PARBOABOA, Jakarta - Petarung MMA asal Indonesia, Jeka Saragih harus mengakui keunggulan petarung asal Amerika Serikat (AS), Westin Wilson.
Dalam laga UFC Fight Night yang digelar pada Minggu (16/6/2024) pagi WIB, Jeka, atlet asal Simalungun, Sumut ini menyerah dari Wilson pada ronde pertama.
Duel yang berlangsung di UFC Apex, Nevada, Amerika Serikat ini diawali dengan performa Jeka yang penuh semangat. Namun, ia yang awalnya mendaratkan beberapa pukulan keras ke arah Wilson, kalah.
Wilson, dalam keterangan resminya menyampaikan, sempat terkejut dengan ledakan serangan awal dari Jeka. Menurut dia pukulan-pukulan Jeka merupakan sesuatu yang tidak biasa.
Meski begitu, Wilson punya satu kehebatan, yaitu mampu menyiapkan strategi yang jitu dengan mengandalkan pertarungan bawah.
Ia mengatakan, untuk menghindari pukulan Jeka yang ia sebut sebagai blender mematikan - ia harus membawanya ke bawah untuk melakukan kuncian.
Kondisi ini membuat Jeka Saragih yang berpostur lebih pendek tidak berdaya. Ia terjebak dalam kuncian triangle armbar Westin Wilson yang menyasar leher dan lengan kirinya.
Meskipun Jeka mencoba melepaskan diri dengan membanting Wilson dua kali, Wilson tetap bertahan dan semakin mengencangkan kunciannya.
Wilson akhirnya menjatuhkan Jeka lalu memaksanya melakukan tap setelah berjuang selama 1 menit 49 detik di ronde pertama.
Torehan ini mencatat kemenangan Wilson sebanyak 19 kali triangle armbar, 9 draw dan 0 kalah dalam sejarah UFC.
Sementara itu, bagi Jeka ini menjadi kekalahan pertamanya setelah mengoleksi 14 kali rekor kemenangan dan tiga (3) kali draw.
Walau kalah dari Wilson, Jeka sendiri masih akan berlaga di UFC. Jebolan ONE Pride MMA ini dikontrak UFC untuk lima pertandingan. Itu artinya Jeka masih akan bermain tiga kali lagi sebelum kontraknya berakhir.
Jeka dikontrak UFC pasca berjuang melalui Road to UFC yang digelar di Singapura hingga Dubai. Di laga final Jeka kalah, tapi UFC memutuskan tetap memberikan kontrak kepadanya.
Melansir laman resmi Ultimate Fighting Championship atau disingkat UFC, kompetisi ini adalah organisasi seni bela diri campuran (MMA) terbesar di dunia.
UFC menampilkan serta mempertontonkan petarung internasional terbaik yang menggunakan berbagai gaya dan disiplin seni bela diri.
Pertarungan standar UFC terdiri dari tiga ronde berdurasi lima menit. Namun, pertarungan perebutan gelar diperpanjang menjadi lima ronde berdurasi lima menit.
Seorang wasit dalam kompetisi UFC dapat menghentikan pertarungan jika seorang petarung melakukan tap out karena melakukan submission.
Submission adalah kondisi ketika seorang petarung tersingkir, atau ketika seorang petarung tidak lagi dapat membela dirinya dengan cerdas.
Di UFC, tiga orang juri akan mengevaluasi setiap pertarungan dari sudut pandang berbeda di atas ring dan menilai setiap petarung hingga sepuluh poin per ronde.
Sekurang-kurangnya, seorang petarung harus mendapatkan sepuluh poin dan lawannya harus mendapatkan kurang dari sepuluh untuk memenangkan ronde tersebut.
Para juri bertugas mengevaluasi kinerja petarung dengan perhatian khusus pada bidang-bidang berikut: bergulat, pertahanan, menyerang dan penguasaan ring/area pertarungan, agresivitas.
Tak hanya itu, juri juga mempertimbangkan dimana sebagian besar pertarungan berlangsung. Jika para petarung menghabiskan sebagian besar waktunya di lantai ring, teknik bergulat akan lebih berbobot.
Sementara itu, jika kedua petarung tetap bertahan sepanjang ronde, kuantitas dan kualitas serangan akan menjadi prioritas yang lebih tinggi.
Editor: Gregorius Agung