PARBOABOA - Katak adalah hewan yang hidup di dua alam, yakni air dan darat. Mereka memiliki siklus hidup yang melibatkan fase berudu (telur) dan fase dewasa, di mana mereka memiliki empat kaki dan berbagai macam jenis, bentuk, serta ukuran.
Umumnya, hewan amfibi ini dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali di Antartika, dan hidup di berbagai habitat seperti kolam, danau, sungai, hutan, padang rumput, dan daerah lembap lainnya.
Ada banyak jenis katak yang beragam dari segi warna, bentuk, dan perilaku. Beberapa di antaranya juga memiliki kemampuan mengeluarkan racun sebagai mekanisme pertahanan diri, sehingga disebut sebagai "katak beracun."
Katak yang beracun biasanya memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari katak yang tidak beracun. Mulai dari kebiasaan hingga karakteristik fisiknya.
Misalnya, katak beracun lebih aktif pada siang hari dan memiliki warna tubuh yang mencolok atau cerah dibandingkan katak yang tidak beracun.
Lebih lanjut, sejauh ini para peneliti sudah menemukan sekitar 220 spesies katak yang beracun. Seperti dilansir dari laman Webmd, berikut beberapa jenisnya yang umum diketahui.
1. Katak Racun Emas (Golden Poison Frog)
Jenis katak Beracun di dunia yang pertama adalah Katak racun emas atau Golden Poison Frog. Pemilik nama latin Phyllobates terribilis ini bukah hanya dijuluki sebagai katak paling beracun saja namun ia juga termasuk salah satu daftar hewan paling mematikan di dunia.
Diketahui katak racun emas atau katak panah emas dapat menghasilkan racun yang dapat mematikan hingga 20.000 tikus atau bahkan 10 manusia sekaligus.
Hewan amfibi ini memiliki racun yang disebut batrachotoxin, sejenis senyawa alkaloid yang sangat beracun. Senyawa yang sangat kuat dan berbahaya bagi makhluk hidup yang berani mencobanya. Tidak hanya berbahaya jika digigit atau dimakan, bahkan menyentuhnya saja bisa membawa risiko serius.
Kehebatan dari racun batrachotoxin ini tidak hanya terbatas pada efek negatifnya. Para ilmuwan juga telah tertarik untuk mempelajari penggunaannya dalam bidang medis. Meskipun racun ini berbahaya, penelitian telah dilakukan untuk melihat apakah batrachotoxin dapat digunakan dalam pengembangan obat seperti pelemas otot, obat jantung, dan anestesi.
2. Katak Panah Beracun Biru (Blue Poison Dart Frog)
Hewan yang memiliki nama ilmiah Dendrobates tinctorius azureus ini umumnya ditemukan di sebagai Brazil dan selatan Suriname. Katak ini memiliki racun di dalam kulitnya yang dapat melumpuhkan atau membunuh musuhnya.
Melansir dari Cosley Zoo, kepala dan punggung mereka berwarna biru terang, sementara perut dan kakinya berwarna biru tua. Terdapat bintik-bintik hitam di bagian kepala dan punggungnya.
Walaupun beracun, mereka ukurannya tergolong kecil, panjangnya hanya 2,5-3,8 cm dan beratnya sekitar 8,5 gram.
3. Katak Lebah, Katak Racun Pita Kuning (Yellow-Banded Poison Dart Frog)
Memiliki nama ilmiah Dendrobates leucomelas, katak lebah beracun ini tersebar di wilayah utara Amerika Selatan, tepatnya di Venezuela dan di Guyana, Brazil.
Habitat jenis amfibi ini berada di hutan hujan tropis lembab yang dekat dengan sumber air tawar. Katak Racun Pita Kuning dapat mengeluarkan racun dari kulit mereka.
Katak ini memiliki kemampuan unik untuk mengeluarkan racun dari kulit mereka. Mereka mendapatkan racun ini dari makanan mereka, yang umumnya adalah jenis arthropoda.
Racun yang dihasilkan adalah jenis neurotoksin yang sangat kuat dan bisa mengganggu impuls saraf, akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung pada makhluk yang terkena dampaknya.
4. Kodok Asia (Asian Toad)
Tak hanya di luar negeri saja, ternyata Indonesia juga memiliki spesies katak yang mematikan. Salah satu jenis katak beracun di Indonesia atau di Asia adalah Kodok Asia (Asian Toad).
Mereka mengeluarkan racun melalui kelenjar pateroid yang terdapat di punggungnya, serta cairan beracun yang keluar dari mata dan indung telur.
Racun yang dikeluarkan oleh hewan vertebrata ini mengandung zat-zat bioaktif yang sangat berbahaya. Ini termasuk hemolitik (yang merusak sel darah merah), kardiotoksin (yang mempengaruhi jantung), dan neurotoksin (yang mempengaruhi sistem saraf).
