PARBOABOA, Medan – Amerika Serikat (AS) meyakini Iran akan menyerang Israel dalam waktu secepatnya sebagai balasan kematian Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas.
Dilansir dari laman Axios, Senin (05/08/2024), Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken menyampaikan dugaan tersebut ke negara kelompok 7 (G7), pada hari Minggu (04/08/2024) waktu setempat.
“Serangan Iran dan Hizbullah kepada Israel bisa dimulai paling cepat pada hari Senin (05/08/2024),” ucapnya.
Dalam video tersebut, Anthony Blinken mengatakan bahwa AS yakin serangan Iran tidak bisa dihindari setelah pemimpin tinggi Hizbullah tewas di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran.
Namun, Anthony Blinken tidak yakin serangan dan skala seperti apa yang akan dilakukan oleh Iran.
Anthony Blinken lalu mengatakan bahwa mereka perlu melakukan tekanan diplomatik ke Iran dan mencegah dampak serangan sekecil mungkin.
Iran dan proksinya mengancam akan menghukum Israel yang dituduh menjadi dalang atas kematian pemimpin kedua kelompok itu.
Sementara itu, warga Israel tegang setelah Iran dan proksinya menyatakan sumpah akan menghujani rudal ke wilayah itu sebagai balasan atas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli lalu.
Dikutip dari video Middle East Eye, beberapa warga Israel mengungkapkan ketakutan mereka. Warga Israel yang bernama Shahar Binyamini mengaku sempat membatalkan liburannya ke pantai setelah mengetahui pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas.
“Saya merasa sedikit takut. Apa yang membuat saya tertekan adalah reaksi Hamas dan Hizbullah,” ujarnya dalam video tersebut.
Warga Israel lainnya, Yael Sendler menilai kematian Ismail Haniyeh berpotensi menimbulkan perang yang lebih luas.
“Saya merasa campur aduk. Kita berada dalam perang yang sangat intens di dua perbatasan,” tutur Yael Sendler.
Yael Sendler mengaku tidak terkejut jika Iran atau Hizbullah menyerang Israel hingga mencapai Tel Aviv. Biasanya, milisi di Lebanon selatan itu menargetkan wilayah utara Israel.
Di sisi lain, pakar politik Israel yang berbasis di Tel Aviv, Ori Goldberg tidak membantah adanya ketegangan yang menguat di tengah penduduk negaranya.
“Masyarakat memang tegang, jumlah orang di jalan-jalan berkurang. Ada rasa kecemasan secara umum, tetapi tidak separah pada bulan Oktober ketika orang-orang meyakini Hizbullah akan menyerbu dari utara,” tutur Ori Goldberg.
Sebelumnya, pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh tewas di wisma kenegaraan di Teheran Iran pada 31 Juli lalu. Ismail Haniyeh datang ke negara itu untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Hasil penyelidikan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengungkapkan Ismail Haniyeh tewas disebabkan serangan proyektil jarak pendek yang berisi hulu ledak sekitar 7 k dari luar tempat ia menginap.
New York Times merilis laporan yang menyebut Ismail Haniyeh tewas karena bom. Bom tersebut menurut laporan New York Times telah ditanam di dekat kediaman Ismail Haniyeh dua bulan sebelum insiden pembunuhan.
Para pengamat meyakini kematian Ismail Haniyeh akan memicu serangan baru dari Iran atau proksi mereka ke Israel.
Tewasnya Ismail Haniyeh ini juga diperkirakan akan mempersulit gencatan senjata yang sedang diupayakan untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza. Haniyeh merupakan salah satu delegasi dari pihak Hamas dalam negosiasi gencatan senjata tersebut.