengurangi populasi dan keragaman spesies.
Selain itu, kebakaran juga dapat mengubah ekosistem dan mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam, seperti air, tanah, dan udara, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan hewan di sekitar area yang terkena kebakaran.
4. Merusak Vegetasi Alam
Kebakaran lahan hutan dapat merusak vegetasi alam, seperti pohon, semak, dan rumput. Vegetasi alam sangat penting bagi kehidupan di bumi karena mereka memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan oksigen bagi kehidupan.
Kondisi ini tentunya dapat menghancurkan vegetasi alam dan mengubah bentuk dari ekosistem alam. Hal ini dapat mempengaruhi banyak hewan yang bergantung pada vegetasi tersebut sebagai sumber makanan dan tempat berlindung.
Kehilangan vegetasi alam yang luas juga dapat mempengaruhi air dan tanah, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan hewan di sekitarnya.
5. Mempercepat Terjadinya Pemanasan Global
Kebakaran lahan hutan juga dapat mempercepat terjadinya pemanasan global. Asap dan gas yang dihasilkan dari kebakaran dapat mengandung karbon dan gas rumah kaca lainnya yang dapat mempercepat pemanasan global.
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang berada di atmosfer bumi yang dapat menahan panas dan mempengaruhi iklim di bumi. Kebakaran lahan hutan dapat meningkatkan jumlah gas rumah kaca di atmosfer, yang dapat mempercepat pemanasan global dan meningkatkan dampak dari perubahan iklim.
Cara Mencegah Terjadinya Kebakaran Lahan Hutan
1. Hindari membakar sampah di sekitar lahan hutan
Sampah yang dibakar di sekitar lahan hutan dapat menyebabkan kebakaran lahan hutan. Oleh karena itu, hindari membakar sampah di sekitar lahan hutan, terutama di musim kemarau yang kering dan rentan terhadap kebakaran.
Selain itu, pastikan untuk membuang sampah pada tempat yang sesuai dan jangan membuang sampah sembarangan di sekitar hutan.
2. Tidak membuang puntung rokok sembarangan
Puntung rokok adalah salah satu penyebab kebakaran hutan dan lahan yang paling umum. Banyak orang yang membuang puntung rokok sembarangan tanpa memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi.
Puntung rokok yang masih menyala dapat dengan mudah memicu kebakaran jika jatuh di area yang kering dan rentan terhadap kebakaran. Oleh karena itu, pastikan untuk memadamkan puntung rokok dengan benar dan jangan membuangnya sembarangan di sekitar hutan.
3. Tidak membuat api unggun di daerah rawan kebakaran
Membuat api unggun di dekat hutan atau daerah rawan kebakaran dapat dengan mudah memicu terjadinya kebakaran kawasan hutan. Pastikan untuk tidak membuat api unggun di dekat hutan atau daerah yang rentan terhadap kebakaran.
Jika Anda ingin membuat api unggun, pastikan untuk melakukannya di tempat yang aman dan terkendali, jauh dari hutan dan daerah rawan kebakaran.
4. Konsolidasi dan koordinasi seluruh pihak dalam mencegah kebakaran lahan
Penting bagi seluruh pihak, seperti pemerintah, masyarakat, organisasi, dan lainnya untuk saling bekerja sama dalam mencegah terbakarnya kawasan hutan.
Konsolidasi dan koordinasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya dan dampak kebakaran hutan.
Selain itu, menyediakan sarana dan prasarana untuk pemadaman kebakaran, dan melakukan pengawasan terhadap aktivitas manusia di sekitar hutan dan lahan.
5. Membuat sekat kanal untuk pengaturan hidrologi di lahan gambut
Lahan gambut adalah salah satu jenis lahan yang paling rentan terhadap kebakaran. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengaturan hidrologi di lahan gambut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat sekat kanal untuk memperbaiki kondisi hidrologi di lahan gambut. Sekat kanal dapat membantu mengatur jumlah air di lahan gambut sehingga kondisi tanah menjadi lembap dan tidak mudah terbakar.
Dalam penerapannya, sekat kanal dibuat dengan memperdalam kanal atau membuat saluran air. Hal ini dapat membantu meningkatkan ketersediaan air di lahan gambut dan mengurangi risiko kebakaran.
6. Pengawasan di titik rawan kebakaran
Pengawasan di titik rawan kebakaran sangat penting dilakukan untuk menghindari terjadinya kebakaran. Pihak-pihak yang terkait seperti petugas kehutanan, pemadam kebakaran, dan masyarakat setempat perlu melakukan patroli secara rutin untuk memastikan tidak ada tanda-tanda kebakaran di sekitar area rawan kebakaran.
Dalam melakukan patroli, petugas dapat memanfaatkan teknologi seperti kamera CCTV, drone, atau GPS untuk mempermudah pengawasan di wilayah yang sulit dijangkau.
7. Mengikuti aturan dan regulasi yang ada
Mengikuti aturan dan regulasi yang ada dapat membantu mencegah terbakarnya kawasan hutan dan lahan. Pastikan untuk mengikuti aturan yang ada mengenai penggunaan api terbuka atau pembakaran sampah.
Selain itu, pastikan juga untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena hal tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran lahan hutan.
Setelah membaca penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penyebab kebakaran hutan di Indonesia bervariasi, namun sebagian besar terjadi karena ulah manusia yang melakukan kegiatan tidak sesuai aturan.
Sebagai masyarakat yang beragama dan peduli akan lingkungan, kita sudah sepatutnya memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga kelestarian hutan. Yuk, mari bersama-sama kita memperbaiki kondisi Bumi yang kita huni.
Editor: Lamsari Gulo