Jika seseorang terkena racun ini, efeknya bisa sangat serius. Ini termasuk otot yang gemetar secara berlebihan, kelumpuhan, keluarnya air liur yang tidak normal, serangan jantung, bahkan hingga kematian.
Di sisi lain, jika hewan lain memakan katak ini, efeknya juga bisa sangat merugikan. Racun ini dapat menyebabkan kelumpuhan, kejang-kejang, muntah berlebihan, dan akhirnya kematian pada hewan yang memakannya.
Kodok ini memiliki nama nama latin Duttaphrynus melanostictus. Di beberapa daerah di Indonesia, mereka sering disebut sebagai bangkong kolong, katak Sunda dan katak Jawa.
5. Katak Fantasmal Beracun (Phantasmal Poison Frog)
Katak yang beracun selanjutnya berasal dari Ekuador, tepatnya dari lereng pegunungan Andes. Jenis hewan amfibi yang terancam punah ini memiliki nama ilmiah yakni Epipedobates tricolor dan memiliki kombinasi warna-warna yang cerah.
Melansir Welsh Mountai Zoo, di alam liar, toksinnya dibuat dari makanan dari makanan yang mereka konsumsi seperti semut atau serangga beracun. Kemudian, racun tersebut dikeluarkan melalui kulit sebagai perlindungan terhadap predator. Walaupun panjang tubuhnya hanya 1-4 cm, mereka memiliki racun yang cukup untuk membunuh manusia dewasa.
Dan yang menarik, katak ini juga menghasilkan senyawa bernama epibatidine, sebuah alkaloid alami yang merupakan racun dalam tubuh katak ini.
Senyawa ini memiliki potensi untuk menjadi bahan dasar dalam pengembangan obat penghilang rasa sakit yang tidak menimbulkan kecanduan dan lebih kuat daripada morfin. Namun, sayangnya, para ilmuwan menyatakan bahwa epibatidine terlalu beracun bagi manusia sehingga penggunaannya dalam pengobatan menjadi sangat berisiko.
6. Sky-Blue Poison Frog
Katak Racun Langit Biru atau yang memiliki nama latin Hyloxalus azureiventris adalah jenis katak mematikan yang ditemukan secara alami di Peru, khususnya di lembah Amazon di wilayah San Martin. Katak ini memiliki garis-garis dorsolateral yang berjalan ke belakang di sepanjang tubuhnya.
Racun yang dimiliki oleh katak beracun amazon ini berasal dari kelenjar kulitnya. Kelenjar kulit katak ini menghasilkan senyawa-senyawa kimia beracun, seperti alkaloid, yang digunakan untuk melindungi diri dari predator dan potensial bahaya lainnya. Racun ini dapat diserap oleh kulit predator atau mengakibatkan reaksi beracun jika katak dimakan atau terganggu.
7. Katak Panah Biru (Blue Posion Dart Frog)
Katak Panah Biru ini biasanya juga dikenal dengan sebutan Blue Posion Dart Frog. Sementara itu untuk nama ilmiahnya adalah Dendrobates tinctorius yang berasal dari Suriname.
Kulit dari katak ini berwarna biru tua, bintik hitam di kepala dan badan. Ukuran tubuh mereka biasanya 3 hingga 2,5 cm dengan berat 8 gram.
Kulit yang cerah pada katak menunjukkan bahwa tubuhnya berisi racun yang sangat berbahaya. Racun ini berasal dari kelenjar alkaloid dalam tubuhnya dan dapat menyebabkan kelemahan atau bahkan kematian pada predator. Bintik-bintik pada kulit katak ini memiliki pola yang unik pada setiap individu dan membantu dalam proses identifikasi.
8. Katak Panah Beracun Stroberi (Strawberry Poison-Dart Frog)
Katak panah beracun stroberi (Oophaga pumilio) merupakan katak yang paling beracun dari genusnya. Sama seperti jenis katak panah lainnya, Strawberry Poison-Dart Frog ini mendapatkan toksisitasnya dari makanan, yaitu semut dan rayap.
Mereka umumnya memiliki tubuh berwarna merah cerah seperti buah stroberi atau agak oranye dengan tangan dan kaki berwarna biru. Warna yang mencolok merupakan peringatan bahwa mereka hewan beracun.
Hewan berdarah dingin ini umumnya tersebar di Amerika Tengah, mulai dari Nikaragua, Kosta Rika, hingga Panama.
9. Katak Panah Kaki Hitam (Black-Legged Dart Frog)
Phyllobates bicolor atau yang lebih dikenal Black-Legged Dart Frog adalah salah satu katak mematikan yang berasal dari Kolombia Barat, tepatnya di sepanjang kawasan sungai San Juan. Jenis katak tersebut menempati posisi kedua katak paling beracun di dunia.
Hewan amfibi ini memiliki warna yang cerah, yakni kuning ataupun oranye. Habitatnya biasanya berada di hutan dataran rendah dengan kelembaban tinggi.
