Buntut Saling Serang Israel-Hizbullah, Satu Pejabat Lebanon Tewas

Israel menyerang situs militer Hizbullah di Lebanon Selatan pada Senin (11/12/2023). (Foto: iStock)

PARBOABOA, Jakarta – Belum usai dengan Palestina, kini Israel kembali menjadi sorotan Internasional usai menyerang situs militer Hizbullah di Lebanon Selatan pada Senin (11/12/2023) lalu.

Serangan tersebut menyebabkan seorang pejabat lokal asal Taybeh yang bernama Hussein Mansour tewas. 

Berdasarkan laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), tembakan artileri yang ditujukan ke rumah Mansour tidak meledak, namun justru mengenai pejabat tersebut dan mengakibatkan kematian.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim bahwa serangan ini merupakan respons terhadap peluncuran roket dari Lebanon yang menyerang beberapa pos militer Israel di daerah perbatasan pada Minggu (10/12/2023). 

Menurut pihak militer Israel, dua tentara mereka mengalami luka-luka, sementara beberapa lainnya mengalami luka ringan.

Konflik saling serang antara keduanya semakin memanas setelah lebih dari dua bulan pasukan Zionis melakukan agresi di Palestina sejak 7 Oktober lalu. 

Hizbullah juga turut menggempur wilayah Israel untuk membantu Hamas, tetapi pasukan Zionis membalas dengan serangan besar-besaran.

Serangan terbaru dari Israel juga menyebabkan satu tentara Lebanon tewas.

Meskipun Israel meminta maaf dan menyebut bahwa target mereka bukanlah tentara Lebanon, Lebanon tetap berencana untuk mengadukan serangan tersebut ke Dewan Keamanan PBB.

Sejak serangan Israel pada akhir Oktober lalu, sudah tercatat 120 orang warga Lebanon yang tewas, mayoritas di antaranya adalah milisi Hizbullah. 

Namun, 17 warga sipil juga tewas akibat serangan Israel ke Lebanon dalam periode yang sama.

Netanyahu Ancam Hizbullah

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya telah memperingatkan Hizbullah agar tidak memulai perang Lebanon ketiga dengan Israel. 

Ancaman ini muncul setelah sekutu Hamas tersebut melancarkan serangan rudal yang menewaskan seorang pria Israel berusia 60 tahun di Israel utara pada Kamis (2/11/2023).

Netanyahu mengancam bahwa jika Hizbullah memilih untuk menyerang Israel, maka Israel akan mengubah Ibu Kota Lebanon, Beirut, dan Lebanon Selatan seperti yang terjadi di Gaza dan Khan Younis. 

Ancaman ini disampaikan pada Jumat (8/12/2023) ketika Netanyahu melakukan kunjungan ke Markas Komando Utara IDF bersama dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Kepala Staf IDF Letjen. Herzi Halevi, dan Kepala Sektor Mayjen Ori Gordin.

Awal Mula Konflik Israel-Hizbullah

Awal mula konflik antara Israel dan Hizbullah, disebabkan karena invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982, yang bertujuan untuk mengusir Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dari wilayah perbatasan. 

Hizbullah, yang didukung oleh Iran, muncul sebagai kelompok perlawanan terhadap pendudukan Israel di Lebanon.

Lalu, konflik diantara keduanya kian memanas pada 2006 yang disebabkan karena milisi Hizbullah melancarkan serangan lintas perbatasn dan menewaskan delapan tentara Israel.

Israel lalu merespon dengan mengebom sarang Hizbullah di Selatan dan pinggiran selatan Beirut, sementara Hizbullah menembakkan sekitar 4.000 roket ke Israel.

Akibat serangan tersebut, lebih dari 1.125 warga Libanon, 119 tentara Israel dan 45 warga Israel tewas dalam konflik yang berlangsung 34 hari tersebut.

Peperangan antar keduanya terus berlanjut dari tahun ke tahun, terlebih ketika Israel terus melancarkan serangan ke Palestina.

Editor: Atikah Nurul Ummah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS