PARBOABOA, Jakarta - Dinamika politik AS menjelang Pilpres 2024 terus berubah.
Keadaan ini dipicu oleh munculnya nama Kamala Harris sebagai kandidat yang paling berpeluang untuk melanjutkan kepemimpinan Joe Biden.
Kamala bergerak cepat. Terbaru, Wakil Presiden Amerika Serikat tersebut langsung merilis agenda kampanyenya..
Rencananya, kampanye pertama Kamala akan dilaksanakan di Wisconsin pada Selasa, 23 Juli 2024, waktu setempat.
Perjalanan ke Wisconsin memberikan kesempatan bagi Harris (59), untuk memulai kembali kampanye Partai Demokrat.
Kesempatan ini juga untuk menunjukkan bahwa dia adalah kandidat terbaik untuk mengalahkan capres Partai Republik, Donald Trump.
Selanjutnya, jika tidak ada halangan, Harris dijadwalkan akan menyampaikan pidato di sebuah acara politik di Milwaukee pada pukul 1.05 siang.
Pada Senin, 22 Juli 2024, Harris mengungkapkan komitmennya untuk mengalahkan Trump dengan menyoroti masa lalu Trump yang ia sebut sebagai predator dan penipu.
Harris juga menyebutkan, dia memiliki tuduhan kejahatan seksual terhadap Trump dan tuduhan lain di pengadilan terkait penipuan bisnis, penipuan yayasan amal, serta universitas swasta.
Wisconsin adalah salah satu dari tiga negara bagian yang dikenal sebagai Rust Belt, bersama dengan Michigan dan Pennsylvania, yang dianggap penting untuk dimenangkan oleh kandidat presiden dari mana pun.
Di ketiga wilayah ini, Biden sudah tertinggal dari Trump.
Paul Kendrick, Direktur Eksekutif Democratic group Rust Belt Rising, menyatakan bahwa terdapat pemilih independen dan pemilih muda yang tidak puas dengan pilihan yang ada, sehingga Harris seharusnya dapat memenangkan suara mereka.
Kamala Harris, yang telah digadang-gadang sebagai kandidat terkuat untuk menggantikan Joe Biden yang mundur dari pencalonan dalam Pilpres AS, lahir pada 20 Oktober 1964 dengan nama lengkap Kamala Devi Harris.
Pada 11 Agustus 2020, Biden memilihnya sebagai kandidat wakil presiden, dan pada 7 November 2020, ia bersama Joe Biden menang dalam Pilpres.
Harris menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat dan juga Wakil Presiden pertama dari keturunan Afrika dan Asia.
Meskipun begitu, belum ada perempuan yang pernah menjadi presiden dalam hampir 250 tahun sejarah Amerika Serikat.
Fakta Menarik Kamala Harris
1. Perempuan Pertama Jadi Wakil Presiden AS
Pada 11 Agustus 2020, Joe Biden memilih Kamala Harris sebagai kandidat wakil presiden dalam pemilihan umum mendatang.
Pada 7 November 2020, pasangan Biden dan Harris berhasil memenangkan Pilpres, menjadikannya sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat.
Selain itu, Kamala Harris juga menjadi Wakil Presiden pertama dari keturunan Afrika dan Asia yang merupakan double minoritas.
Pengucapan sumpah Kamala Harris sebagai Wakil Presiden juga memiliki makna khusus karena dipandu oleh Hakim Agung Sonia Sotomayor.
Sotomayor, yang diangkat oleh mantan Presiden Barack Obama pada tahun 2009, adalah wanita Hispanik pertama yang menjabat sebagai Hakim Agung Amerika Serikat.
Saat dilantik, Kamala Harris mengenakan pakaian berwarna ungu sebagai penghormatan kepada Shirley Chisholm, perempuan African-American pertama yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.
Kamala berkomitmen akan melindungi konstitusi Amerika dari segala musuh, baik asing maupun domestik.
Kamala Harris saat mengucapkan sumpah di US Capitol pada 20 Januari 2021 juga berjanji akan menjalankan tugas ini dengan ikhlas, tanpa beban apa pun.
2. Perempuan Pertama Menjabat Presiden AS
Kamala Harris juga mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang pernah memegang tampuk kekuasaan tertinggi AS, meskipun hanya dalam waktu singkat.
Pada 19 November 2021, Joe Biden mengalihkan kekuasaan kepadanya sementara ia menjalani pemeriksaan medis rutin di rumah sakit militer Walter Reed.
Kamala Harris menjabat sebagai presiden selama 85 menit pada hari itu, mulai pukul 10:10 waktu EST dan kembali kepada Biden pada pukul 11:35 EST, sebagaimana diumumkan Gedung Putih.
Hingga saat ini, belum ada wanita yang menjabat sebagai presiden dalam hampir 250 tahun sejarah Amerika Serikat.
Meskipun momen tersebut bersejarah, Kamala Harris tidak dihitung sebagai presiden dalam catatan resmi.
3. Berpeluang Jadi Perempuan Afrika-Amerika Pertama Duduki Posisi Teratas dalam Partai Besar AS
Kamala Harris menyambut positif dukungan Joe Biden untuk mencalonkannya dalam Pilpres AS mendatang yang akan diadakan pada November.
Jika terpilih sebagai kandidat presiden oleh Partai Demokrat, ia akan menjadi perempuan Afrika-Amerika pertama yang menduduki posisi tertinggi dalam partai besar dalam sejarah Amerika.
Atas nama rakyat Amerika, Kamala Harris mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Joe Biden atas kepemimpinan luar biasanya sebagai Presiden Amerika Serikat dan pengabdiannya selama puluhan tahun.
“Saya merasa terhormat mendapatkan dukungan dari Presiden, dan niat saya adalah untuk meraih dan memenangkan pencalonan ini,” kata Kamala melalui akun X-nya.