Racunnya sendiri dapat menyebabkan kematian pada manusia.Hanya sekitar 150 mikrogram racun sudah cukup untuk membunuh seseorang dewasa. Biasanya, orang menggunakan racun dari katak ini untuk berburu dengan cara mengoleskannya pada ujung mata panah atau tombak. Racun ini memiliki sifat yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada sistem pernapasan dan otot gerakan tubuh.
10. Katak Racun Golfodulcean
Menurut Brevard Zoo, satu katak golfodulcean memiliki cukup racun untuk membunuh 13 manusia dewasa.
Diketahui racun tersebut dapat menyebabkan rasa sakit yang menyiksa, kejang ringan, dan kelumpuhan.
Sama seperti katak beracun lainnya, biasan hewan amfibi ini menghuni sungai dan hutan basah di dataran rendah Amerika Tengah.
11. Katak Beracun Berbutir (Granular Poison Frog)
Granular Poison Frog merupakan katak yang memiliki nama ilmiah Oophaga Granulifera yang berasal dari keluarga Dendrobatidae.
Habitatnya berada di hutan Kosta Rika dan Panama, yakni berupa hutan tropis dataran rendah.
Sementara itu, untuk ukuran tubuhnya sendiri, katak ini tergolong kecil yakni hanya sekitar 2 mm. Pada bagian kulitnya, terdapat butiran halus dengan warna khas oranye terang di bagian kepala, tubuh dan lengan atas.
Warnah cerah yang ada pada kulitnya digunakan sebagai peringatan untuk para predator bahwa tubuhnya mengandung racun yang cukup berbahaya.
Racun di tubuh hewan amfibi ini biasanya digunakan untuk bertahan diri dari predator.
12. Corroboree Frog
Katak Corroboree adalah sekelompok katak beracun yang terdiri dari dua spesies, yaitu Pseudophryne Corroboree dan Pseudophryne Pengilley. Spesies ini unik karena mampu menghasilkan racun mereka sendiri, tidak seperti kebanyakan katak racun lainnya yang mengandalkan racun dari makanan mereka. Katak Corroboree sendiri berasal dari Southern Tablelands, Australia.
hewan amfibi beracun ini dapat menghasilkan alkaloid sebagai racun pertahanan diri dan juga melindungi kulit mereka dari mikroba.
13. Splash-Back Poison Frog
Katak yang beracun di dunia berikutnya adalah Splash-back poison frog atau yang memiliki nama latin Ranitomeya Variabilis.
Jenis hewan amfibi ini dapat ditemui di wilayah hutan hujan Ekuador dan Kolombia. Warna katak tersebut sangatlah unik yaitu gradasi warna antara merah, hijau, kuning dan juga oranye dengan pola hitam.
14. Katak Panah Racun Kokoe
Katak beracun yang terakhir adalah katak panah racun kokoe. Meski ukurannya mungil, katak ini dibekali dengan batrachotoxin pada kelenjar kulit yang dapat berakibat fatal pada manusia.
Katak yang memiliki nama latin Phyllobates aurotaenia ini merupakan hewan endemik Kolombia. Mereka tinggal di bagian utara Ko,obia yang berbatasan dengan Panama.
Ciri-Ciri Katak Beracun
Melansir dari situs webmd, ada beberapa karakteristik dari katak yang beracun. Berikut penjelasannya;
- Katak yang beracun memiliki ukuran yang relatif kecil, dengan panjang berkisar antara 0,75 hingga 1,5 inci atau sekitar 20 hingga 40 milimeter.
- Mereka seringkali memiliki warna yang mencolok dan pola yang unik. Warna-warna cerah ini membuat mereka dikenal sebagai "permata hutan hujan."
- Pola warna cerah dan mencolok pada katak yang beracun tidak hanya untuk estetika, tetapi juga berfungsi sebagai tanda peringatan bagi predator. Warna yang mencolok mengindikasikan bahwa katak ini memiliki zat beracun yang dapat membahayakan predator yang mencoba memangsanya.
- Katak yang beracun adalah hewan darat yang aktif di siang hari. Mereka sering ditemukan di lantai hutan dekat sungai, kolam, atau di antara dedaunan dan daun-daun yang berguguran.
- Meskipun banyak yang hidup di lantai hutan, ada juga katak jenis ini yang tinggal di tempat yang lebih tinggi, seperti di pepohonan hutan. Mereka memiliki habitat yang bervariasi tergantung pada spesiesnya.
- Setiap spesies katak yang beracun mematikan memiliki warna dan pola yang berbeda-beda. Ini membuat mereka mudah dibedakan dari katak lainnya dan memungkinkan predator untuk mengidentifikasi mereka sebagai makhluk beracun.
Nah, itulah jenis-jenis katak yang beracun di bumi. Dengan warna yang mencolok dan racun mematikan, hewan amfibi ini adalah contoh yang menarik dari keajaiban alam yang patut dipelajari dan dihargai.
Editor: Sari